Pages

Rabu, 02 Desember 2009

Syurga dan cinta di Palestine


Kring…..kring…..kring…suara SMS berbunyi di HPku. “ wah siapa sich? Masih pagi-pagi buta ini sudah sms” gumanku dengan nada jengkel. Dengan langkah yang sangat malas aku ambil HPku yang letaknya kira-kira 10 langkah dari tempatku sekarang. Kemudian kubaca SMS yang telah menghancurkan mimpi-mimpiku tadi sambil mengucek mata. “ asw.Akhy, slmt y, lamaran antum ke ukhti Zia dtrm ”. Itulah isi sms dari Rudi, kawanku Rohis di UGM.
Secara spontan aku langsung mengucap Alhamdulillah . Seketika itu pula aku langsung membalas sms sahabatku tadi “ alhamdullilah yaa akhy, tp bnrkh sms antum tadi? Af1 ni mslh pntg akh, jd ana bth kepastian lg. btw, kok bisa ya Murrobi kita bisa kehilangan nomor ana? Hehehehe”. Kemudian aku letakkan kembali HPku di tempat semula sambil nyengir bahagia. Kemudian kurebahkan kembali tubuhku di tempat tidur. Sambil menunggu adzan shubuh berkumandang sekaligus menunggu jawanban dari SMSku tadi.
5 menit kemudian terdengarlah suara adzan shubuh dari masjid sebelah kosku. Langsung. Kubangunkan tubuhku untuk segera mengambil air wudhu.
***
“Assalamu’alaykum Kang Ni’am…piye kabare? sui banget gak ketok?” Tanya Kang Zaza’ salah seorang ta’mir masjid setelah sholat shubuh selesai.
“Wa’alaykumussalam, Akh. Alhamdulillah apik…mosok to akh? Kayaknya biasa aja dech…. Hahahaha” jawabku dengan iringan tawa.
Kami pun berbicara panjang lebar untuk melepas kangen. Mungkin benar kata Akh Zaza’ aku akhir-akhir ini jarang kelihatan di masjid. Itu karena kesibukanku mengurusi banyak kegiatan dakwah di kampus.
Tanpa kami sadari pembicaraan kami ternyata telah sangat lama. Hingga kami bisa melihat matahari telah mulai tampil ke dunia. “akh gak kerasa ya uwes suwi banget” kata-kataku untuk mengakiri perbincanganku yang sangat seru itu.kami pun langsung berpamitan.
Sesampainya di rumah kucoba membuka HPku untuk mencari apakah sudah ada balasan. “ uhhhhhhhhh…kok gak di bales- bales ya?” ujarku dengan sedikit kecewa karena belum ada balasan dari rudi. Kuputuskan untuk mencoba berhusnudzon terhadap hal ini. Mungkin ada sesuatu yang membuat Rudi belum bisa membalas smsku.
***
Mentari dengan terik sinarnya mencoba membuat manusia untuk menahan sabar. Keringat yang sanggup mengucur deras karena siksaan panas matahari adalah salah satu cobaan itu. Hari ini aku harus berada di kampus hingga larut malam. Karena aku ada kuliah dan menyiapkan segala sesuatunnya untuk kajian besok.
Kelelahan mencoba menghadangku untuk terus melanjutkan aktivitas. Jadi aku mencoba menanganinya dengan merebahkan tubuhku di masjid. Aku masih terus berfikir tentang sms tadi pagi. “ apa iya ya lamaranku diterima?” gumanku. Tapi tak berselang lama smsku berdering. Langsung dengan kecepatan penuh kuambil HPku “ iya akh!!!!! Selamat ya!!!!!hari ini antum di ajak ktmuan ma murrabi ba’da magrib di masjid kampus ” .
“ Alhamdulillah…Alhamdulillah..Alhamdulillah”.
“Ada apa Akhy?” sahut temanku melihat kegiranganku. Tidak ada apa-apa kok, cuma lagi seneng aja jawabku.
Yah semua orang jangan sampai tau terlebih dahulu sebelum aku mendengar langsung kabar sesungguhnya nanti. Cukuplah aku, sahabatku rudi dan murrabiku yang tau. Karena aku tidak ingin membuat mereka kecewa jika hasilnya tidak sesuai dengan kabar yang telah aku terima sekarang.
“ Afwan temen-temen, ana minta izin untuk pulang terlebih dahulu karena ada urusan yang sangat penting” kucoba untuk meminta izin ke temen-temen.
“ Urusan apa? Penting banget ya kayaknya? Kalau ana sich gak papa” sahut salah satu temanku.
“ Kalau teman-teman yang lain gimana?” izinku ke forum dengan sedikit memelas.
Yah dengan seribu alasan yang aku buat akhirnya teman-temanku menyetujuinya. Mereka sempat curiga karena tidak biasanya aku aneh seperti ini. Kecurigaan mereka karena aku tadi agak kebingungan menutupi kebenaran yang coba aku pendam. Jadi argument satu dengan argument yang lain agak rancu dan aku banyak salah tingkah. Tapi biarlah, mungkin hanya tinggal menunggu waktu sampai mereka semua aku beritahukan berita ini.
Tiba-tiba muncul hasrat untuk memberitahukan kabar gembira ini ke ibuku. Tapi langsung kuurungkan niatku itu. Karena aku tidak ingin membuat ibuku nanti kecewa Jika kabar ini ternyata tidak benar. Aku sudah takut untuk membayangkan bagaimana kecewanya hati ibuku, karena selama ini ia sudah sangat ingin agar segera menikah. Itu karena wasiat dari abahku sebelum meniggal 2 tahun yang lalu.
Almarhum abahku berwasiat kepada ibuku dan aku sebagai anak tunggalnya “ Aku ingin segera memiliki menantu dan memomong cucu, Nak, tapi jika memang Alloh menakdirkanku untuk meninggal terlebih dahulu. Maka jangan sampai kamu juga belum punya pasangan hingga Alloh menakdirkan ibumu untuk menyusul bapak”.
Tak terasa keluar air dari kelopak mataku saat diriku mengingat hal itu. Sungguh aku merasa sangat durhaka karena baru sekarang bisa memenuhi wasiat itu setelah Alloh memanggil abahku. Semoga rahmat Alloh kepada almarhum bapakku.
***
Kehadiran matahari sudah digantikan dengan bulan. Udara berhembus sejuk yang membuat tubuh rasanya hanya ingin membalingkan diri di kasur. Sambil bermimpi hal-hal yang indah. Udara seperti merayuku untuk enggan berangakat. Tapi itu tidak mungkin karena sekarang aku akan menjemput wasilah cintaku.
Aku sudah langsung merancang ribuan harapan dan angan-angan ketika kelak aku akan menikah. Aku sudah mengonsep bagaimana kelak prosesi ahad nikah, konsep untuk walimahan, konsep bagaimana kelak mendidik anak, berapa jumlah anak yang akan dilahirkan.
“Astaghfirllah…”.seketika lamunanku buyar karena suara adzan sudah dikumandangakan.
Entah kenapa dalam sholat kali ini aku meneteskan air mata. Seolah-olah setiap lantunan ayat yang dibaca telah merasuk hingga ke hatiku. Saat ini hanya ada Alloh yang ada di otakku. Ruang seperti hampa tak ada orang, dan yang tersisa hanya aku dan Alloh. Aku bagaikan nabi Musa yang sedang berdialog dengan Rabbnya saat itu.
Selesai sholat pun air mataku masih tak henti mengalir. Semakin aku berdzikir semakin kuat pula tangisku. Tiba-tiba ada seseorang yang memberikan sapu tangan kepadaku. Seketika aku menengok dan ternyata itu adalah murobbiku. Kemudian dengan penuh cinta beliau langsung memelukku dengan erat.
Setelah emosiku mulai stabil murabbiku mulai membuka perbincangan. “ Akhy ana akan menyampaikan dua perkara yang baik untukmu. Namun dua perkara ini juga bisa menjadi sesuatu yang akan sangat sulit untukmu” murrabiku mulai berbicara.

“InsyaAlloh ana siap, Ustadz, jika memang itu baik untukku maka aku akan ridho” jawabku dengan yakin.
“Begini akhi, kemarin murabbi ukhti zia menghubungi ana dan mengabarkan kesediaan Ukhty Zia menjadi pendamping hidup antum dan penyempurna separuh agama antum” murrabiku berkata dengan nada lemah lembut sebagai kekhasan gaya bicara beliau.
“ Allhamdulillah, lalu kapan saya bisa melamarnya?” sahutku tanpa basa-basi.
“ Tunggu sebentar anakku, ana belum selesai berbicara” tutur beliau khas orang tua yang sedang berbicara kepada anaknya.
Kemudian beliau melanjutkan pembicaraan .“ selang waktu yang tak begitu lama setelah murrabi ukhti zia menghubungi ana. Ustadz Zubair yang mengkoordinasi relawan yang akan dikirim ke Palestine menghubungi ana. Beliau bilang antum lolos seleksi menjadi calon relawan yang akan dikirim ke Palestine. Antum akan dikirim ke Palestine untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan dan sesegera mungkin harus berangkat karena mengingat keadaan palestine sekarang yang sangat butuh bantuan”
Aku laksana disambar geledek dan ekspresi mukaku berubah seketika. Aku tidak tau apa yang harus aku ucapkan karena jihad ke Palestine adalah cita-cita tertinggiku. Mungkin bukan hanya aku. Tapi itu juga merupakan cita-cita bagi setiap muslim yang merindukan syurga.
Kucoba untuk mengerakkan otakku dan mengerahkan saraf-sarafnya untuk membantuku menemukan sebuah solusi. Tapi usahaku berakhir sia-sia yang aku dapatkan hanya kebuntuan. Aku seperti buah simakala yang serba salah jika harus memilih salah satu. Jika aku memilih untuk menikah maka aku telah durhaka kepada Alloh. Tidak semua orang yang bisa mendapatkan nikmat kesempatan berbuah syurga seperti ini. Aku juga akan mendzolimi banyak orang karena pasti banyak di antara mereka yang tidak bisa berangkat ke sana gara-gara aku yang terpilih. Padahal pasti harapan mereka besar untuk ini.
Tapi jika aku putuskan untuk pergi ke Palestine maka aku akan mendurhakai wasiat almarhum abahku. Aku juga akan mendzalimi calon isteriku. Aku bisa membayangkan bagaimana perasaannya jika aku batalkan lamaran ini.
“ Akhy percayalah Alloh selalu memberi yag terbaik untuk hambanya dan Alloh tidak pernah mempersulit masalah hambaNya. Karena sesungguhnya ia ada sangat dekat dengan hambaNya. Yakinlah itu anakku!!” murrabiku mencoba menenangkanku.
“ Semoga ana kuat ustadz. Lalu kapan ane harus memberikan jawaban atas pilihan yang harus saya pilih?”.
“ Kalau bisa ya secepatnya akhy, soalnya keduanya ingin segera membutuhkan jawaban dari antum. Memang ana juga tau bagaimana posisi antum sekarang, tetapi antum harus sangat bijak dalam menilai masalah ini” jawab murabbiku.
“Kalau menurut ustadz apa yang sebaiknya aku pilih?”. Kucoba untuk mendapatkan jawaban dari orang yang sholih.
“Akhy ini masalah yang sangat serius karena akan menyangkut hidup antum ke depan. Tetapi kalau memang ana harus memberikan saran pilihan yang harus antum pilih. Maka ana menyarankan agar antum memilih jihad ke Palestine. Karena Alloh dalam firmanNya banyak berjanji akan menyediakan surga bagi orang-orang yang mau melaksanakan jihad. Siroh juga mendukung itu akhy. Ingatlah bagaimana Rasululllah membawa kabar gembira ketika banyak sahabat yang syahid di jalan jihad ketika di zaman itu. Sa’ad bin Mu’adz yang sanggup menggoncangkan Arsy Alloh, kemudin Sumyyah , Yasir, Hamzah bin Abdul Muthalib dan masih banyak sahabat yang lain. Mereka telah disiapkan surga oleh Alloh. Tapi jangan lupa untuk beristikhoroh karena sebaik-baik jawaban adalah jawaban yang datangnya dari Alloh”
Jawaban yang cukup membuatku sedikit tenang tapi bagaimana dengan wasiat ayahku? Yah bener, aku harus beristhikoroh dan meminta pertimabangan kepada ibuku. Karena masalah ini juga menyangkut dengan beliau. Iya harus begitu.
