Pages

Minggu, 14 Februari 2010

Bukan Orang Tuaku



     Ini kejadian kemarin, saat aku disuruh menjadi MC di acara Launching SMC (Sanggar Menulis Cahaya). Awalnya aku merasa gugup karena aku tak biasa tampil di depan umum dengan keadaan seformal ini. Bukan gue bangetlah! Harus bicara hati-hati, berusaha sesopan mungkin tapi di tuntut menarik. Susah je! 
     Di awal-awal aku grogi abis, sampai menyebut nama bu afi aja sampai lupa. Memalukan. Tapi harus tetap tenang dan menguasai diri. Sebenarnya bukan di bagian ini yang ingin kuceritakan. Namun, waktu orang tua murid mulai berkenalan. Mereka mengusulkan sendiri ingin saling berkenalan. Bilangnya sih, iri sama anak-anaknya yang ada di kelas sebelah.
     Mulailah mereka memperkenalkan diri. Mengenalkan namanya, mengenalkan nama anaknya, dst. Nah, saat bercerita itulah yang membuatku terharu dan salut. Mereka bercerita panjang lebar tentang anaknya. Bagaimana mereka selama ini tau bakat anaknya yang suka menulis. Ada yang bilang kalau anaknya selalu memberikan sebuah puisi saat hari ibu. Ada yang setiap hari. Ada yang malah tidak tau sama sekali kalau anaknya suka menulis. Hem, letak istimewanya menurutku adalah bagaimana mereka bercerita. Tulus. Seolah anaknya pahlawannya. Dalam setiap cerita mereka tersirat sebuah makna yang indah dan tak bersyarat. Kalau aku mengatakan, “ Apapun  kulakukan buat kebahagian anakku”. Terharu banget.
      Ada orang tua yang sudah sepuh, tapi tetap semangat datang. Ketika beliau bercerita, aku sempat merinding. Mengingatkanku akan orang tuaku. Akan perjuangan mereka. Satu lagi yang menginspirasiku adalah saat seorang kepala sekolah bercerita tentang muridnya yang beliau wakilkan. Muridnya itu hanya seorang anak pengulung. Tapi orang tuanya berusaha agar anaknya tetap bisa mengikuti sanggar ini. Di balik semua keterbatasan. Membuncah sebuah perjuangan yang teguh. Walau bukan orang tuaku, tapi aku bisa merasakan semua itu.
       Rasanya kalau membicarakan orang tua memang tak akan ada habisnya. Kita yang akan lelah sendiri saat bercerita. Bahkan untuk bercerita satu saja sisi baik dari mereka, butuh untaian yang panjang. Kasih mereka memang sepanjang masa. Hanya memberi tak pernah berharap kembali. Kita kadang melupakan mereka, mudah sekali. Padahal bukan sesuatu yang besar yang meraka inginkan. Sesuatu yang kecil saja sudah membahagiakan mereka. Bahkan lupakah kita? Sebenarnya perjuangan yang mereka lakukan hanya untuk kebahagian kita. Ah sudahlah semua tentang mereka memang selalu menarik!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar