Pages

Rabu, 02 Desember 2009

JALAN PEJUANG PENA



Tetapi kata dapat mengubah jiwa
dan sesungguhnya, pada jiwa berubah
terletak pada perubahan yang niscaya
bagi dunia dan kehidupan.
-M.Fauzil Adhim, inspiring words for writers-


Menulis sebenarnya sudah diajarkan pada kita sejak kita masih ingusan dan bermain sambil belajar di TK atau di Play Group-bagi yang mengenyam-. Tapi, apakah sedewasa ini kita sudah bisa menulis sampai menghasilkan sebuah karya?.minimal satu karya hingga akhir hayat kita. Kebanyakan dari kita pasti menjawab “sudah”. Dengan hujjah “ waktu SMP dan SMA kan kita sudah pernah disuruh menulis mulai dari yang fiksi sampai non fiksi, yah walaupun itu karena sebuah paksaan dari kurikulum”. Jawaban yang tidak salah memang, tetapi ada titik point penting yang perlu kita cermati yaitu “ Paksaan”. Karena terpaksa seseorang bisa menulis atau setidaknya mau memulai menulis. Mungkin dengan cara “Paksaan” pula kita baru mau untuk memulai menggoreskan pena pada sebuah kertas.

Menulis pada hakekatnya bukan suatu yang sulit untuk dilakukan. Tapi, dalam menulis dibutuhkan modal azzam yang kuat dan kotmitmen diri karena menulis membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang luar biasa besar. Dalam menulis hanya membutukan ketrampilan untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah makna yang sanggup dimengerti orang yang membacanya. Memang kita tidak boleh menafiqkan bahwa menulis tidak semudah saat kita berbicara. Tapi, selama ada kemauan pasti benteng-benteng kemalasan bisa dihancurkan.

‘’Tresno jalaran saking kulino” pepatah jawa yang artinya cinta muncul karena terbiasa. Pribahasa tersebut bisa kita jadikan sebuah motivasi rujukan. Dari pribahasa tersebut tersirat sebuah makna bahwa dengan seringnya kita melakukan suatu-dalam hal ini adalah menulis- akan tercipta keterbiasaan.Dari terbiasa melakukukannya akan tercipta sebuah perasaan ketagihan dan merasa ada sesuatu yang kurang bila tidak melakukan hal tersebut.

Di era sekarang telah dimulai sebuah trend baru yang membuat para pengarang, penerbit, dan semua orang yang berkecimpung dalam dunia kepenulisan tersenyum karena sekarang adalah masa kejayaan dari buku-buku islami baik fiksi maupun non fiksi yang selama ini bisa dibilang dormansi . Kebutuhan masyarakat akan bacaan yang religi dan menentramkan semakin berkembang secara pesat. Masyarakat juga semakin cerdas sehingga bisa semakin pintar dan selektif dalam memilih buku yang dianggap perlu dan bagus bagi kebutuhan dirinya. Ini membuktikan telah muncul trend baru di masyarakat Indonesia yang gemar untuk memperbaiki diri lewat ilmu yang disajikan dalam sebuah buku.

Perkembangan tersebut patut membuat kita bersyukur. Hal ini bisa tergapai tidak lepas dari peran para penulis buku islami yang gigih mencoba berdakwah dengan tulisan-tulisannya. Mereka berusaha membangun masyarakat yang rabbani dengan menghijrahkan bacaannya dari yang penuh mudarat menuju bacaan yang penuh manfaat dan nilai gizi yang tinggi bagi qolbu.

Who am I?

Aku binatang jalang
kumpulan orang terbuang
-chairil anwar, Aku-

Tema yang diberikan oleh FLP adalah “Aku dan FLP dalam dakwah kepenulisan”. Sebuah tema yang menurut penafsiran dalam keterbatasan ilmu saya berarti bagaimana sosok aku dan FLP memberikan kontribusi dalam dakwah melalui sebuah tulisan. Sungguh sebuah tema yang mewajibkan diri saya untuk islah(mengoreksi diri) karena selama ini saya hanya menjadi konsumen bukan produsen dalam bidang kepunilisan –malu rasanya dengan pengakuan ini-.

Tapi bukankah tidak ada kata terlambat untuk bangkit dan melalui mengasah pena. Serta tidak telat pula untuk membangun visi dan misi dalam dakwah sebagai sebuah strategi awal.

Memanfaatkan momentum kebangkitan buku Islam untuk melakukan invasi yang lebih kuat adalah sebuah strategi memanfaatkan kesempatan untuk meraih kemenangan. Hal tersebut jauh lebih baik daripada kita disibukkan dengan angan- angan kosong serta hati yang ciut. Sesungguhnya itu tidak akan membuat satu kekuatanpun muncul karena semua yang ada berpangkal pada jiwa.

Alloh SWT berfirman dalam redaksi Maha AgungNya “sesungguhnya Alloh tidak akan mengubah apa-apa yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubah apa-apa yang ada pada jiwanya.” (QS. Ar-Ra’d 13:11).

Kalau membahas masalah ini saya ingat pada sebuah kisah inspiratif yang menohok jiwa. Sebuah cerita yang telah dan akan terus menginspirasi orang untuk menulis yaitu kisah Ahmad Deedat sang ahli kristologi.

Pada awalnya beliau hanya seorang kacung penjaga toko. Setiap hari datang kepadanya misionaris yang sedang belajar di seminari. Sering dalam kesempatan belanja, mereka mengajak berdebat tentang islam. Situasi ini hampir selalu membuatnya terpojok karena bekal agamanya sangat kurang.

Suatu ketika , dalam kesempatan ia membongkar-bongkar gudang majikannya, ia menemukan sebuah kitab Izhar al Haq karya Syaikh Muhammad Rahmatullah al-kairanawi, yang memuat kekacauan di tujuh emapat dan empat puluh ribu kontradiksi pada al-kitab, baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama. Inilah kitab yang merekam debat paling fenomenal tentang kristologi sehingga membuatnya segera larut mebaca. Kehausan yang luar biasa untuk memberi jawaban mengena pada calon misionaris yang hendak mengguncang imannya,membuat ia seperti mendapat aliran listrik yang luar biasa dasyatnya. Ia benar-benar tenggelam dalam bacaan yang mengejutkan ini.

Berhari-hari, ia mempelajari dengan ketekunan luar biasa. Ia kemudian tahu bahwa banyak yang harus dipelajari. Ia juga tersengat oleh kekuatan menajubkan yang menggerakkannya menulis buku untuk menolong agam Alloh. Ada rasa tanggung jawab spirutual yang luar biasa dasyat untuk menyelamatkan iman saudara-saudaranya melalui debat dan tulisan. Inilah kemudian mengubah dirinya, dari seorang penjual toko milik orang, menjadi ahli debat kristologi yang disegani, sekaligus penulis yang dihormati. Salah satu karyanya yang banyak dibaca orang adalah The Choice.

Pencerahan spiritual yang ia alami juga membuatnya merasakan ledakan semangat antusiasme, dan kegairahan untuk mempelajari berbagai bahasa. Dalam waktu cepat, ia pun menguasai bahasa Inggris, Arab, Afrika Selatan, Yunani, Ibarni, Urdu, India, dan beberapa tahun lalu diundang berbicara di Malaysia, ia membawakannya denggn sedikit berbahasa Melayu.

Hingga sekarang, belum ada ahli debat dan penulis masalah kristologi yang mampu menandinginya. Setiap kali berbicara kristologi, orang selalu mengingat namanya. Ia seakan-akan menjadi simbol kecermelangan para ahli debat Muslim dalam mepertahankan kesucian agama di hadapan pemeluk agama lain. Ia dihormati oleh kawan dan disegani oleh lawan.


Nah! Semua orang berawal dari angak nol dan kealfaan tapi ketika ada kemauan untuk bangkit,brgerak,dan menerjang maka kita akan menjadi sesosok yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.


Pondok pejuang kata

Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu.
menulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.
J.K Rowling-


satu batang pohon akan mudah sekali dipatahkan tapi kalau ada sepuluh batang, seratus batang,atau seribu batang yang disatukan pasti akan sangat sulit untuk dipatahkan. Hal itu yang menjadi sebuah analogi bagaimana kekuatan jama’ah akan jauh lebih kuat dari pada kekuatan perjuangan seorang diri.

Kita akan mencomot satu oraganisasi yang bergerak dalam bidang dakwah kepenulisan sebagai contoh. Ia adalah FLP,sebuah oraganisasi yang telah melahirkan penulis yang berkarakter islami dengan karya-karya yang telah banyak menyabet gelar Best Seller.

Secara singakat FLP adalah organisasi dakwah yang bergerak dalam bidang kepenulisan untuk pencerahan umat dan mencipatakan generasi-generasi pejuang berpana. Selama ini FLP telah aktif melakukan maneuver untuk mencerdaskan generasi bangsa dengan bacaan yang sarat akan manfaat dan mendekatkan kepadNya.

Sederet penulis pepan atas negeri ini adalah embrio-embrio yang ditetaskan oleh FLP. Penulis dan calon penulis menjadikan FLP sebagai wadah untuk berkarya dan menuntut ilmu ataupun untuk saling berbagi ilmu.

Perkembangan dunia tulis menulis di Indonesia yang bergereak pelan tapi pasti hingga pada masa sekarang yang telah mencapai titik yang lebih tinggi dihati masyarakat. Mengisyaratkan adanya satu titik balik dari hasil ikhtiar yang dirintis FLP yang telah mewadai para penulis dan calon penulis. Mereka disatukan untuk berkumpul dan saling betukar pikiran sehingga ilmu yang selama ini berserakan bisa terkumpul.

Seribu kata tanpa adanya sebuah titik tak akan dapat mengahsilakan sebuah makna. Kita harus melapangkan hati kalau selama ini baru sebuah kontribusi kecil yang kita sumbangkan dalam dunia dakwah. Pada hakekatnya sesuatu yang besar adalah kumpulan dari hal- hal kecil. Maka, jangan buat hatimu lemah dan bersamangatlah .

Alloh SWT befrman:” Kamu adalah umat manusia yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Alloh, tentulah itu lebih baik bagi mereka,diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan dari mereka adlah orang fasik. (QS. Al- Imron:110)

Nah! Bumi sudah semakin kusam dan membutuhkan warna-warana illahi dari para pejuang pena. Maka mulailah menulis dan akhiri dengan menulis ketika akhir hayat menyapamu!!!

Wallohua’lam bi showab..











Yogyakarta, 1 nopember 2008

1 komentar:

  1. tulisan ini yang mebuatku jadi...anak FLP angkatan X. -tertawa bangga-

    BalasHapus