***
Aku putuskan untuk pulang ke daerah asalku yaitu di Kediri. mungkin sudah sangat lama aku tidak pulang. Tapi ketika pulang malah membawa sebuah masalah sebagai oleh-olehnya. Sungguh aku anak yang belum bisa berbakti kepada orang tua.
“Assalamu’alaykum ummi….”
“Wa’alaykumussalam…” suara yang sudah sangat aku kenal menjawab salamku.
“MasyaAlloh anakku, kok datangnya dadak dan gak memberi kabar dulu?”
“Maaf ummy anakmu ingin member kejutan aja” kujawab dengan menekan persaanku agar jangan sampai aku menagis di hadapan ummiku.
Sesudah makan aku coba mengajak ummi untuk membicarakan masalahku. Beliau mungkin sudah tau. Karena tidak mungkin aku pulang mendadak jika tidak ada masalah.
“ enek opo to le?”
Sambil menangis aku menerangkan semuannya pada ummyku. Ummyku pun menyimak dengan penuh perhatian. Beliau mengelus-elus kepalaku untuk mencoba menenangkanku.
“ Yah ummi menyerahkan semuannya ke kamu sajalah” jawab ummyku ketika sudah mengetahui semua ceritaku.
“Tapi bagaimana dengan wasiat abah?”
“Sudahlah nak, yang menjalanai hidup adalah kamu. Jodoh itu ada di tangan Alloh. Mungkin tidak sekarang tapi besok, lusa atau entah kapan, pasti Alloh akan mempertemukanmu dengan jodohmu. Jangan kuatir juga ummmy pasti akan menunggu sampai waktu itu datang. Kan mati juga hanya Alloh yang tau” jawab ummyku.
Jawaban ummy semakin membuat aku bingung. Karena sebelum pulang kampung, aku sudah melakukan sholat istikhoroh selama tiga hari dan hasilnya sama dengan jawaban ummy.
***
Hari ini langit sangat cerah seolah-olah mendukung keberangkatanku menegakkan agamaNya. Tepat pukul 17.00 waktu palestine aku berhasil landing di Palestine. Aku bersama rombongan yang banyak dari mereka adalah orang-orang yang baru aku kenal langsung disambut oleh tiga tentara. Yang kalau menurut prediksiku mereka adalah tentara HAMAS.
Kami di bawa ke markas mereka di daerah gaza, daerah yang sering mendapat kontak langsung dengan zionis biadab. Rombongan kami sepenuhnya adalah dokter jadi tugas kami adalah dalam masalah kesehatan. Tapi kami sudah punya komitmen untuk juga ikut berperang jika dibutuhkan.
Selama kami di sana akan dipandu oleh Syafullah Hamidz bin Zubair. Ia adalah seorang tentara. Ia bercerita panjang lebar dengan kami tentang bagaimana kejamnya zionis. Mereka adalah manusia yang memiliki akal binatang dan hati seperti iblis gambaran yang ia buat untuk kebiadaban palestine.
Aku pun langsung mencoba adapatasi diri dengan daerah Palestine. Kucoba kupelajari daerah palestine dengan segala seluk beluknnya. Palestine adalah Negara yang gersang tapi tidak segersang Negara Arab. Sejak invasi Israel, air yang ada di Daerah Gaza sangat kotor, penuh kuman, dan tidak layak minum. Tetapi itulah biadabnya Israel, mereka tau itu tapi malah memperparah keadaan. Mereka melarang bantuan apapun dari dunia luar yang hendak masuk ke Palestine. Sungguh biadab mereka.
***
Delapan bulan berlalu sejak pertama kedatanganku ke palestine. Aku sudah lumayan mengenal segala sesuatu tentang palestine. Yah sebuah negeri kecil yang penduduknya harus tertindas di rumah mereka sendiri. Satu hal lagi yang aku pelajari disini adalah susahnya untuk menemukan orang ketawa. Mereka kebanyakan berada dalam keadaan yang tertekan, was-was, dan selalu memikirkan penyikasaan apalagi yang harus mereka alami. Sungguh aku menjadi sangat dzalim kepada mereka karena selama ini aku bisa tertawa bahagia di Indonesia disaat mereka sedang menagis disini.
“ akhy ada surat dari Indonesia buat antum!” suara jamal yang merupakan salah satu relawan mengagetkanku.
“dari siapa akhy?” jawabku.
“ ana tidak tau akhy. Mungkin antum langsung membacanya sendiri aja.
“ syukron akhy jamal”.
Kemudaian aku baca surat itu, sebauh surat dari Zia









Yogyakarta, 16 Februari 2005
zizadatul muslimah



Kepada mas iqbal yang luhur budimu,

Gimana kabar di palestine mas? Pasti Alloh selalu melimpahkan rahmatNya ke mas. Perjuangan mas memang tak pernah akan sia-sia. Banyak pengorbanan yang telah mas lakukan. Saya disini hanya bisa mendoakan agar mas senantisa dalam perlindunganNya.

Saya malu sungguh kepada mas. saya memang gadis hina yang telah mengingkari janji. Saya wanita yang lemah yang tidak bisa mempertahankan kotmitmen kita. Saya wanita yang tidak bisa setangguh mas yang berani untuk melakukkan pengorbanan untuk sebuah cinta. tapi ada seseuatu yang akan aku ceritakan karena mas harus tau itu.

Tepat lima bulan kemarin orang tuaku sudah menikahkanku dengan calon yang mereka pilihkan. Sudah berulang-ulang aku tolak. Tapi orang tuaku beralasan sama yaitu tidak ada jaminan tentang nasib mas. Orang tuaku juga sudah menganggapku terlalu tua untuk terus menjadi seorang perawan. Mungkin ini salah kita kenapa tidak langsung meresmikan cinta kita dalam ikatan janji yang suci. Tapi tidak ada gunanya menyesal karena itu tida akan merubah apapun.

Maafakan zia yang pengecut ini ya mas karena baru berani memberitahukan semuanya sekarang. Tapi zia bener-bener malu mas. Baru detik saat kutulis surat ini mulai aku kokohkan keberanianku untuk memberitahukan semua ini kepada ,mas.

