Pages

Rabu, 23 Desember 2009

Burjo


Warung kecil itu di kerubungi oleh banyak pembeli yang kebanyakan dari meraka adalah mahasiswa. Entah hanya sekedar nongkrong atau memang mau makan di sana. Warung kecil itu bernama Burjo karena memang bubur kacang ijo menjadi menu utama dari warung ini. Burjo sebenarnya berasal dari daerah kuningan. Maka tak heran penjualnya rata-rata menggunakan bahasa sunda. Seiring perkembangan waktu, burjo mewabah seperti jamur di Jogja. Menjadikannya warung paling mudah ditemukan. Bahkan jarak antara burjo satu dengan yang lain hanya beberapa meter saja. sangat dekat.
Burjo memang menjadi slide lain bagi jogja. Walau sebenarnya burjo bukan bersal dari jogja, tapi burjo mengejewantah menjadi idola bagi masyarakat jogja, khususnya mahasiswa. Harga yang begitu sesuai dengan kantong saku mahasiswa mungkin menjadi salah satu faktor utama. Selain itu karena burjo buka dua puluh jam non stop, yang membuat mahasiswa menjadikan tempat pelarian ketika sewaktu-waktu perut keroncongan.
Selain burjo sebgai menu utama, berbagi macam gorengan, minuman dan makanan menjadi menu yang di suguhan lain yang di jajakan oleh Burjo. Hal yang menarik adalah burjo sering ramai oleh mahasiswa yang memanfaatkan failitas TV yang tersedia di burjo. Seringnya digunakan untuk nonton bareng bola. Maklumlah mahasiswa kebanyakan adalah kaum perantau yang hidupnya pas-pasan. Jadi hanya sediki mahasiswa yang memilki TV di kos-kosannya.
Burjo menjamur dengan begitu cepat. Membuat persaingan antara burjo dengan warung jenis lain juga begitu kuat. Bahkan persaingan antara warung burjo dengan warung burjo yang lain juga bisa dikatakan begitu ketat. Berbagai macam inovasi dirancang untuk menjadi modal bersaing. Wifi misalnya, beberapa burjo berani menyediakan fasilitas ini, karena mereka tau mahasiswa memang membutuhkan akses internet buat mengerjakan tugas kuliah atau hanya untuk membuka situs jejaring yang sednag marak saat ini. Atau dekorasi yang di buat seunik dan inovatif mungkin juga menjadi cara agar mereka memliki nilai kreatif tersendiri dibanding dengan burjo yang lain. Membuat varisai makanan dan memberikan harga yang murah menjadi cara lain yang dilakukan untuk memdongkrak popularitas Burjo tersebut.
Terlepas dari itu semua, sekarang burjo memang telah berhasil merebut hati para mahasiswa. Burjo akan terus menebarkan spora-sporanya yang akan membuatnya akan terus berkembang. Dan akan terus menyediakan makanan murah yang bisa didapatkan mahasiswa dengan mudah, kapan pun dan dimana pun.

Kamis, 17 Desember 2009

KYAI LANGGENG BIAR LANGGENG



Setelah melalui pembicaraan panjang kali lebar. Akhirnya didapatkan hasil yang luas.
“Liqo akan pergi ke Tawang Mangu pada tangga 22 November 2009”. Pembicaraan tentang persiapan mulai di lakukan. Kita mebahas mau ngapain, apa yang perlu di bawa, transportasi, konsumsi, sampai pada tahap pemaknaan rihlah ini.
Beres dengan itu semua, persiapan dinyatakan finish.
Aku sich menjadi anggota liqo’ yang merasa paling pasif. Sedikit memberikan usul. Lebih sering nurut aja dengan usul dan hasil kesepakatan. Bukan tanpa alasan sebenarnya. Minggu itu memang minggu leelah untukku. Otakku sudah terlalu lelah untuk dipacu.
Kita berlanjut H-1,
( pak dokter), sms yang intinya tentang “ saya gak boleh keluar jauh, jadi please yang deket-deket aja rihlahnya”. Aku tertawa satire membaca sms itu. Klasikal, teringat dengan orang tuaku di zaman dulu. Susah sekali memberi kepercayaan pada anak untuk memilih pilihannya sendiri. MANDIRI.
Waktu di tanya Rez mau usul kemana. Otakku tak mampu merangsang dengan baik. Aku sudah berfikir tempat alternatif yang tepat. Tapi otakku benar-benar menolak di ajak kompromi. Akhirnya ya lagi-lagi, sami’ na wa tokhna.
H-1, jam 21.00
Dapat sms dari Rez “ Tempat di Kyai Lnggeng. Bla…bla…bla”. Cuma bisa berkomentar
“ Aku udah pernaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah”.
Hari H datang juga,( Gak bisa tidur semalaman. Mikir kayak apa ya besok. Seru apa jadi jayus ya rihlahnya???)
Aku berangkat menuju tempat Rez kira jam 08.30. sebelumnya ke kampus dulu untuk ngambil kamera digital milik teman. Tolol bin oon, aku tuch gak tau kalau gerbang belakang pertanian itu di buka. Alhasil aku lewat peternakan-UNY-merasakan kemacetan sunmor-dan akhirnya ke pertanian. Uring- uringan. Please dech naik motor dengan kecepatan 10 KM/ jam? Salah satu hal yang paling aku benci. Setengah mati. Mendekati membunuhku malahan.
Perjalan berlanjut, sampai disana menjadi mutarabbi paling akhir( TELAT???forever dech).
Saat kami siap dengan formasi motor yang telah di atur. Awalnya hujan turun rintik-rintik. Lama-lama hujannnya rontok. Byuuuuurrrrrrr. Mantel tak terlalu melindungi kami. Air hujan berhasil lolos untuk membasahi bagian tubuh kami.
Hujan berakhir di magelang. Di sana blas gak ujan. Semua merasa males berhenti untuk melepas mantel. Jadi yah, kami tetep memakai mantel walau cuacanya cerah bin benderang.
Sampai di Kyai langgeng…
Hore…akhirnya sampai juga.hihihi, tertawa puas.
penyakit HERI ku kumat. Dunia serasa menjadi milikku sendiri. Temen-temen dan Rez serasa Cuma jadi orang ngontrak.
Masak aku dikira anak SMA to…ih, walau aku tau aku memang selalu muda sich (hahaha).
Muter – muter gak jelas dulu. Tempat parkir-loket karcing- berhenti di jembatan- rolling coster. Heran mosok semua merasa rolling coster nya menakutkan. Dee malah bilang mual. kalau untukku, rolling coster nya masih buat pemula. Butuh sesuatu yang lebih ekstrim lagi. Lebih dan lebih. Untuk membautku takut.
Rute berikutanya. MINI ZOO-panggung- sungai-perpustakaan- dan yang terakhir di gubug.
Acara inti…
Ternyata pas baru duduk, adzan langsung berkumandang. Pending dulu. Sholatnya bergantian.
Setelah semua selesai, acara inti dimulai.
Di awali dengan acara games. Mulai dari games jayus sampai gak bermutu di keluarkan semua. Capek dengan games gak jelas itu. Sang MTO( Awn) mulai acara serius. Lebih tepatnya acara yang di paksakan serius. Aku lupa dia menamakan apa? Whatever lah.
Sialnya dia menunjukku sebagai orang pertama yang harus bercerita tentang diriku( Awas ya!!!). Aku bingung mau bercerita apa. Akhirnya cuma menjawab pertanyaan amburadul temen-temen. Aku gak seterbuka temen-temen. sepertinya.
Setelah aku-aw-dee-pak dokter-CMKS. Yang terakhir dan yang paling panjang Rez. jadi banyak tau tentang Rezku. Tentang dirinya, keluarganya, masa lalunya. Jujur, masih merasa hanya membahas masa lalu. Belum membahas masa sekarang dan masa depan. Sedikit normatif pula. Tapi mungkin ada waktu lain yang lebih tepat. Acara ini di akhiri dengan foto bersama.
Suasana sudah mulai sepi dan adzan ashar juga sudah mengalun. Saatnya kami pulang.
Mendengar kata perpisahan, berpisah, pisah selalu membuat emosi ku terkoyak. Selalu takut mengahadapi hal menakutkan itu.
Kyai langgeng jam 16.00
Dengan formasi yang sama, kami naik motor dengan begajulan. 80-90 KM/ JAM je.
Berpisah…
Sesampainya dirumah…
Kamera digital harus dikembalikan pagi-pagi buta karena mau di pakai. Jadi baru malamnya bisa melihat hasil foto-fotonya.
Juara 1 paling narsis: CMKS
Juara 2: Dee
Juara 3: aku dan Aw
Juara harapan 1: Pak Dokter(soalnya gayanya selalu sama, tak pernah senyum pas difoto, kesannya jadi galak. Sok cool banget je. hehehe)
Juara harapan 2: Rez(mungkin beliau harus jaiz-jaga IZZAh- didepan kami).
Selesai…

Nambah dikit lagi ding,
Pas habis nulis tugas di FLP. Aku coba buka foto-fotonya di laptopku ditemani instrumennya lagu I belive-ost My sassy girls-. Sungguh membuatku merasa foto itu bercerita kepadaku. Kalau ini menjadi perjalan yang cukup istimewa.
Di rumahku di temani ponakanu yang
hobbynya nangis pas ngeliat aku.
Sabtu, 28 Nov 2009 06.33 Wib.

Minggu, 13 Desember 2009

Peran di Balik Layar


Mikata ga iru to
Kanjita toki ni
Daremo ga kawaru
Tsuyoku naru naru kara
Karena saat aku merasa ada kawan
Semuanya berubah dan menjad tegar
( Tactics ED by Miki Akiyama)
Awalnya kupikir menjadi editor itu akan membuatku merasa penting. Tak salah memang, tapi juga tak sepenuhnya benar. Banyak hal yang berat yang harus menjadi konsekuensi sebagai editor. Walau begitu menjadi editor masih menjadi profesi yang kusuka.
Aku terpilih menjadi editor pada buku ini, sebenarnya bukan karena alasan yang cukup membuatku bangga. Bukan karena aku adalah penulis dengan banyak karya. Bukan pula karena aku adalah lulusan dari jurusan yang cocok dengan profesi editor. Tapi tak lebih alasanya hanya karena aku adalah anggota FLP. Sebuah organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia. Sepele. Namun aku tak terlalu memperdulikannya. Bagiku posisi editor adalah tawaran menarik. Tawaran yang selama ini kuimpikan. Meski bukan sebagai editor professional. Ah, aku sudah sangat merasa cukup.
Kalau sebagai penulis masalah-masalah yang akan mengganggu kita adalah masalah intern. Berbeda halnya dengan menjadi editor, masalah – masalah yang muncul adalah karena masalah eksternal. Sebut saja anggota yang tak kunjung mengirimkan karya. Susah sekali untuk memotivasi untuk mereka agar menulis. Setidaknya mau memulai menulis. Ada saja alasan mereka, sibuk inilah, sibuk itulah, ada acara inilah, ada acara itulah. Pokoknya alasannya bhineka tunggal ika. Beraneka ragam tapi tetap satu jua yaitu gak mau menulis.
Hal itu menjadi tantanganku sebagai editor. Butuh ketelatenan, sabar dan semangat. Alhasil mendekati dealine, aku harus rajin menghubungi mereka. Sekedar menanyakan sejauh mana menulis atau sudah tahap marah-marah karena hanya termakan janji-janji dari anggota kalau mau mengumpulkan. Padahal tak ada satupun karya yang terkumpul. Ok, belajar untuk sabar. Ujian awal.
Selain masalah eksternal, masalah internal juga menjadi masalah yang juga membingungkan untuk diselesaikan. Mulai dari malas untuk mengoreksi berlembar-lembar halaman. Karena dituntut harus mengamati kata demi kata dengan sangat jeli. Tak boleh teledor. Tanda baca yang kecil-kecil juga kadang menyulitkan, karena sering luput dari pengamatan. Manahan emosi ketika tau kalau 1 karya dibuat dengan bahasa SMS mutlak. Walah jadi banyak banget yang harus di edit, hampir semua malahan yang harus diedit. Seenaknya menulis hanya huruf konsunan aja. Aduh, mata ini terasa pedas. Namun tuntutan yang paling besar, sebenarnya adalah tuntutan untuk belajar menjadi seorang editor. Bagaimana harus paham di luar kepala tentang penggunaan EYD yang benar. Bagaimana memahami alur logika dari penulis yang terkadang susah untuk dimengerti. Atau bagaimana merubah tulisan tapi tak membuatnya kehilangan esensi yang disampaikan penulisa. Berat.
Saat mendekati proses percetekan menjadi hari-hari berat bagiku sebagai editor. Tulisan masih banyak yang baru dikirim. Janji di obral terus. Semakin rajin dituntut untuk sms semua anggota agar segera mengumpulkan tulisan. Menjadikan aku rajin di depan laptop hingga berjam-jam. Wuih, mata ini rasanya sudah sangat jenuh. Aktif mengechek email, hampir setiap jam berselang mungkin. Menunda berbagi tugas kuliah dan tugas organisasi. Harus dengan sabar menaggapi berbagi pertanyaan dari anggota. Menahan emosi ketika sudah diteror oleh panitia agar segera menyelesaikan buku ini biar segera diterbitkan. Menjemukan.
Tak berimbang kalau sedari tadi aku hanya mengeluh. Menjadi editor ternyata mengajarkanku banyak hal. Mengajarkanku tentang profesionalisme. Membuat aku belajar makna disiplin. Memahamkan aku banyak kisah yang selama ini tak pernah kudengar sebelumnya. Semua kuanggap menjadi suatu bagian yang menyenangkan. Pastinya merasakan sejenak menjadi editor. Jadi keranjingan juga. Tapi belum ada wadah lagi sepertinya. Dan harus kembali lagi menjadi seorang penulis. Semangat menulis.
Kejadian yang akan ku kenang adalah saat tulisan sudah harus diformat dengan rapi dan besok proses editing harus selesai. Karena besok akan diproses ke tahap berikutnta. Tahap penyuntingan bahasa.
Sebagai editor aku merasa sudah mengerjakan tugas dengan cukup rajin. Selama seminggu bersemedi, mencari ketenangan di Perpustakaan pusat UGM untuk mengedit semua karya yang sudah terkumpul. Tapi karena yang kumpul berangsur-angsur, tidak secara serempak. Maka terpaksa baru bisa di koreksi secara penuh saat hari H-1. Dengan jumlah karya sebanyak 33 karya dan 130 halaman. Alhasil selama sehari penuh berada di depan laptop. Lembur. Bener-bener mati- matian buat mengerjakan ini.
H-1 kebetulan bertepatan dengan diselenggarakannya TK 3 KMMP. Jujur, sebenarnya sama sekali tak punya niatan untuk ikut. Tapi, kesalahan konyol terjadi. Sebelum hasil editanku di save. Aku dengan gegabahnya mencabut secara paksa flasdisku dari laptop. Alamak, data tak tersimpan. Raib begitu saja. perjuanganku sejauh ini musnah. ah, tidak.
Tapi saat itu bener-bener tak ingin menjadi sosok yang cemen. Merasa yakin bisa mengulanginya lagi dari awal. Menganggap ini bukan masalah tapi tantangan. Karena harus mengumpulkan semangat-semangat yang sudah roboh. Aku memutuskan untuk rehat sejenak mengatasi kejenuhan. Ku pustuskan ikut TK 3 KMMP. Terpaksa juga sih.
Singkatnya setelah ditelantarkan panitia karena baru datang malam buat ke acara. Aku sampai ditempat acara pas malam hari, sesi istirahat. Tepat banget. Yang lain tidur aku lembur mengerjakan ini ( Sebelumnya membeli kopi buat senjata mengatasi kantuk dan sedikit sugesti ”JANGAN TIDUR!” -dengan nada suara mirip Rommy Rafael-).
Wuis keren banget. Yang biasanya jam 9 malam adalah waktu untuk bobok malam. Saat itu sama sekali tak memejamkan mata. Gak mengantuk sama sekali. Tekad ditambah sugesti. jadi obat yang cukup manjur ternyata.
Nah, pas malam-malamnya sendirian di masjid dengan duduk bersila. Lampu masjid dimatikan oleh panitia. Merasa sama sekali tak di hargai. Padahal sebenarnya sudah mendapatkan konpensasi terhadap acara ini dari mas’ul. Tapi hati lagi tak terlalu tertarik untuk mendebat. Merasa harus menghargai para panitia TK 3 karena mereka pasti juga kelelahan untuk menyiapkan acaranya agar berjalan dengan lancar. Sama-sama menghormati. Walau harus meraba-raba key pad karena tak terlihat atau menggunakan HP sebagai alat bantu penerangan. Cukup, ini bukan halangan. Sama sekali bukan.
Awalnya merasa semua berjalan normal. Eh pas malam semakin larut, semakin larut dan paling larut. Suasana mistik jadi membingkai kerja lemburku. Mulai suara cicak, suara dua burung hantu di tempat yang terpisah, mereka mengeluarkan bunyi yang saling bersahutan, sampai suara anjing mengonggong. Serem. Tapi gak pakai merinding. Biasa aja tuh.
Suasana semakin tak beres aja. Semakin aneh, otakku sudah terhasut oleh ketakutan. Itu mensugestiku akan hal-hal yang tak wajar. Mulai merasa mendengarkan perbincangan dari kejauhan. Merasa diawasi sesosok bayangan hitam. Halah, otakku lagi tak normal aja nih. Logikanya lagi tak lancar. Takut juga sih. Sempat pengen membangunkan teman agar mau tidur di sebelahku ( maklum aku duduk berjauhan dengan teman-teman karena laptopnya cuma bisa dipasang ditempat itu). Tapi kalau aku lakukan itu, rasanya itu terlalu cemen. Kan tadi sudah berkomitmen, sedang tak ingin jadi orang cemen. Jadi, tetap fokus dan jangan hiraukan apapun yang terjadi. Semangat tak menipis. Pagi hari aku tersenyum, aku baru tau kalau masjidnya dekat dengan kuburan. Adakah hubungannya?
Besoknya masih saja ada anggota yang mengumpulkan karya. Tak apalah. Kasihan mereka pasti juga sudah susah payah untuk membuat itu. Proses editing terus berlangsung. Semangat masih tak akan padam sebelum karya ini bener-bener sudah sempurna dan sampai ditangan penyunting. Satu lagi, sebenarnya hasrat untuk menangis begitu besar. Tapi sekali lagi kukatakan aku sedang berkomitmen tak ingin jadi orang cemen. Kusimpan air mataku sampai karya ini selesai. Setelah itu pengen nangis sepuasnya. Nangis sejadi-jadinya.
By the way, Menyedihkan bagiku karena editor selama ini menjadi suatu profesi yang cukup mudah untuk dilupakan. Ketika sebuah karya dari penulis itu sudah melejit menjadi terkenal, maka editor menjadi orang yang akan segera dilupakan. Namanya sering tak disebut ketika buku itu berubah menjadi best seller. Terlupakan begitu saja. Padahal tanpa adanya editor mungkin saat ini kita tak pernah merasakan nikmatnya membaca buku-buku berkualitas digenggaman kita , seperti saat ini.
Huft, sudah saatnya kita menghargai orang-orang yang berperan dibalik layar. Yang selama ini mereka tak muncul secara langsung. Tapi mereka memberikan sebuah peranan besar. Bukan sebuah penghargaan. Cukuplah hanya sebuah pengakuan. Seperti itulah harapanku dengan buku ini. Bukan untuk dianggap berjasa. Hanya saja ingin agar buku ini menjadi sebuah suguhan yang tidak mengecewakan bagi anda yang saat ini sedang membaca. Terimakasih untuk semua yang selama ini bekerja sama dengan baik. Arigatou Gozaimasu.













Selasa, 08 Desember 2009

PDKT 2nd Day 6 Desember 2009


Bangun pagi-pagi banget, padahal tidurnya malem banget. Mana tidurnya sepereti ditampar-tampar angin. Dingin banget. La apes banget gak kebagian karpet, alhasil hanya tidur berlalaskan lantai yang dingin banget. Dekat pintu pula. Ahhhhh...tapi tidurku lumayan nyenyak juga.
Habis sholat tahajud dan sholat shubuh. Ada kegiatan olahraga ke pantai. Males benget, tapi penasaran juga pengen merasakan pantai pagi hari. Sapa tau dapat pemandangan bagus sunrise. Walah badala, sampai disana ternyata cuma dapat pemandangan pantai yang kotor dan suasana sepi yang aneh. Mau ikut gabung olahraga, rasanya mikir-mikir lah. Kuputuskan untuk pulang dan persiapan buat pelatihan nanti.
Iim sudah ngomel-ngomel gak jelas. Jadi yo harus segera siap-siap daripada dapet semburan mautnya yang bikin telinga tuli. Jurus teriakan penghancur yang berbahaya. Setelah mandi, merasa jadi orang yang lebih tampan bin rapi.
Singkat cerita jam 07.15 WIB harusnya Empatik 1 harus sudah siap. Tapiiii, pesertane gak ada yang mengisi kursi yang tersedia. Yo…yo…yo ditunggulah. Selang beberapa menit peserta ikhwan datang. Putrinya gak kunjung datang juga. Maklumlah mereka kan mandinya lama, makannya lama, pakai jilbab aja 5 jam baru kelar. Pokoke lelet banget lah-Gender banget ya??-.
Menyingkat cerita lagi-hehe-. Empatik dimulai. Aku memulai dengan sangat bagus. Yel yang kubuat begitu menggemparkan. Peserta antusias terhadap segala kegiatan pembuka yang kubuat. Pokoknya aku memang co-trainer paling yahutttt sedunia dech( gak semua yang lo denger itu benar!).
Session 1 diisi oleh mbak flo. Beliau membawakan dengan sangat menarik. Membawa peserta ke alam bawah sadarnya. Yo kayak rommy Rafael gitu dech. Belum mulai sesi menagis aja udah pada nangis. Seru. Nah, sesi yang ditunggu-tunggu adalah peserta diminta untuk menuliskan pengalaman tersedih mereka pada selembar kertas biru(warna biru melambangkan sesuatu yang sendu, katanya). Pas bagian peserta bercerita. Semua sesenggukan menahan tangis. Termasuk aku. Wes pokoke jadi forum menangis dech. Setelah menangis, suasana dirubah 100%. Peserta diminta menuliskan pengalaman paling membahagiakan selam hidup mereka pada selembar kertas kuning( katanya warna kuning melambangkan kebahagiaan). Tapi kali ini peserta tak terlalu antusias. Gak terlalu membuat suasana menjadi gembira. Session 1 selesai
Session 2 diisi oleh mas iim. Dengan gambar-gambar peserta diminta mendapatkan ide dari gambar-gambar itu. aneh, mas iim terlihat sedikit galak. Waktu yang digunakan mas iim buat menyampaikan bener-bener overtime. Ceritanya dia pengen membuat sesuatu yang kreatif. Tapi malah membuat waktunya gak efisien. Pokoke molor banget waktune.
Sesion 3diisi oleh mas ashif. Mind web. Padahal aku sudah berusaha agar waktu yang sempit yang disisakan mas iim bisa teralokasi dengan benar. Namun, tetep saja session 3 seperti kuda yang berpacu di pacuan kuda. Wus…wus...wus. ah tapi pesan lumayan tersampaikan kok. Walau aku harus kena marah dari mas ashif( mas iim tanggung jawab).
Empatik bisa dinyatakan berhasil dengan baik. Walau masih ada kekuranagan di sana-sini tapi itu jadi bagian evaluasi bersama. Yang jelas peserta mengatakan puas dengan empatik ini( yaiyalah, sapa dulu dunk co-trainernya).
Setelah empatik acara berikutnya adalah teater. Ehm…ak bingung menggambarkan suasana saat itu. pokoke nek gak ikut sendiri gak akan merasakannya. Tertipu mentah-mentah oleh acting para pemeran. Mas prima yang berakting sedang jadi ketua yang pengen mencari solusi. Mas solli vsmas haris cs. Dan 1 peran lagi-yang sebenarnya gak ikut acting-adalah mbak lillo, sok innocent banget. Aku tertipu…4 bintang untuk acting mereka semua.
Ah sudah…sudah saatnya kita berpisah. PDKT ditutup dengan foto bersama( dengan kamera yang bagus lo, belinya aja dikota kelahiranku, jepang.hehehe). ending yang megah ditutup dengan pemotretan para power ranger alias crew CWC( aku=ranger hitam, mas pam2=ranger silver, fatma=ranger pink, mas ashif=ranger merah, mas iim=ranger kuning, helmy ranger=hijau dan mia=ranger biru-sayang dia gak datang-).gayane aneh2, wes koyok artis wae. Seng motret akeh banget. CWC gitu….

Senin, 07 Desember 2009

PDKT 1th Day 5 Desember 2009


PDKT jadi suatu kegiatan yang dinanti bagi anggota FLP. Bukan hanya untuk angkatan baru, tapi angkatan tua pun menanti acara itu. Salah satunya aku. Sebenarnya dihari pertama aku ingin ikut mulai dari awal. Berangkat bersama beberapa panitia dan angkatan baru. Tapi apa daya, hari ini kebetulan aku ada responsi. Ikut agenda sejak awal menjadi suatu hal yang mustahil bagiku.
Tepat jam 15.00 WIB setelah mempersiapkan semua. Karpet, setumpuk kertas buat pelatihan empatik, dan berbagai barang lainnya. Aku berangkat bersama mas iim menuju maskam. Karena kita janjian untuk berangkat bareng denga Mas ashif, fatma dan mbak flo. janjian kumpulnya di maskam, tepat habis ashar. Tapi tepat seperti prediksiku. Aku menjadi orang pertama.
Bosan menunggu lama. Aku menjadi tak sabar lagi. Aku mencoba untuk menelpon Fatma.
“ Fatma dimana dirimu…bla…bla…” panjang, tak henti aku terus berbicara di telepon. Fatma sama sekali tak ku beri kesempatan untuk bicara. Nyrocos.
Ternyata fatma telat karena harus menunggu flo. Terus harus menjemput risma dan ngambil paggangan roti di bunda kun. Walah, terpaksa ngalah. Sedikit berempati tak terlalu merugikan.
Berdua dengan mas iim. Bisa jadi ini alamat menuju kesatu hal. Pertengkaran. Selalu begitu. Kami kan bagai kucing dan anjing atau Tom and Jerry. Selalu ada hal yang bisa diangkat menjadi bahan pertengkaran. Yah bisa ditebak, adegan gontok-gontokan jadi hiasan di saat kami menunggu yang lain yang tak kunjung datang.
Dari kejauhan fatma datang tapi dia datang hanya untuk memberikan helm yang dipinjam Mas Iim. Setelah itu cuma bilang harus menjemput flo kemudian mengambil panggangan roti. OK lah, Kami siap menunggu lagi. Gantian dari kejauhan Mas Ashif datang bersama Mas Hasan. Tak perlu berpikir panjang Mas Iim menginstropeksikan agar Mas Ashif pulang dan mengambil motor buat dipinjem karena kita kekurangan motor untuk berangkat. Mas Ashif dan Fatma cabut. Kami menunggu lagi.
Satu persatu datang, Flo datang dengan risma yang sebelumnya dijemput di MIPA selatan. Kemudian Mas Ashif bersama Mas Hasan datang dengan motor terpisah. Yang terkhir dan paling menyenangkan adalah fatma datang. Berarti kita siap berangkat dan menunggu dianggap berakhir. Alhamdulillah, sudah hampir leleh menunggu nih.
Sampai disana, acaranya sedang teater. Ketinggalan banyak. Tapi aku sudah tak terlalu tertarik menikmatinya. Kuputuskan ke pantai bersama Mas Iim, atas ajakannya juga. Di pantai rasanya apa yang sejak diperjalan kupendam kulampiaskan semuanya di pantai. Aku berusaha agar semua plong. Mas Iim juga melakukan itu. Bernyanyi tak jelas dan tak karuan. Kami menutupnya dengan duet maut lagu Awan dan Ombak. Aku sebagai Yana Yulio dan Mas Iim sebagai Agnes Monica.
Kembali ke asrama langsung Sholat Magrib. Acara demi acara terus belangsung. Tapi aku merasa bosan entah kenapa, aku tak paham. Yang jelas semua tak terlalu menarik perhatianku. Istana Impian yang biasanya menjadi acara yang menarik, malam itu juga jadi tak menarik bagiku. Terasa garing. Gak da gregetnya. Apalagi peserta ikhwannya cuma 7 orang. Dikit baget. Membuat suasana semakin sepi. Hari pertama ku lalui begitu saja. Tak ada yang terlalu istimewa. Semua berakhir begitu saja kubawa tidur. Melelahkan.

Jumat, 04 Desember 2009

Kutunggu yang tak pasti


Masih menunggu di stasiun
Menunggu sesuatu yang tak pasti
Lama
Detik berganti menit
Menit pun berlalu
Sekarang jam yang menggantikan menit
Yang kutunggu tak kunjung datang
Lelah
Kecewa
Lalu apa?
Apakah aku akan menyalahkan keadaan?
Atau menyalahkan diri sendiri?
Ingin rasanya bangkit
Menghubunginya
Ah tidak…terlalu gengsi untukku
Aku ingin dia yang menghubungiku
Aku hanya ingin mengujinya
Seberapa dia membutuhkan aku
Aku hanya ingin tau
Seberapa dia mengaharapkan aku
Aku hanya berharap
Dia datang membujukku pulang
Dia datang untuk mengatakan bahwa
Apa yang kupikirkan salah
Biarlah aku menunggu sebentar lagi…
Masih terlalu besar dihatiku
Ini sepertinya kereta terakhir
Di malam ini
Aku melihat
Ratusan orang mulai keluar gerbong
Satu, dua, tiga….
Seratus…..
Seratus satu…
Orang terkhir pun keluar
Ternyata juga bukan kamu
Sekarang memang aku harus bangkit
Bukan untuk menghubungimu
Tapi untuk pergi
Melupakanmu
Memulai sesuatu yang baru
Bersama orang lain
Yang mungkin akan jauh lebih baik darimu
Meniggalkanmu sebagai kenangan
Terimakasih untuk masa lalu darimu
Indah…
Walau sekarang itu hanya masa lalu

Perjalanan asoi geboi


Awalnya…
Pagi-pagi tanpa jadwal atau di agendakan sebelumnya, mas iim disuruh kakaknya ngambil laptop di magelang. Aku,,,yah, seperti biasanya jadi tumbal untuk menemaninya-tertawa sinis-.
Kuliahku kosong jadi berangkat lebih pagi. Wes gak bas-basi langsung cabut.
Berangkat…
Naik motor itu adalah saat yang tepat untuk konser. Teriak-teriak di jalan tak akan terlalu memalukan karena suara terhalang oleh udara yang ada disekitar. Al hasil karaoke, lebih tepatnya duet maut aku dan mas iim langsung jadi heboh( sudah susah dibedakan antara menyanyi dengan teriak-teriak di hutan. Tapi suara kami indah lo. Lumayan kalo jadi Divo di bus2).
Sampai di sana jam 09.30. gila perjalan yang kami tempuh jogja-magelang terlampaui cuma satu jama. Bagaima tidak, la kita naik dengan kecepatan 100 KM/ jAm. Yang bikin emosi adalah helm yang tak gunakan adalah helm yang keadaanya 60% gak layak pakai. Kecepatan seperti itu membuatku tercekek. Angin yang bertiup wus-wus menarik helmku kebelakang. Tali helm jadi alat gantung diri terbaik menurutku. Gak bias nafas( lebay banget, tapi emang ngono e’).
Sampai dirumah kakak mas iim…
Disambut dengan cukup meriah oleh kakaknya mas iim. Basa-basi, ngobrol ngalor-ngidol(red. Utara-selatan), dan tentunya perkenalan( mosok aku dikenalkan sebgai teman seangkatan, please fitnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah).
Urusan beres, cabut secepat mungkin buat ngejar sholat jum’at. Setelah sebelumnya makan dengan sayur bayam, ayam, tempe, dan tahu. Yuuumi makan gratis….
Rasanya garing perjalanan ini kalau langsung pulang. Di putuskan sebelum pulang kita akan jalan2 ke banyak angkrem( atas rekomendasi kakaknya mas iim). Mantep dengan keputusan, kita langsung menuju kesana. Tapi ternyata jalan yang ditempuh ki sulitnya pangkat 200. Jalan yang penuh tikungan, gak ada penanda arah, jalan lumutan-licin banget-, jalan yang macadam. Bahkan pas sudah satu arah, jalannya menikung bin menanjak dengan jalan bagian tengah masih tanah-bolong tengahe koyok sundel bolong-. Wes pokoke ekstrim banget. Atuuuuuttt. Akhirnya nyerah dan pulang aja.
Magelang-jogja again…
Mboh karena oon atau karana kecerdasan yang sudah berkurang dimakan usia. Mosok kita pulang lewat jalan gunung. Yang secara otomatis jadi lebih jauuuh(peristiwa kecekek helm masih berlangsung di perjalan pulang ini…lebih parah malah).
Wes adzan sholat jumatan dulu…
Takdir memutuskan kami sholat di masjid kampoeng. Pedalaman. Masjid yang aneh banget. Mosok, sholat rowatib-qobliyah- di khomati. Terus jamaah sholat bareng( tak piker sholat jumatan lo). Habis itu baru di adzani sholat jumat. Eh habis jumatan dikhomati maneh buat sholat rowatib-baqdiyah-. Aku melongo…gak perlu piker panjang. Ayo cepet cabut dari masjid ini. Sebelum semakin aneh lagi, lagi dan lagi.
Sampai muntilan…
Beli oleh-oleh dulu je. Beli salak. Gak tanggung2 10 KG( sok2an tenan)!!! Akhirnya bebanku bertambah selain merasakan cekekan maut dari helmku aku juga harus mangku 10 kg salak. Tapi nyanyi tak akan berhenti hanya karena hal itu. Lanjuuuut terusssssssssssss
Sampai Rumcay….
Langsung tepar tapi perjalanan yang cukup menariklah.

Rabu, 02 Desember 2009

JALAN PEJUANG PENA-PUISI


Ketika kakiku tak mampu lagi melangkah
Mataku tak sanggup lagi melihat
Telingaku tak mungkin lagi mendengar
Lisanku tak dapat lagi mendengar

Tapi, asalkan tanganku bisa digerakkan
Akan ku hasilkan karya yang agung
Akan Ku bangun Peradaban Khilafah
Akan Ku lahirkan pejuang-pejunag tangguh

Walau hanya bersenjata pena
Walau hanya bermodal tinta dan kertas

Karena aku yakin telah terbangun
Sebuah rumah di surga
Dengan kokoh dan indah
Yang menunggu untuk dihuni

Karena ini jalan pejuang pena
Yang panjang dan berliku

JALAN PEJUANG PENA



Tetapi kata dapat mengubah jiwa
dan sesungguhnya, pada jiwa berubah
terletak pada perubahan yang niscaya
bagi dunia dan kehidupan.
-M.Fauzil Adhim, inspiring words for writers-


Menulis sebenarnya sudah diajarkan pada kita sejak kita masih ingusan dan bermain sambil belajar di TK atau di Play Group-bagi yang mengenyam-. Tapi, apakah sedewasa ini kita sudah bisa menulis sampai menghasilkan sebuah karya?.minimal satu karya hingga akhir hayat kita. Kebanyakan dari kita pasti menjawab “sudah”. Dengan hujjah “ waktu SMP dan SMA kan kita sudah pernah disuruh menulis mulai dari yang fiksi sampai non fiksi, yah walaupun itu karena sebuah paksaan dari kurikulum”. Jawaban yang tidak salah memang, tetapi ada titik point penting yang perlu kita cermati yaitu “ Paksaan”. Karena terpaksa seseorang bisa menulis atau setidaknya mau memulai menulis. Mungkin dengan cara “Paksaan” pula kita baru mau untuk memulai menggoreskan pena pada sebuah kertas.

Menulis pada hakekatnya bukan suatu yang sulit untuk dilakukan. Tapi, dalam menulis dibutuhkan modal azzam yang kuat dan kotmitmen diri karena menulis membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang luar biasa besar. Dalam menulis hanya membutukan ketrampilan untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah makna yang sanggup dimengerti orang yang membacanya. Memang kita tidak boleh menafiqkan bahwa menulis tidak semudah saat kita berbicara. Tapi, selama ada kemauan pasti benteng-benteng kemalasan bisa dihancurkan.

‘’Tresno jalaran saking kulino” pepatah jawa yang artinya cinta muncul karena terbiasa. Pribahasa tersebut bisa kita jadikan sebuah motivasi rujukan. Dari pribahasa tersebut tersirat sebuah makna bahwa dengan seringnya kita melakukan suatu-dalam hal ini adalah menulis- akan tercipta keterbiasaan.Dari terbiasa melakukukannya akan tercipta sebuah perasaan ketagihan dan merasa ada sesuatu yang kurang bila tidak melakukan hal tersebut.

Di era sekarang telah dimulai sebuah trend baru yang membuat para pengarang, penerbit, dan semua orang yang berkecimpung dalam dunia kepenulisan tersenyum karena sekarang adalah masa kejayaan dari buku-buku islami baik fiksi maupun non fiksi yang selama ini bisa dibilang dormansi . Kebutuhan masyarakat akan bacaan yang religi dan menentramkan semakin berkembang secara pesat. Masyarakat juga semakin cerdas sehingga bisa semakin pintar dan selektif dalam memilih buku yang dianggap perlu dan bagus bagi kebutuhan dirinya. Ini membuktikan telah muncul trend baru di masyarakat Indonesia yang gemar untuk memperbaiki diri lewat ilmu yang disajikan dalam sebuah buku.

Perkembangan tersebut patut membuat kita bersyukur. Hal ini bisa tergapai tidak lepas dari peran para penulis buku islami yang gigih mencoba berdakwah dengan tulisan-tulisannya. Mereka berusaha membangun masyarakat yang rabbani dengan menghijrahkan bacaannya dari yang penuh mudarat menuju bacaan yang penuh manfaat dan nilai gizi yang tinggi bagi qolbu.

Who am I?

Aku binatang jalang
kumpulan orang terbuang
-chairil anwar, Aku-

Tema yang diberikan oleh FLP adalah “Aku dan FLP dalam dakwah kepenulisan”. Sebuah tema yang menurut penafsiran dalam keterbatasan ilmu saya berarti bagaimana sosok aku dan FLP memberikan kontribusi dalam dakwah melalui sebuah tulisan. Sungguh sebuah tema yang mewajibkan diri saya untuk islah(mengoreksi diri) karena selama ini saya hanya menjadi konsumen bukan produsen dalam bidang kepunilisan –malu rasanya dengan pengakuan ini-.

Tapi bukankah tidak ada kata terlambat untuk bangkit dan melalui mengasah pena. Serta tidak telat pula untuk membangun visi dan misi dalam dakwah sebagai sebuah strategi awal.

Memanfaatkan momentum kebangkitan buku Islam untuk melakukan invasi yang lebih kuat adalah sebuah strategi memanfaatkan kesempatan untuk meraih kemenangan. Hal tersebut jauh lebih baik daripada kita disibukkan dengan angan- angan kosong serta hati yang ciut. Sesungguhnya itu tidak akan membuat satu kekuatanpun muncul karena semua yang ada berpangkal pada jiwa.

Alloh SWT berfirman dalam redaksi Maha AgungNya “sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah apa-apa yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa-apa yang ada pada jiwanya.” (QS. Ar-Ra’d 13:11).

Kalau membahas masalah ini saya ingat pada sebuah kisah inspiratif yang menohok jiwa. Sebuah cerita yang telah dan akan terus menginspirasi orang untuk menulis yaitu kisah Ahmad Deedat sang ahli kristologi.

Pada awalnya beliau hanya seorang kacung penjaga toko. Setiap hari datang kepadanya misionaris yang sedang belajar di seminari. Sering dalam kesempatan belanja, mereka mengajak berdebat tentang islam. Situasi ini hampir selalu membuatnya terpojok karena bekal agamanya sangat kurang.

Suatu ketika , dalam kesempatan ia membongkar-bongkar gudang majikannya, ia menemukan sebuah kitab Izhar al Haq karya Syaikh Muhammad Rahmatullah al-kairanawi, yang memuat kekacauan di tujuh emapat dan empat puluh ribu kontradiksi pada al-kitab, baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama. Inilah kitab yang merekam debat paling fenomenal tentang kristologi sehingga membuatnya segera larut mebaca. Kehausan yang luar biasa untuk memberi jawaban mengena pada calon misionaris yang hendak mengguncang imannya,membuat ia seperti mendapat aliran listrik yang luar biasa dasyatnya. Ia benar-benar tenggelam dalam bacaan yang mengejutkan ini.

Berhari-hari, ia mempelajari dengan ketekunan luar biasa. Ia kemudian tahu bahwa banyak yang harus dipelajari. Ia juga tersengat oleh kekuatan menajubkan yang menggerakkannya menulis buku untuk menolong agam Alloh. Ada rasa tanggung jawab spirutual yang luar biasa dasyat untuk menyelamatkan iman saudara-saudaranya melalui debat dan tulisan. Inilah kemudian mengubah dirinya, dari seorang penjual toko milik orang, menjadi ahli debat kristologi yang disegani, sekaligus penulis yang dihormati. Salah satu karyanya yang banyak dibaca orang adalah The Choice.

Pencerahan spiritual yang ia alami juga membuatnya merasakan ledakan semangat antusiasme, dan kegairahan untuk mempelajari berbagai bahasa. Dalam waktu cepat, ia pun menguasai bahasa Inggris, Arab, Afrika Selatan, Yunani, Ibarni, Urdu, India, dan beberapa tahun lalu diundang berbicara di Malaysia, ia membawakannya denggn sedikit berbahasa Melayu.

Hingga sekarang, belum ada ahli debat dan penulis masalah kristologi yang mampu menandinginya. Setiap kali berbicara kristologi, orang selalu mengingat namanya. Ia seakan-akan menjadi simbol kecermelangan para ahli debat Muslim dalam mepertahankan kesucian agama di hadapan pemeluk agama lain. Ia dihormati oleh kawan dan disegani oleh lawan.


Nah! Semua orang berawal dari angak nol dan kealfaan tapi ketika ada kemauan untuk bangkit,brgerak,dan menerjang maka kita akan menjadi sesosok yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.


Pondok pejuang kata

Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu.
menulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.
J.K Rowling-


satu batang pohon akan mudah sekali dipatahkan tapi kalau ada sepuluh batang, seratus batang,atau seribu batang yang disatukan pasti akan sangat sulit untuk dipatahkan. Hal itu yang menjadi sebuah analogi bagaimana kekuatan jama’ah akan jauh lebih kuat dari pada kekuatan perjuangan seorang diri.

Kita akan mencomot satu oraganisasi yang bergerak dalam bidang dakwah kepenulisan sebagai contoh. Ia adalah FLP,sebuah oraganisasi yang telah melahirkan penulis yang berkarakter islami dengan karya-karya yang telah banyak menyabet gelar Best Seller.

Secara singakat FLP adalah organisasi dakwah yang bergerak dalam bidang kepenulisan untuk pencerahan umat dan mencipatakan generasi-generasi pejuang berpana. Selama ini FLP telah aktif melakukan maneuver untuk mencerdaskan generasi bangsa dengan bacaan yang sarat akan manfaat dan mendekatkan kepadNya.

Sederet penulis pepan atas negeri ini adalah embrio-embrio yang ditetaskan oleh FLP. Penulis dan calon penulis menjadikan FLP sebagai wadah untuk berkarya dan menuntut ilmu ataupun untuk saling berbagi ilmu.

Perkembangan dunia tulis menulis di Indonesia yang bergereak pelan tapi pasti hingga pada masa sekarang yang telah mencapai titik yang lebih tinggi dihati masyarakat. Mengisyaratkan adanya satu titik balik dari hasil ikhtiar yang dirintis FLP yang telah mewadai para penulis dan calon penulis. Mereka disatukan untuk berkumpul dan saling betukar pikiran sehingga ilmu yang selama ini berserakan bisa terkumpul.

Seribu kata tanpa adanya sebuah titik tak akan dapat mengahsilakan sebuah makna. Kita harus melapangkan hati kalau selama ini baru sebuah kontribusi kecil yang kita sumbangkan dalam dunia dakwah. Pada hakekatnya sesuatu yang besar adalah kumpulan dari hal- hal kecil. Maka, jangan buat hatimu lemah dan bersamangatlah .

Alloh SWT befrman:” Kamu adalah umat manusia yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Alloh, tentulah itu lebih baik bagi mereka,diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adlah orang fasik. (QS. Al- Imron:110)

Nah! Bumi sudah semakin kusam dan membutuhkan warna-warana illahi dari para pejuang pena. Maka mulailah menulis dan akhiri dengan menulis ketika akhir hayat menyapamu!!!

Wallohua’lam bi showab..











Yogyakarta, 1 nopember 2008

cerita kapan ya?

Tulisan jadulku

Bulan ini adalah bulan ujian bagiku, sungguh banyak ujian yang diatas kehendakku. Ujian datang begitu beruntun, satu belum terselesaikan tapi sudah datang sebuah ujian baru lagi. Aku bingung, aku buta arah untuk menemukan solusi untukku. Bagiku tidak ada teman berbagi yang terbaik selain orang tuaku.busyet dengan ungkapan sahabat sejati dalam suka maupun duka. Mereka semua hanya memperhatikan perasaan mereka sendiri. Aku hanya ingin bersamamu ya Alloh. Aku tak sanggup bangkit kecuali karena kehendakMu ya Alloh. Engkaulah tempat menggatungnnya segala sesuatu. Mungkin masalah terbesar adalah semakin melunturnnya keimananku. Ya Alloh sudah cukuplah aku ditinggal oleh orang-orang yang mengaku sahabatku. Tetapi jangan sampai Engkau meninggalkanku ya Alloh. Sungguh hanya padaMu lah aku sanggup mengutarakan semua hal tanpa sedikitpun takut atau malu. Hanya kepadaMu,bukan pada apapun. Sungguh Engkaulah pendengar yang Maha mendengar,. Tapi bukan hanya maha mendengar yang Engkau miliki tapi juga maha pengasih lagi penyayang. Pokoknya engkau maha segala-galanya.

Bumi Akan Kehilangan Penghuninya


Masih terngiang di memoar kita tentang film Wall-E yang diproduksi bulan Desember 2008 oleh Walt Disney. Flim yang menggambarkan tentang bagaimana bumi sudah kehilangan penghuninya. Semua terjadi karena bumi sudah mengalami kerusakan yang berat. Udara begitu kotor hingga tak mungkin untuk dihirup manusia. Tak mungkin lagi menemukan tumbuhan hijau. Hewan yang tersisa, hanya hewan-hewan dengan kemampuan beradaptasi luar biasa tinggi terhadap kerusakan. Hanya tersisa sampah. Yang akhirnya manusia pergi meninggalkan bumi untuk mencari planet lain sebagai huniannya. Dan Bumi pun kehilangan penghuninya.
Flim Wall-E menjadi refleksi bagi kita semua. Untuk merenungi bahwa sebuah akibat yang timbul dari sebab. Mungkin saat ini kita masih menikmati udara yang masih bisa kita hirup. Tumbuhan – tumbuhan hijau yang meneduhkan. Masih sanggup melihat Panda, harimau, badak, gajah, dan hewan-hewan langka lainnya yang di ambang kritis kepunahan. Kita tak terlalu sulit untuk mendapatkan air. Namun semua akan berakhir layaknya flim Wall-e. Saat manusia sudah ditinggal mati hatinya untuk peduli terhadap lingkungannya.
Dari sana kita merenung. Kemudaian belajar mengambil pelajaran. Akhirnya kita mulai bergerak untuk menyelamatkan bumi. Menjadikan apa-apa yang ada di bumi kita ini sebagai sebuah warisan besar untuk generasi penerus kita. Tak perlu menunggu dan berfikir lama. Tapi lakukan sekarang juga. Apa yang kita bisa. Apa yang kita punya. BERGERAK!!!

Syurga dan cinta di Palestine


Kring…..kring…..kring…suara SMS berbunyi di HPku. “ wah siapa sich? Masih pagi-pagi buta ini sudah sms” gumanku dengan nada jengkel. Dengan langkah yang sangat malas aku ambil HPku yang letaknya kira-kira 10 langkah dari tempatku sekarang. Kemudian kubaca SMS yang telah menghancurkan mimpi-mimpiku tadi sambil mengucek mata. “ asw.Akhy, slmt y, lamaran antum ke ukhti Zia dtrm ”. Itulah isi sms dari Rudi, kawanku Rohis di UGM.
Secara spontan aku langsung mengucap Alhamdulillah . Seketika itu pula aku langsung membalas sms sahabatku tadi “ alhamdullilah yaa akhy, tp bnrkh sms antum tadi? Af1 ni mslh pntg akh, jd ana bth kepastian lg. btw, kok bisa ya Murrobi kita bisa kehilangan nomor ana? Hehehehe”. Kemudian aku letakkan kembali HPku di tempat semula sambil nyengir bahagia. Kemudian kurebahkan kembali tubuhku di tempat tidur. Sambil menunggu adzan shubuh berkumandang sekaligus menunggu jawanban dari SMSku tadi.
5 menit kemudian terdengarlah suara adzan shubuh dari masjid sebelah kosku. Langsung. Kubangunkan tubuhku untuk segera mengambil air wudhu.
***
“Assalamu’alaykum Kang Ni’am…piye kabare? sui banget gak ketok?” Tanya Kang Zaza’ salah seorang ta’mir masjid setelah sholat shubuh selesai.
“Wa’alaykumussalam, Akh. Alhamdulillah apik…mosok to akh? Kayaknya biasa aja dech…. Hahahaha” jawabku dengan iringan tawa.
Kami pun berbicara panjang lebar untuk melepas kangen. Mungkin benar kata Akh Zaza’ aku akhir-akhir ini jarang kelihatan di masjid. Itu karena kesibukanku mengurusi banyak kegiatan dakwah di kampus.
Tanpa kami sadari pembicaraan kami ternyata telah sangat lama. Hingga kami bisa melihat matahari telah mulai tampil ke dunia. “akh gak kerasa ya uwes suwi banget” kata-kataku untuk mengakiri perbincanganku yang sangat seru itu.kami pun langsung berpamitan.
Sesampainya di rumah kucoba membuka HPku untuk mencari apakah sudah ada balasan. “ uhhhhhhhhh…kok gak di bales- bales ya?” ujarku dengan sedikit kecewa karena belum ada balasan dari rudi. Kuputuskan untuk mencoba berhusnudzon terhadap hal ini. Mungkin ada sesuatu yang membuat Rudi belum bisa membalas smsku.
***
Mentari dengan terik sinarnya mencoba membuat manusia untuk menahan sabar. Keringat yang sanggup mengucur deras karena siksaan panas matahari adalah salah satu cobaan itu. Hari ini aku harus berada di kampus hingga larut malam. Karena aku ada kuliah dan menyiapkan segala sesuatunnya untuk kajian besok.
Kelelahan mencoba menghadangku untuk terus melanjutkan aktivitas. Jadi aku mencoba menanganinya dengan merebahkan tubuhku di masjid. Aku masih terus berfikir tentang sms tadi pagi. “ apa iya ya lamaranku diterima?” gumanku. Tapi tak berselang lama smsku berdering. Langsung dengan kecepatan penuh kuambil HPku “ iya akh!!!!! Selamat ya!!!!!hari ini antum di ajak ktmuan ma murrabi ba’da magrib di masjid kampus ” .
“ Alhamdulillah…Alhamdulillah..Alhamdulillah”.
“Ada apa Akhy?” sahut temanku melihat kegiranganku. Tidak ada apa-apa kok, cuma lagi seneng aja jawabku.
Yah semua orang jangan sampai tau terlebih dahulu sebelum aku mendengar langsung kabar sesungguhnya nanti. Cukuplah aku, sahabatku rudi dan murrabiku yang tau. Karena aku tidak ingin membuat mereka kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan kabar yang telah aku terima sekarang.
“ Afwan temen-temen, ana minta izin untuk pulang terlebih dahulu karena ada urusan yang sangat penting” kucoba untuk meminta izin ke temen-temen.
“ Urusan apa? Penting banget ya kayaknya? Kalau ana sich gak papa” sahut salah satu temanku.
“ Kalau teman-teman yang lain gimana?” izinku ke forum dengan sedikit memelas.
Yah dengan seribu alasan yang aku buat akhirnya teman-temanku menyetujuinya. Mereka sempat curiga karena tidak biasanya aku aneh seperti ini. Kecurigaan mereka karena aku tadi agak kebingungan menutupi kebenaran yang coba aku pendam. Jadi argument satu dengan argument yang lain agak rancu dan aku banyak salah tingkah. Tapi biarlah, mungkin hanya tinggal menunggu waktu sampai mereka semua aku beritahukan berita ini.
Tiba-tiba muncul hasrat untuk memberitahukan kabar gembira ini ke ibuku. Tapi langsung kuurungkan niatku itu. Karena aku tidak ingin membuat ibuku nanti kecewa Jika kabar ini ternyata tidak benar. Aku sudah takut untuk membayangkan bagaimana kecewanya hati ibuku, karena selama ini ia sudah sangat ingin agar segera menikah. Itu karena wasiat dari abahku sebelum meniggal 2 tahun yang lalu.
Almarhum abahku berwasiat kepada ibuku dan aku sebagai anak tunggalnya “ Aku ingin segera memiliki menantu dan memomong cucu, Nak, tapi jika memang Alloh menakdirkanku untuk meninggal terlebih dahulu. Maka jangan sampai kamu juga belum punya pasangan hingga Alloh menakdirkan ibumu untuk menyusul bapak”.
Tak terasa keluar air dari kelopak mataku saat diriku mengingat hal itu. Sungguh aku merasa sangat durhaka karena baru sekarang bisa memenuhi wasiat itu setelah Alloh memanggil abahku. Semoga rahmat Alloh kepada almarhum bapakku.
***
Kehadiran matahari sudah digantikan dengan bulan. Udara berhembus sejuk yang membuat tubuh rasanya hanya ingin membalingkan diri di kasur. Sambil bermimpi hal-hal yang indah. Udara seperti merayuku untuk enggan berangakat. Tapi itu tidak mungkin karena sekarang aku akan menjemput wasilah cintaku.
Aku sudah langsung merancang ribuan harapan dan angan-angan ketika kelak aku akan menikah. Aku sudah mengonsep bagaimana kelak prosesi ahad nikah, konsep untuk walimahan, konsep bagaimana kelak mendidik anak, berapa jumlah anak yang akan dilahirkan.
“Astaghfirllah…”.seketika lamunanku buyar karena suara adzan sudah dikumandangakan.
Entah kenapa dalam sholat kali ini aku meneteskan air mata. Seolah-olah setiap lantunan ayat yang dibaca telah merasuk hingga ke hatiku. Saat ini hanya ada Alloh yang ada di otakku. Ruang seperti hampa tak ada orang, dan yang tersisa hanya aku dan Alloh. Aku bagaikan nabi Musa yang sedang berdialog dengan Rabbnya saat itu.
Selesai sholat pun air mataku masih tak henti mengalir. Semakin aku berdzikir semakin kuat pula tangisku. Tiba-tiba ada seseorang yang memberikan sapu tangan kepadaku. Seketika aku menengok dan ternyata itu adalah murobbiku. Kemudian dengan penuh cinta beliau langsung memelukku dengan erat.
Setelah emosiku mulai stabil murabbiku mulai membuka perbincangan. “ Akhy ana akan menyampaikan dua perkara yang baik untukmu. Namun dua perkara ini juga bisa menjadi sesuatu yang akan sangat sulit untukmu” murrabiku mulai berbicara.

“InsyaAlloh ana siap, Ustadz, jika memang itu baik untukku maka aku akan ridho” jawabku dengan yakin.
“Begini akhi, kemarin murabbi ukhti zia menghubungi ana dan mengabarkan kesediaan Ukhty Zia menjadi pendamping hidup antum dan penyempurna separuh agama antum” murrabiku berkata dengan nada lemah lembut sebagai kekhasan gaya bicara beliau.
“ Allhamdulillah, lalu kapan saya bisa melamarnya?” sahutku tanpa basa-basi.
“ Tunggu sebentar anakku, ana belum selesai berbicara” tutur beliau khas orang tua yang sedang berbicara kepada anaknya.
Kemudian beliau melanjutkan pembicaraan .“ selang waktu yang tak begitu lama setelah murrabi ukhti zia menghubungi ana. Ustadz Zubair yang mengkoordinasi relawan yang akan dikirim ke Palestine menghubungi ana. Beliau bilang antum lolos seleksi menjadi calon relawan yang akan dikirim ke Palestine. Antum akan dikirim ke Palestine untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan dan sesegera mungkin harus berangkat karena mengingat keadaan palestine sekarang yang sangat butuh bantuan”
Aku laksana disambar geledek dan ekspresi mukaku berubah seketika. Aku tidak tau apa yang harus aku ucapkan karena jihad ke Palestine adalah cita-cita tertinggiku. Mungkin bukan hanya aku. Tapi itu juga merupakan cita-cita bagi setiap muslim yang merindukan syurga.
Kucoba untuk mengerakkan otakku dan mengerahkan saraf-sarafnya untuk membantuku menemukan sebuah solusi. Tapi usahaku berakhir sia-sia yang aku dapatkan hanya kebuntuan. Aku seperti buah simakala yang serba salah jika harus memilih salah satu. Jika aku memilih untuk menikah maka aku telah durhaka kepada Alloh. Tidak semua orang yang bisa mendapatkan nikmat kesempatan berbuah syurga seperti ini. Aku juga akan mendzolimi banyak orang karena pasti banyak di antara mereka yang tidak bisa berangkat ke sana gara-gara aku yang terpilih. Padahal pasti harapan mereka besar untuk ini.
Tapi jika aku putuskan untuk pergi ke Palestine maka aku akan mendurhakai wasiat almarhum abahku. Aku juga akan mendzalimi calon isteriku. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaannya jika aku batalkan lamaran ini.
“ Akhy percayalah Alloh selalu memberi yag terbaik untuk hambanya dan Alloh tidak pernah mempersulit masalah hambaNya. Karena sesungguhnya ia ada sangat dekat dengan hambaNya. Yakinlah itu anakku!!” murrabiku mencoba menenangkanku.
“ Semoga ana kuat ustadz. Lalu kapan ane harus memberikan jawaban atas pilihan yang harus saya pilih?”.
“ Kalau bisa ya secepatnya akhy, soalnya keduanya ingin segera membutuhkan jawaban dari antum. Memang ana juga tau bagaimana posisi antum sekarang, tetapi antum harus sangat bijak dalam menilai masalah ini” jawab murabbiku.
“Kalau menurut ustadz apa yang sebaiknya aku pilih?”. Kucoba untuk mendapatkan jawaban dari orang yang sholih.
“Akhy ini masalah yang sangat serius karena akan menyangkut hidup antum ke depan. Tetapi kalau memang ana harus memberikan saran pilihan yang harus antum pilih. Maka ana menyarankan agar antum memilih jihad ke Palestine. Karena Alloh dalam firmanNya banyak berjanji akan menyediakan surga bagi orang-orang yang mau melaksanakan jihad. Siroh juga mendukung itu akhy. Ingatlah bagaimana Rasululllah membawa kabar gembira ketika banyak sahabat yang syahid di jalan jihad ketika di zaman itu. Sa’ad bin Mu’adz yang sanggup menggoncangkan Arsy Alloh, kemudin Sumyyah , Yasir, Hamzah bin Abdul Muthalib dan masih banyak sahabat yang lain. Mereka telah disiapkan surga oleh Alloh. Tapi jangan lupa untuk beristikhoroh karena sebaik-baik jawaban adalah jawaban yang datangnya dari Alloh”
Jawaban yang cukup membuatku sedikit tenang tapi bagaimana dengan wasiat ayahku? Yah bener, aku harus beristhikoroh dan meminta pertimabangan kepada ibuku. Karena masalah ini juga menyangkut dengan beliau. Iya harus begitu.
***
Aku putuskan untuk pulang ke daerah asalku yaitu di Kediri. mungkin sudah sangat lama aku tidak pulang. Tapi ketika pulang malah membawa sebuah masalah sebagai oleh-olehnya. Sungguh aku anak yang belum bisa berbakti kepada orang tua.
“Assalamu’alaykum ummi….”
“Wa’alaykumussalam…” suara yang sudah sangat aku kenal menjawab salamku.
“MasyaAlloh anakku, kok datangnya dadak dan gak memberi kabar dulu?”
“Maaf ummy anakmu ingin member kejutan aja” kujawab dengan menekan persaanku agar jangan sampai aku menagis di hadapan ummiku.
Sesudah makan aku coba mengajak ummi untuk membicarakan masalahku. Beliau mungkin sudah tau. Karena tidak mungkin aku pulang mendadak jika tidak ada masalah.
“ enek opo to le?”
Sambil menangis aku menerangkan semuannya pada ummyku. Ummyku pun menyimak dengan penuh perhatian. Beliau mengelus-elus kepalaku untuk mencoba menenangkanku.
“ Yah ummi menyerahkan semuannya ke kamu sajalah” jawab ummyku ketika sudah mengetahui semua ceritaku.
“Tapi bagaimana dengan wasiat abah?”
“Sudahlah nak, yang menjalanai hidup adalah kamu. Jodoh itu ada di tangan Alloh. Mungkin tidak sekarang tapi besok, lusa atau entah kapan, pasti Alloh akan mempertemukanmu dengan jodohmu. Jangan kuatir juga ummmy pasti akan menunggu sampai waktu itu datang. Kan mati juga hanya Alloh yang tau” jawab ummyku.
Jawaban ummy semakin membuat aku bingung. Karena sebelum pulang kampung, aku sudah melakukan sholat istikhoroh selama tiga hari dan hasilnya sama dengan jawaban ummy.
***
Hari ini langit sangat cerah seolah-olah mendukung keberangkatanku menegakkan agamaNya. Tepat pukul 17.00 waktu palestine aku berhasil landing di Palestine. Aku bersama rombongan yang banyak dari mereka adalah orang-orang yang baru aku kenal langsung disambut oleh tiga tentara. Yang kalau menurut prediksiku mereka adalah tentara HAMAS.
Kami di bawa ke markas mereka di daerah gaza, daerah yang sering mendapat kontak langsung dengan zionis biadab. Rombongan kami sepenuhnya adalah dokter jadi tugas kami adalah dalam masalah kesehatan. Tapi kami sudah punya komitmen untuk juga ikut berperang jika dibutuhkan.
Selama kami di sana akan dipandu oleh Syafullah Hamidz bin Zubair. Ia adalah seorang tentara. Ia bercerita panjang lebar dengan kami tentang bagaimana kejamnya zionis. Mereka adalah manusia yang memiliki akal binatang dan hati seperti iblis gambaran yang ia buat untuk kebiadaban palestine.
Aku pun langsung mencoba adapatasi diri dengan daerah Palestine. Kucoba kupelajari daerah palestine dengan segala seluk beluknnya. Palestine adalah Negara yang gersang tapi tidak segersang Negara Arab. Sejak invasi Israel, air yang ada di Daerah Gaza sangat kotor, penuh kuman, dan tidak layak minum. Tetapi itulah biadabnya Israel, mereka tau itu tapi malah memperparah keadaan. Mereka melarang bantuan apapun dari dunia luar yang hendak masuk ke Palestine. Sungguh biadab mereka.
***
Delapan bulan berlalu sejak pertama kedatanganku ke palestine. Aku sudah lumayan mengenal segala sesuatu tentang palestine. Yah sebuah negeri kecil yang penduduknya harus tertindas di rumah mereka sendiri. Satu hal lagi yang aku pelajari disini adalah susahnya untuk menemukan orang ketawa. Mereka kebanyakan berada dalam keadaan yang tertekan, was-was, dan selalu memikirkan penyikasaan apalagi yang harus mereka alami. Sungguh aku menjadi sangat dzalim kepada mereka karena selama ini aku bisa tertawa bahagia di Indonesia disaat mereka sedang menagis disini.
“ akhy ada surat dari Indonesia buat antum!” suara jamal yang merupakan salah satu relawan mengagetkanku.
“dari siapa akhy?” jawabku.
“ ana tidak tau akhy. Mungkin antum langsung membacanya sendiri aja.
“ syukron akhy jamal”.
Kemudaian aku baca surat itu, sebauh surat dari Zia









Yogyakarta, 16 Februari 2005
zizadatul muslimah



Kepada mas iqbal yang luhur budimu,

Gimana kabar di palestine mas? Pasti Alloh selalu melimpahkan rahmatNya ke mas. Perjuangan mas memang tak pernah akan sia-sia. Banyak pengorbanan yang telah mas lakukan. Saya disini hanya bisa mendoakan agar mas senantisa dalam perlindunganNya.

Saya malu sungguh kepada mas. saya memang gadis hina yang telah mengingkari janji. Saya wanita yang lemah yang tidak bisa mempertahankan kotmitmen kita. Saya wanita yang tidak bisa setangguh mas yang berani untuk melakukkan pengorbanan untuk sebuah cinta. tapi ada seseuatu yang akan aku ceritakan karena mas harus tau itu.

Tepat lima bulan kemarin orang tuaku sudah menikahkanku dengan calon yang mereka pilihkan. Sudah berulang-ulang aku tolak. Tapi orang tuaku beralasan sama yaitu tidak ada jaminan tentang nasib mas. Orang tuaku juga sudah menganggapku terlalu tua untuk terus menjadi seorang perawan. Mungkin ini salah kita kenapa tidak langsung meresmikan cinta kita dalam ikatan janji yang suci. Tapi tidak ada gunanya menyesal karena itu tida akan merubah apapun.

Maafakan zia yang pengecut ini ya mas karena baru berani memberitahukan semuanya sekarang. Tapi zia bener-bener malu mas. Baru detik saat kutulis surat ini mulai aku kokohkan keberanianku untuk memberitahukan semua ini kepada ,mas.

Silahkan jika mas iqbal marah terhadap saya. Saya memang patut untuk mendapatkan itu. Tapi jika aku bisa diberi pilihan maka aku ingin memilih untuk bisa dimaafkan mas iqbal. Aku juga ingin agar masalah ini tidak memutus tali ukhuwah kita. Dan yang terakhir aku ingin masalah ini tidak membuat mas iqbal kecewa. Yah, mungkin permintaan terakhirku adalah permintaan yang mustahil. Tapi tulah harapan-harapan dari sebuah pilihan jika aku bisa diberi kesempatan untuk memilih.
Diriku terbujur kaku, lemas dan tak berdaya setelah membaca surat itu. Sungguh sebuah surat yang dengan seketika telah menghancurkan segala impian-impiankuku. Hari dalam hidupku terasa telah berhenti. Aku langsung terduduk kaku. Air mataku sudah tak bisa terbendung lagi.
Semua orang yang melihatku mencoba menenanganku. Mereka melakukan segudang cara untuk melakakukan itu. Tapi tak satupun usaha mereka yang sukses. Aku masih tetap pada keadaan yang sama. Aku juga tidak beranjak dari posisi semula.
Semua orang kuatir padaku. Tapi aku seolah tidak memperahtikan mereka. Aku sedang tidak peduli pada siapapun. Karena otakku sekarang kosong. Yang ada dalam hidupku hanya kekecewaan yang mencoba mengerogoti hatiku. Sungguh betapa tidak bisanya persaan kecewa ini untuk di ungkapkan.
***
Berhari –hari keadaanku tidak membaik. Memang aku masih melakukan tugasku dengan baik. Tapi aku bagai manuisia yang telah kehilangan jiwanya. Mungkin aku seperti mayat hidup atau seorang robot. Aku tidak peduli pada diriku sendiri apalagi pada orang lain.
“ gawat…gawat…gawat!!!!tentara Israel sedang berencana menyerang rumah ahmad yasir “ dengan sangat takut salah satu tentara HAMAS memberitahukan berita penting ini pada kami semua.
Dengan cepat kami semua segera berangkat menuju lokasi penyerangan. Karena kami tau jika tentara Israel mau menyerang dengan alasan mau menyerang rumah petinggi hamas. Maka mereka sanggup melakukannya dengan biadap. Mereka tidak akan segan-segan untuk menghancurkan apapun yang akan meghalanginya. Dan dapat dipastikan ribuan jiwa akan mati. Karena memang perlawanan yang tidak seimbang.
Tiga rudal Israel telah diluncurkan sebelum kedatangan kami. Ketika kami datang tentara Israel sudah penuh dengan perlengakapan tempurnya yang serba canggih. Mereka tidak pandang bulu dalam penyerangan ini. Mereka sanggup melakukan hal yang sangat kejam terhadap wanita, anak-anak, balita, hingga orang tua yang sudah uzur.
Tiba- tiba pandanganku tertuju pada seorang bapak-bapak dan seorang perempuan berteriak meminta tolong . dengan cepat aku segera menuju kesana untuk menolong mereka berdua. Entah kenapa pula seolah aku sanggup melupakan masalahku untuk sejenak. Dengan cepat mereka segera aku larikan ketempat yang aman.
Setelah hampir 10 jam tentara Israel menyerang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikkan penyerangan untuk sementara. Dari kabar yang aku dengar karena mereka mersa pemimpin HAMAS yang mereka cari sudah tidak ada di lokasi. Tapi mereka sungguh meninggalkan kebiadabannya. Lebih dari 500 orang meninggal dunia, lebih dari 2000 orang terluka dan lebih dari 400 rumah serta banyak fasilats umum hancur lebur rusak karena serangan.
***
Keesokan harinnya tanpa alasan yang jelas aku dipanggil oleh ketua tentara HAMAS. Kata temen-temen ada sesuatau yang ingin dibicarakan denganku.
Setelah merampungkan semua tugasku terlebih dahulu aku segera menemui ketua tentara HAMAS yang telah memanggilku. Ada apa gerangan seorang relawan biasa sepertiku bisa dpanggil oleh ketua tentara HAMAS .pertanyan yang muncul dalam hatiku.
“assalamu’alaykum…..”
“wa’alaykumussalam…”
Kulihat sekeliling ruangan kantor yang pertama ku masuki ini. Mataku melihat ternyata tidak hanya ada satu orang tetapi ada tiga orang. Ada dua orang pria paruh baya dan satu gadis bercadar.
“tafadhol, yaa akhy” seorang pria berseragam tentara HAMAS menyuruhku untuk duduk.
“ syukron..” jawabku.
“ perkenalkan akhy beliau ini adalah salah satu petinggi HAMAS yang menjadi target penyerangan Israel kemarin. Beliau ingin mengucapkan terima kasih pada antum. atas bantuan antumlah beliau dan putrinya bisa selamat dari penyerangan kemarin.
Ingatanku langsung tertuju pada dua orang yang telah aku selamatkan kemarin. Yah mungkin benar mereka adalah dua orang yang telah aku selamatkan kemarin. Kemarin aku memang terlalu bingung sehingga tidak terlau memperhatikan mereka.
“ sudah kewajiban saya untuk menolong anda, karena memang tugas saya disni untuk itu” jawabku.
Tiba- tiba pria paruh baya yang diperkenalkan sebagai salah satu petinggi HAMAS itu berbicara “ Begini akhy, ana kemarin secara tidak sengaja berbicara dengan sahabatku syafullah hamidz bin zubair ketika beliau menjengukku kemarin. Beliaulah yang memberitahukan bahwa antumlah yang telah menolongku dari serangan tentara Israel. Kemudian beliau memberitahukan tentang antum dengan segala sesuatunya. Yang sebenarnya ana tidak punya hak untuk medengarnya. Tetapi Di akhir pembicaraan kami ia mengagetkanku karena berakata” aku adalah sahabatmu sejak kecil dan aku juga belum pernah meminta apapun darimu. Tapi kali ini aku ingin minta sesuatu padamu yang akau harap kamu tidak menolaknya. Tolong nikahkan puterimu dengan pemuda Indonesia yang telah menolongmu kemarin. Dia adalah pemuda yang baik dan sangat cocok untuk puterimu” . tapi perkara ini adalah sesuatu yang menyangkut persaan dua orang manusia. Dan ini juga menyangkut masa depan dua orang manusia. jadi aku tidak bisa memutuskan sendiri.oleh karena itu aku ingin membicarakannya disni dihadapan kalian berdua untuk menaggapi perjodohan itu”.
Kemudian ia seperti mengkomando putrinnya untuk melakukan sesuatu. Dari gerakan itu putrinya seolah-olah tau apa yang harus dilakukannya. Sang gadis bercadar itupun kemudian melepas cadarnya.
Dan subhanallah ketiaka mataku betemu dengan mata sang gadis itu. Aku seolah-olah telah melihat seorang bidadari dari syurga ada dihadapan mataku. Kecantikan wajahnya mengalahkan para artis Indonesia. Dua bola Matanya yang berwarna biru begitu membuanya terlihat cantik.sungguh kecantikannya menyihir diriku.
Apakah ini hikmah yang coba Alloh tunjukkan kepadaku. Alloh seperti menegsakan betapa Maha AdilNya dalam mengatur kehidupan hambanya. Ia memang selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Ia zat yang tidak pernah tidur untuk mendengarkan keluhan ataupun doa dari hambaNya.
Dendan sedikit malu aku dan sedikit senyum aku jawab” insyaAlloh…”
Dan gadis itu pun menyambut dengan seutas senyuman. Seperti sebuah balasan untukku bahwa ia juga bersedia.


Yogyakarta, 12 Muharram 1430 H
05:32
Dengan persaan malu karena hanya persembahan buruk ini yang menjadi
ikhtiarku untuk meringankan beban saudara-saudaraku di palestine.
Aku marah terhadap kebiadapan israel tapi aku juga iri pada
saudara-saudarku di palestine kerena mereka masih
bisa merasakan bagaimana nikmatnya jihad dizaman yang seperti ini.

Benih Keimanan


Pak tani menenam sebuah benih di tanah dengan segudang harapan agar kelak ia bisa menghasilkan banyak manfaat bagi petani itu sendiri dan juga orang lain. Agar usahanya itu berhasil petani akan memilih lahan yang baik yaitu tanah yang banyak mengandung unsur hara. Petani melakukan irigasi agar tanaman bisa melakukan fotosintesis. Petani memberikan pupuk agar tanaman tidak kekurangan satupun kebutuhannya akan unsur-unsur. Petani melindungi tanaman dari serangan hama dengan pestisida.Rangkaian tersebut dilakukan terus menerus dengan sungguh-sungguh. Tetapi untuk mendapatkan hasilnya petani harus bersabar menunggu. Hingga pada akhirnya petani mendapatkan hasil yang ia harapkan. Jika memang ditengah jalan ada hal-hal diluar kendali dan tidak bisa dihindari seperti bencana alam. Maka petani tidak sekalipun mengeluh dengan berlebihan. Yah itulah kehidupan petan yang begitu jujur dan sederhana!
Begitu juga yang seharusnya kita lakukan terhadap keimanan kita. Kita harus memperlakukan keimanan kita ibarat sebuah benih. Kita menanam keimanan kita dalam-dalam pada diri kita agar kelak jika saatnya tiba maka keimanan kita bisa bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Seperti halnya pada benih maka kita harus melakukan banyak hal agar tujuan kita itu tercapai. Tidak ada satupun hasil yang bisa kita raih tanpa adanya usaha yang kita lakukan. Hal pertama harus kita menempatkan keimanan kita pada lahan yang tepat. Kita memang terkadang harus memilih milih lingkungna agar hal tersebut menjadai penjagaan. Sekalipun tugas kita meang harus terjun ke dunia masyarakat secara riil yang begitu heterogenitas. Karena memang itu tugas kita untuk mewarnai keheterogenitas tersebut dalam satu warna hakiki dari Sang Khalik.
Kita akan memberikan air pada keimanan kita dengan ibadah- ibadah. Karena ibadah adalah sesuatu yang sumber dari keimanan kita. Jangan berharap keimanan kita subur tanpa adanya ibadah yang kita lakukan. Keimanan akan sangat layu ketika ibadah yang kita lakukan juga tidak maksimal.
Pupuk untuk mempersubur keimanan kita. Kita akan menggunakan amalan perbuatan baik. Ada sebuah tawazdun antara hazbluminallah dengan hazbluminannas. Jika air adalah ikhtiar untuk hazbluminallah maka pupuk adalah ikhtiar untuk hazbluminannas.
Keimanan itu bersifat pasang surut. Ada kalanya keimanan kita bisa begitu kuat mengakar pada diri kita. Ada kalanya juga keimanan itu berada pada titik absis. Pada keadaan itu kondisi jiwa kita bisa begitu labil dan begitu rapuh. Syetan akan dengan mudah mengobrak-abrik diri kita hingga akhirnya kita terjun pada godaan bidapnya. Oleh sebab itu, perlu diadakan protection pada diri kita saat keimanan kita begitu tipis. Doa adalah pestisda yang bisa kita gunakan untuk mengatasi hama-hama yang menggangu dan mengerogoti keimanan kita. Doa adalah senjata terampuh yang diberikan oleh Alloh kepada hambaNya. Kita bisa menilik sejarah bahwa sebuah keajaiban dan kemustahilan hanya bisa terjadi karena sebuah doa. Nabi Ibrahim yang tetap bisa hidup walaupun api yang membara telah mebakarnya.Nabi musa yang bisa membelah Sungai Nil, umat muslim yang meraih kemenangan melawan kaum Quraisy yang jika dipikirkan secara rasional tidak mungkin bisa kita temukan ujung akhirnya. Bayangkan 3000 ribu prajurit muslim harus melawan 30.000 ribu prajurit Quraisy.
Yah, jika segala ikhtiar kita lakukan ya kewajiban yang sanggup kita laukan adalah tawakal. Asalkan kita ikhlas maka benih keimanan yang kita semai dalam hati akan menghasilkan banyak hasil panen. Tidak hanya hasil panen di dunia tapi juga di akhirat kelak.
Allah ua’alam bishowab

21 januari 2009
Di Kediri
Sebuah muhasabah satu semester

Antara aku dan NYA


Ku lupa pijakan

Ku punya angan yang gagah

Yang seolah melambung tanpa batas

MenantangNYA,

MelawanNYA,

Hampir kuanggap tak ada yang mampu membendung

Membuatku merasa menjadi RAJA, KUAT, KOKOH

Tapi, tubuhku layu

Menyadari betapa semuanya itu musatahil

Tapi, luluh hatiku

Menyadari itu hanya kepalsuan

Karena sebenarnya semua itu milikNYA

Hanya NYA yang mampu melakukan itu semua

NYA dzat yang ESA

NYA dzat yang AR-RAHMAN

NYA dzat yang AR-RAHIM

Selasa, 6:28 050509

Dikamar budhe, ketika hati dirundung

kedzaliman terhadapNYA

INI BERNAMA CINTA


berawal dari setahun yang lalu
kecelakaan kecil membuat perubahan besar
dalam hidup kita berdua
perubahan itu bernama PERNIKAHAN

aku menjadi mencintaimu,kamu pun demikian
kamu menjadi mencintaiku, aku pun menganggapmu bidadariku
senyum mu...
kerlingan matamu...
lesung pipimu...
semua berubah menjadi firdaus dunia bagiku

kamu selalu menyediakan makan pagi untukku
walau aku tau sebenarnya kamu baru belajar untuk itu
kamu selalu mencuci pakaianku hingga besih
walau aku tau sebetulnya kamu tidak terbiasa dengan itu

1 tahun setelah itu...
kehidupan kita semakin meriah oleh adanya
pangeran kecil kita "Kholid"

kerja kita menjadi berlipat-lipat
kita tak terlalu paham dengan siang atau malam
yang kita tau kalau sang bayi menangis
kita harus segera menghiburnya

suatu ketika aku lihat dirimu menangis
ku ajukan pertanyaan " Kenapa sayang?"
kamupun menjawab dengan sesenggukan
"aku capek yah, kholid gak mau berhenti menangis"
segera tanpa perlu kau minta
aku menggantikanmu menggendong kholid
setelah kholid tidur
aku beranjak mendekatimu
ku pijat punggungmu
bukan dengan tenaga tapi dengan CINTA

sekarang setelah 20 tahu berlalu
kelauarga kita bagai kesebelasan sepak bola
aku, kamu, kholid, asma, furqon, ahmad, fatimah, asyiah,
hasan, husein, umar
hari-hari terasa selalu ada keistimewaan

kita selalu dituntu untuk senantiasa belajar
belajar memenuhi 9 kebutuhan yang berbeda
mengabulkan 9 keinginan berbeda
memahami 9 karakater berbeda
dan kita terus dituntut belajar lagi, lagi dan lagi

bukan berarti kita pasangan yang tanpa masalah
kamu pernah marah karena cemburu
aku pun pernah merasakannya
hingga terkadang luka-luka kecil itu ada dan membekas
tapi selalu tak lebih dari 3 hari
kita mampu merubah gelap menjadi terang
semu menjadi nyata
hampa menjadi ceria
diam menjadi bahagia
cemberut menjadi senyum

hah semoga kita akan selalu diikat oleh do'a kita
kepada Rabbi kita yang punya kuasa akan segala CINTA

yah, sebuah doa yang akan selalu kita panjatkan
" Ya Rabb, satukan kami sekeluarga 10 tahun lagi, 100tahun lagi
100 tahun lagi, hingga akhir surga itu menjadi rumah kami"

INDONESIA KERANJANG SAMPAH TERBESAR DIDUNIA


Masalah yang tidak ada ujungnya di Indonesia yang seperti akar pohon yang menajam kuat ke dasar tanah. Jadi untuk mengatasinya adalah dengan menumbangkan pohonnya tanpa menyisakan akarnya. Agar tak tumbuh lagi, lagi dan terus tumbuh lagi. Hingga hanya menjadi masalah yang tak ada pangkal ujungnya.

Sebenarnya persoalan sampah bukan hanya karena belum bisanya Indonesia dalam mengelola sampah. Lebih dari itu, sebenarnya kasus sampah ada karena matinya hati manusia yang sudah tak mau peduli lagi terhadap lingkungan. Manusia pada dasarnya tau ini dan itu. Manusia mengerti jika melakukan ini maka akan terjadi itu. Namun semua hal itu akhirnya hanya tertambat di otak. Tak sanggup bergerak menuju hati. Yah, sekali lagi Karena hati manusia zaman sekarang sudah mati untuk peduli terhadap lingkungan.

Sebuah prestasi yang entah harus di tanggapi dengan bagaimana. Indonesia hampir tak pernah absen masuk 10 peringkat di dunia dalam masalah lingkungan. Semisal Indonesia menjadi peringkat 4 negara penyebab Global Warming. Indonesia juga menjadi peringkat 6 dalam masalah pencemaran air karena sampah ( sekitar 775 ton polutan mencemari air di Indonesia). Selain itu menurut Environmental Performance Index (EPI) atau Indeks Kinerja Lingkungan 2010 yang disusun oleh tim ahli lingkungan di Yale University dan Columbia University, dari 163 negara di dunia Indonesia menempati peringkat 105 untuk Lingkungan untuk berkembang-biaknya penyakit-penyakit, peringkat 139 untuk polusi Air, peringkat 115 penyediaan air minum yang aman, peringkat 117 polusi air yang berpengaruh terhadap ekosistem, peringkat 75 Biodiversitas dan Habitat dan peringkat 107 perubahan iklim.

Dari data di atas kita sanggup menilai seburuk apakah negara kita. Sekaligus sebarapa berat beban tanggung jawab kita untuk meluruskan semua keberantakan ini.

Bukan tanpa bosan pemirintah menghimbau masyarakatnya agar peduli terhadap masyarakat agar lebih peduli lingkungan. Slogan-slogan dipasang ditiap sudut. Penyuluhan dilakukan untuk anak sampai lansia. Dari TK hingga perusahaan. Peraturan dan kebijakan dibuat oleh pemerintah. Sayangnya semua itu berkahir tanpa adanya sambung berkait untuk menyelesaikan masalah ini. Sangat mudah untuk kita bisa melihat sampah larut dalam sungai. Tak terlalu sulit untuk melihat sampah yang menggunung tinggi. Bukan hal sulit pula untuk mencium bau busuk dari sampah. Ya, karena Indonesia adalah keranjang sampah terbesar di dunia.

Langkah kongkrit yang kita lakukan sebenarnya sangat sederhana. Kita hanya harus mematuhi setiap himbauan yang bersifat anjuran dari pemerintah. Sebut saja untuk membuang sampah pada tempatnya, berhemat listrik, menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan efisiensi dalam menggunakan sampah. Semua progam pemerintah itu baik jika masyarakat bersedia melaksanakan dengan semangat. Namun dari pemerintah sendiri sebagai pencentus progam itu sudah seyogyanya memberikan contoh dalam mengaplikasan semua progam tersebut. Karena selama ini pemerintah begitu inkosisten dengan progamnya sendiri. Pemerintah malah memberikan contoh dengan melanggar aturannya yang telah dibuatnya. Maka, jika ingin ada perubahan maka sangat perlu ada sinergi diantara keduanya.

Sekarang semua tanggung jawab itu ada di bebankan kita. Kita tak perlu mengeluh kalau kita belum mendapatkan manfaatnya hari ini. Tapi percayalah semua akan terakumulasi secara akurat untuk generasi penerus kita.

MENCARI SOSOK BAYANGAN


aku kehilangan sosoknya
sosok itu telah berubah menjadi sebuah bayangan
bayangan nan jauh dari pelupuk mataku

bayangan yang ketika kudekati
bayangan itu akan menjauh
ketika aku berlari mendakatinya
bayangan itupun berlari menjauihiku

ketika akhirnya aku menangis
karena putus asa, kelelahan dan kecewa
bayangan itu bak karang yang terkena ombak
tak bergeming pada posisinya

aku sudah tak tahan lagi
aku pergi,
pergi meninggalkannya
berusaha menahan hataman perih
namun aku merasa sepertinya
ini yang terbaik
walau aku harus mengakui
aku rindu belaian tangannya ketika mengusak rambutku
aku rindu untuk bersandar di pundaknya ketika masalah ada dalam hidupku
aku rindu perhatiannya
aku rindu...rindu...dan rindu

Ketika Hati Berbicara


Kadang aku berfikir . Apakah aku mampu mengemban semua ini dengan baik? Ya Alloh ,aku tak mampu menafiqkan bahwa aku lelah, tapi ini adalah amanah .aku harus ikhlas agar semua berjalan tanpa beban. tapi satu hal yang tak mungkin akau lupa , senyuman mereka. Yah, senyuman mereka yang dengan cinta memberikan senyumannya. Itu jauh membuatku bahagia , melepaskan lelah, dan membuatku berfikir, aku belum berbuat apa-apa dan agar aku bisa berbuat jauh lebih banyak.
Aku tak pernah membayangkan akan diSKI.Aku bukan dari keluarga yang islami. Aku juga bukan dari sekolah islam. Aku hanya remaja yang sangat jahiliyah pada awalnya .mungkin perjuangnku tak seberapa sebentar saja aku disini,DiSKI ini.Ya Alloh semoga hamba bermanfaat untuk saudara-saudara hamba….
Sebuah jalan yang aku titik perlahan , mencoba menguak semua potensi yang yang mengalir dalam darahku. Ingin aku mengenang perjuangan sahabat-sahabatku dua tahun yang lalu, bagaiman kita mersakan suka, duka, tawa dan tangis. Aku hanya sebongkah daging yang tak mampu berbuat banyak , aku berbuat semampuku. Dan aku yakin itu tak cukup.
Tawaku aku coba aku selipakan diantara kelelahan yang sangat. Aku adalah tangguh, aku tak ingin semagat mereka rapuh ketika melihatku tak ada semangat. Aku harus seperti ini, dan aku tak taHu sampai kapan , mungkin hingga tawa ini sudah ditelan bumi dan aku akan meninggalkan mereka dengan kebanggaan yang luar biasa.
Meninggalkan itu memang terasa berat, aku ingin cepat pulang ketika itu, ingin menjemput tawa sahabatku. Kini , aku kembali, mungkin untuk melanjutkan kerja keras sahabatku tercinta. Kini detik akhir hanya air mata yang mampu menjawab.
Aku takkan banyak bicara, hanya beberapa kalimat saja, aku bahagia di Ski, aku merasakan adanya keluarga yang begitu dekat, yang senantiasa merangkulku erat, sahabat yang menjagaku dari kelelahan. Sungguh aku mencintai mereka karena Alloh.
Mungkin hingga akhir,aku masih banyak membuat noda. Masih banyak membuat banyak orang menangis karena kesalahan-kesalahanku. Bahkan hingga aku harus berpisah masih banyak orang yang membenciku. Yah, itulah aku dengan segudang kekuraganku. Tapi aku tetap yakin mereka semua mencintaiku. Aku juga yakin mereka akan selalu memaafkan khilafku. Mereka akan selalu mengingatkanku walau kebersamaan kami hanya tinggal kenagangan sekarang. Sekarang kami memang terpiasah jauh, tapi hati kami tak akan ikut berpisah. Hati kami masih sangat dekat, sedekat waktu kebersamaan yang tlah lalu..

Yogykarta , 11 jAnUARi 2009
Aku riNdU KaLiaN SAhAbAtKu
Aku tak peduli Apakah kalian juga merindukanku
Aku juga tak peduli apakah kalian masih mengingatku
Karena hatiku telah mnyimpan memori indah dengan kalian

PENJUAL RONDE


Pagi berganti siang. Siang berganti sore. Sore berganti malam. Malam berganti pagi lagi. Pada porosnya bumi itu berputar. Tunduk, ikhlas dan patuh dengan perintah Alloh. Seperti itu pula hidupku sebagai manusia sudah diatur dengan sedemekian rupa. Adil. Dan tak ada hak bagiku untuk berontak.
Aku Yahmin. Atau orang sering menyebutkan Pak Min Ronde. Itu semua karena sehari-hari aku berjualan ronde. Yah setiap hari. Tak ada hari minggu bagiku. Mungkin aku libur hanya saat lebaran idul fitri saja. Itupun mungkin hanya 3 sampai 4 hari. Kalau hal itu tak kulakukan akan kukemanakan nasib istri dan 5 anakku. Mereka semua begitu bergantung dari hasilku menjual rondeku.
***
Kalau malam hari orang mengahabiskan malamnya untuk istirahat. Maka aku kebalikan dari itu. Kuhabiskan waktu malamku untuk bekerja. Kalau orang pada umumnya mengahabiskan siangnya untuk bekerja. Maka itu tidak berlaku untukku. Bagaimana tidak. Ronde hanya akan terasa nikmatnya ketika disedu malam hari sebagai penghangat tubuh.
Hari ini seperti hari biasanya yang kulalui. Bangun ketika adzan shubuh mulai berkumandang. Walau sebelumnya aku pulang jam 02.00 WIB. Selelah apapun, sengantuk apapun dan semalas apapun aku. Bagiku sanggup menjalankan sholat shubuh adalah nikmat. Dingin yang merasuk hingga tulang. Rasa kantuk yang mebuat mata terasa pedas. Semua terasa seperti tantangan.
Setelah sholat selesai aku tak langsung mengiyakan nafsuku untuk tidur pulas. Aku sempatkan untuk mengajari ketiga anakku untuk mengaji. 2 sudah menginjak bangku SD dan yang satu adalah anak ragilku. Sedang kedua anakku yang lain sudah mampu membaca Al-Qur’an. Bahkan bisa diblang lebih lancar daripadaku. Baru kira-kira selatah menikmati ubi rebus dan secangkir teh hangat sebagai sarapan pagi. Aku akan balas dendam setelah tadi malam mabating tulang-tulangku.
Aku bangun dari dormansiku ketika adzan dzuhur berkumandang. Jadi tak lebih dari lima jam kuhabiskan untuk tidur. Bukankah itu ciri-ciri dari orang – orang sukses? . Entahlah aku tak terlalu paham. Aku hanya mendengarnya saat khotbah sholat jum’at di masjid kompleks elit itu.
“ Rondenya sudah matang mak”. Aku bertanya kepada istriku.
“ Belum Pak, tapi tinggal sedikit lagi. Ya kira-kira semperempat lagilah”. Jawabnya sambil terbatuk-batuk karena semburan asap dari kompor kayu.
“ Yaudah sini mak, biar aku yang menyelesaikan ja mak. Kamu siapin makan siang aja buat anak-anak.”
“ Ya pak.” Sahutnya sambil mulai menyiapkan sarapan siang untuk anak-anak.
Jam lima semuanya sudah siap untuk dijual. Aku pun juga sudah siap untuk mulai bekerja lagi. Ku tata rapi semuanya. Setelah kurasa sudah terlihat beres semuanya. Aku segera berpamitan dengan istriku. Hampir semua anakku tidak ada di rumah sekitaran jam segini. A
Aku menagayuh sepedah ku pelan. Ku pukul mangkuk sebagai tanda kehadiranku. Kususuri dari pekampungan ke perkampungan. Dari perumahan elit satu hingga perumahan elit lainnya. Beberapa orang hanya berlalu lalang tapi tak membali. Beberapa orang lainnya mencegat dan membeli rondeku. Belum bisa dikatakan laris. Namun tak mengecewakan pula.
Saat sepertinya langit mulai meredup. Aku mulai mempercepat ayuhan gerobakku. Aku ingin segera mencari sebuah masjid terdekat. Tidak terlalu sulit untuk menemukannnya karena aku sudah cukup menguasai daerah ini di luar kepalaku. Walau harus mengayuhnya dengan kecapatan tinggi. Dan harus memohon maaf pada para pembeli karena harus menolak ketika mereka membeli. Karena aku takut kehilangan untuk sholat berjamaah dan tepat waktu.
Setelah sholat Magrhib aku aku tak langsung melanjutkan perjalanan. Aku melanjutkan bertilawah sembari menunggu sholat ishak. Banyak orang bilang mana mungkin aku bisa dapat untung dengan cara berjualan seperti ini. Dan aku selalu menjawab bahwa rezekiku ada yang punya. Alloh tak pernah tertidur. Alloh akan memberikan rezeki tanpa harus menjauhkan hambanya dari ibadah-ibadah untuk menyembahnya.
Baru setelah ishak aku mulai berjualan lagi. Sama. Begitu setiap harinya. Aku menjalaninya tanpa terbebani. Aku mampu mencari nafkah tanpa aku harus mengorabankan ibadah-ibadahku. Aku mampu mencari nafkah tanpa harus menjadi budak uang, komersil dan niat memperkaya duniaku. Aku ingin selalu mensyukuri ini. selalu. Nikmat ini yang akan selalu ku syukuri.
Finishing, 25 Oktober 2009
07.00 Wib. Di Rumah Cahaya.
Merasa tergugah melihat gerobak penjual ronde

Kesatria Hijau


Kesatria Hijau
Ia membawa Panji Lailahailallah
Yang iblispun takkan sanggup mengambilnya
Sang mentari
San rembulan
Sang bintang
Seraya hanya memujinya
Awan akan berubah cerah
Ombak akan berhenti berdesir
Cahaya bagai kilat saat sang kesatria mengayunkan panjinya
Menyambar, menghujam , merangsak tak terkendali
300 pembawanya layaknya 30.000 pasukan
Pengorbanan menjadi kewajibannya
Syahid menjadi haknya
Surga menjadi miliknya
Dan Sang Khalik menjadi kekasihnya


Pagi, 6.33 WIB 04/05/09
Disela-sela menunggu kuliah
Sosiologi Pertanian 10.304 (Sosek)

Persemabahan untuk Murabbi


Murabbi begitu besar baktimu…
Alloh menjadi kekasihmu yang mengisi relung jiwamu
Raslullah selalu menjadi tuntunan dalam setiap tindakmu
Islam telah menjadi ruhmu
Dakwah telah menjadi semangatmu
Al Qur’an dan Al Hadiat telah menjadi penerang hatimu

Keringat, darah dan airmata telah menjadi bukti
Atas segala pengorbananmu
Walau kadang lelah mengampiri ragamu
Walau kadang enggan menyapa jiwamu
Namun engaku tak pernah takluk

Dengan sabar engaku mengajari kami
Mengajari…
Tentang keEsanNya
Tentang Ayat cintaNya
Tentang sang panutan
Tentang hidup ini
Dan tentang banyak hal
Yang tak pernah kukenal sebelumnya


Tawa,susah,senang, kecawa
Semua telah bercampur menjadi hiasan
Dalam satiap perjumpaan kita

Takkan cukup terima kasihku
Untuk membalas semua yang telah engakau berikan

Semoga kelak…
Aku, engkau, dan akhi fillah
Dipertemukan kembali
Di syurganya dalam pertemuan agung
Disaksikan oleh para malaikat
Dan Sang Murrabi sejati kita
Memandang dengan seutas senyum kebanggaan

28 Januari 2009
12:30
Saat diri ini merindukan liqo’