Silahkan jika mas iqbal marah terhadap saya. Saya memang patut untuk mendapatkan itu. Tapi jika aku bisa diberi pilihan maka aku ingin memilih untuk bisa dimaafkan mas iqbal. Aku juga ingin agar masalah ini tidak memutus tali ukhuwah kita. Dan yang terakhir aku ingin masalah ini tidak membuat mas iqbal kecewa. Yah, mungkin permintaan terakhirku adalah permintaan yang mustahil. Tapi tulah harapan-harapan dari sebuah pilihan jika aku bisa diberi kesempatan untuk memilih.
Diriku terbujur kaku, lemas dan tak berdaya setelah membaca surat itu. Sungguh sebuah surat yang dengan seketika telah menghancurkan segala impian-impiankuku. Hari dalam hidupku terasa telah berhenti. Aku langsung terduduk kaku. Air mataku sudah tak bisa terbendung lagi.
Semua orang yang melihatku mencoba menenanganku. Mereka melakukan segudang cara untuk melakakukan itu. Tapi tak satupun usaha mereka yang sukses. Aku masih tetap pada keadaan yang sama. Aku juga tidak beranjak dari posisi semula.
Semua orang kuatir padaku. Tapi aku seolah tidak memperahtikan mereka. Aku sedang tidak peduli pada siapapun. Karena otakku sekarang kosong. Yang ada dalam hidupku hanya kekecewaan yang mencoba mengerogoti hatiku. Sungguh betapa tidak bisanya persaan kecewa ini untuk di ungkapkan.
***
Berhari –hari keadaanku tidak membaik. Memang aku masih melakukan tugasku dengan baik. Tapi aku bagai manuisia yang telah kehilangan jiwanya. Mungkin aku seperti mayat hidup atau seorang robot. Aku tidak peduli pada diriku sendiri apalagi pada orang lain.
“ gawat…gawat…gawat!!!!tentara Israel sedang berencana menyerang rumah ahmad yasir “ dengan sangat takut salah satu tentara HAMAS memberitahukan berita penting ini pada kami semua.
Dengan cepat kami semua segera berangkat menuju lokasi penyerangan. Karena kami tau jika tentara Israel mau menyerang dengan alasan mau menyerang rumah petinggi hamas. Maka mereka sanggup melakukannya dengan biadap. Mereka tidak akan segan-segan untuk menghancurkan apapun yang akan meghalanginya. Dan dapat dipastikan ribuan jiwa akan mati. Karena memang perlawanan yang tidak seimbang.
Tiga rudal Israel telah diluncurkan sebelum kedatangan kami. Ketika kami datang tentara Israel sudah penuh dengan perlengakapan tempurnya yang serba canggih. Mereka tidak pandang bulu dalam penyerangan ini. Mereka sanggup melakukan hal yang sangat kejam terhadap wanita, anak-anak, balita, hingga orang tua yang sudah uzur.
Tiba- tiba pandanganku tertuju pada seorang bapak-bapak dan seorang perempuan berteriak meminta tolong . dengan cepat aku segera menuju kesana untuk menolong mereka berdua. Entah kenapa pula seolah aku sanggup melupakan masalahku untuk sejenak. Dengan cepat mereka segera aku larikan ketempat yang aman.
Setelah hampir 10 jam tentara Israel menyerang. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikkan penyerangan untuk sementara. Dari kabar yang aku dengar karena mereka mersa pemimpin HAMAS yang mereka cari sudah tidak ada di lokasi. Tapi mereka sungguh meninggalkan kebiadabannya. Lebih dari 500 orang meninggal dunia, lebih dari 2000 orang terluka dan lebih dari 400 rumah serta banyak fasilats umum hancur lebur rusak karena serangan.
***
Keesokan harinnya tanpa alasan yang jelas aku dipanggil oleh ketua tentara HAMAS. Kata temen-temen ada sesuatau yang ingin dibicarakan denganku.
Setelah merampungkan semua tugasku terlebih dahulu aku segera menemui ketua tentara HAMAS yang telah memanggilku. Ada apa gerangan seorang relawan biasa sepertiku bisa dpanggil oleh ketua tentara HAMAS .pertanyan yang muncul dalam hatiku.
“assalamu’alaykum…..”
“wa’alaykumussalam…”
Kulihat sekeliling ruangan kantor yang pertama ku masuki ini. Mataku melihat ternyata tidak hanya ada satu orang tetapi ada tiga orang. Ada dua orang pria paruh baya dan satu gadis bercadar.
“tafadhol, yaa akhy” seorang pria berseragam tentara HAMAS menyuruhku untuk duduk.
“ syukron..” jawabku.
“ perkenalkan akhy beliau ini adalah salah satu petinggi HAMAS yang menjadi target penyerangan Israel kemarin. Beliau ingin mengucapkan terima kasih pada antum. atas bantuan antumlah beliau dan putrinya bisa selamat dari penyerangan kemarin.
Ingatanku langsung tertuju pada dua orang yang telah aku selamatkan kemarin. Yah mungkin benar mereka adalah dua orang yang telah aku selamatkan kemarin. Kemarin aku memang terlalu bingung sehingga tidak terlau memperhatikan mereka.
“ sudah kewajiban saya untuk menolong anda, karena memang tugas saya disni untuk itu” jawabku.
Tiba- tiba pria paruh baya yang diperkenalkan sebagai salah satu petinggi HAMAS itu berbicara “ Begini akhy, ana kemarin secara tidak sengaja berbicara dengan sahabatku syafullah hamidz bin zubair ketika beliau menjengukku kemarin. Beliaulah yang memberitahukan bahwa antumlah yang telah menolongku dari serangan tentara Israel. Kemudian beliau memberitahukan tentang antum dengan segala sesuatunya. Yang sebenarnya ana tidak punya hak untuk medengarnya. Tetapi Di akhir pembicaraan kami ia mengagetkanku karena berakata” aku adalah sahabatmu sejak kecil dan aku juga belum pernah meminta apapun darimu. Tapi kali ini aku ingin minta sesuatu padamu yang akau harap kamu tidak menolaknya. Tolong nikahkan puterimu dengan pemuda Indonesia yang telah menolongmu kemarin. Dia adalah pemuda yang baik dan sangat cocok untuk puterimu” . tapi perkara ini adalah sesuatu yang menyangkut persaan dua orang manusia. Dan ini juga menyangkut masa depan dua orang manusia. jadi aku tidak bisa memutuskan sendiri.oleh karena itu aku ingin membicarakannya disni dihadapan kalian berdua untuk menaggapi perjodohan itu”.
Kemudian ia seperti mengkomando putrinnya untuk melakukan sesuatu. Dari gerakan itu putrinya seolah-olah tau apa yang harus dilakukannya. Sang gadis bercadar itupun kemudian melepas cadarnya.
Dan subhanallah ketiaka mataku betemu dengan mata sang gadis itu. Aku seolah-olah telah melihat seorang bidadari dari syurga ada dihadapan mataku. Kecantikan wajahnya mengalahkan para artis Indonesia. Dua bola Matanya yang berwarna biru begitu membuanya terlihat cantik.sungguh kecantikannya menyihir diriku.
Apakah ini hikmah yang coba Alloh tunjukkan kepadaku. Alloh seperti menegsakan betapa Maha AdilNya dalam mengatur kehidupan hambanya. Ia memang selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Ia zat yang tidak pernah tidur untuk mendengarkan keluhan ataupun doa dari hambaNya.
Dendan sedikit malu aku dan sedikit senyum aku jawab” insyaAlloh…”
Dan gadis itu pun menyambut dengan seutas senyuman. Seperti sebuah balasan untukku bahwa ia juga bersedia.


Yogyakarta, 12 Muharram 1430 H
05:32
Dengan persaan malu karena hanya persembahan buruk ini yang menjadi
ikhtiarku untuk meringankan beban saudara-saudaraku di palestine.
Aku marah terhadap kebiadapan israel tapi aku juga iri pada
saudara-saudarku di palestine kerena mereka masih
bisa merasakan bagaimana nikmatnya jihad dizaman yang seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar