Pages

Kamis, 17 Desember 2009

KYAI LANGGENG BIAR LANGGENG



Setelah melalui pembicaraan panjang kali lebar. Akhirnya didapatkan hasil yang luas.
“Liqo akan pergi ke Tawang Mangu pada tangga 22 November 2009”. Pembicaraan tentang persiapan mulai di lakukan. Kita mebahas mau ngapain, apa yang perlu di bawa, transportasi, konsumsi, sampai pada tahap pemaknaan rihlah ini.
Beres dengan itu semua, persiapan dinyatakan finish.
Aku sich menjadi anggota liqo’ yang merasa paling pasif. Sedikit memberikan usul. Lebih sering nurut aja dengan usul dan hasil kesepakatan. Bukan tanpa alasan sebenarnya. Minggu itu memang minggu leelah untukku. Otakku sudah terlalu lelah untuk dipacu.
Kita berlanjut H-1,
( pak dokter), sms yang intinya tentang “ saya gak boleh keluar jauh, jadi please yang deket-deket aja rihlahnya”. Aku tertawa satire membaca sms itu. Klasikal, teringat dengan orang tuaku di zaman dulu. Susah sekali memberi kepercayaan pada anak untuk memilih pilihannya sendiri. MANDIRI.
Waktu di tanya Rez mau usul kemana. Otakku tak mampu merangsang dengan baik. Aku sudah berfikir tempat alternatif yang tepat. Tapi otakku benar-benar menolak di ajak kompromi. Akhirnya ya lagi-lagi, sami’ na wa tokhna.
H-1, jam 21.00
Dapat sms dari Rez “ Tempat di Kyai Lnggeng. Bla…bla…bla”. Cuma bisa berkomentar
“ Aku udah pernaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah”.
Hari H datang juga,( Gak bisa tidur semalaman. Mikir kayak apa ya besok. Seru apa jadi jayus ya rihlahnya???)
Aku berangkat menuju tempat Rez kira jam 08.30. sebelumnya ke kampus dulu untuk ngambil kamera digital milik teman. Tolol bin oon, aku tuch gak tau kalau gerbang belakang pertanian itu di buka. Alhasil aku lewat peternakan-UNY-merasakan kemacetan sunmor-dan akhirnya ke pertanian. Uring- uringan. Please dech naik motor dengan kecepatan 10 KM/ jam? Salah satu hal yang paling aku benci. Setengah mati. Mendekati membunuhku malahan.
Perjalan berlanjut, sampai disana menjadi mutarabbi paling akhir( TELAT???forever dech).
Saat kami siap dengan formasi motor yang telah di atur. Awalnya hujan turun rintik-rintik. Lama-lama hujannnya rontok. Byuuuuurrrrrrr. Mantel tak terlalu melindungi kami. Air hujan berhasil lolos untuk membasahi bagian tubuh kami.
Hujan berakhir di magelang. Di sana blas gak ujan. Semua merasa males berhenti untuk melepas mantel. Jadi yah, kami tetep memakai mantel walau cuacanya cerah bin benderang.
Sampai di Kyai langgeng…
Hore…akhirnya sampai juga.hihihi, tertawa puas.
penyakit HERI ku kumat. Dunia serasa menjadi milikku sendiri. Temen-temen dan Rez serasa Cuma jadi orang ngontrak.
Masak aku dikira anak SMA to…ih, walau aku tau aku memang selalu muda sich (hahaha).
Muter – muter gak jelas dulu. Tempat parkir-loket karcing- berhenti di jembatan- rolling coster. Heran mosok semua merasa rolling coster nya menakutkan. Dee malah bilang mual. kalau untukku, rolling coster nya masih buat pemula. Butuh sesuatu yang lebih ekstrim lagi. Lebih dan lebih. Untuk membautku takut.
Rute berikutanya. MINI ZOO-panggung- sungai-perpustakaan- dan yang terakhir di gubug.
Acara inti…
Ternyata pas baru duduk, adzan langsung berkumandang. Pending dulu. Sholatnya bergantian.
Setelah semua selesai, acara inti dimulai.
Di awali dengan acara games. Mulai dari games jayus sampai gak bermutu di keluarkan semua. Capek dengan games gak jelas itu. Sang MTO( Awn) mulai acara serius. Lebih tepatnya acara yang di paksakan serius. Aku lupa dia menamakan apa? Whatever lah.
Sialnya dia menunjukku sebagai orang pertama yang harus bercerita tentang diriku( Awas ya!!!). Aku bingung mau bercerita apa. Akhirnya cuma menjawab pertanyaan amburadul temen-temen. Aku gak seterbuka temen-temen. sepertinya.
Setelah aku-aw-dee-pak dokter-CMKS. Yang terakhir dan yang paling panjang Rez. jadi banyak tau tentang Rezku. Tentang dirinya, keluarganya, masa lalunya. Jujur, masih merasa hanya membahas masa lalu. Belum membahas masa sekarang dan masa depan. Sedikit normatif pula. Tapi mungkin ada waktu lain yang lebih tepat. Acara ini di akhiri dengan foto bersama.
Suasana sudah mulai sepi dan adzan ashar juga sudah mengalun. Saatnya kami pulang.
Mendengar kata perpisahan, berpisah, pisah selalu membuat emosi ku terkoyak. Selalu takut mengahadapi hal menakutkan itu.
Kyai langgeng jam 16.00
Dengan formasi yang sama, kami naik motor dengan begajulan. 80-90 KM/ JAM je.
Berpisah…
Sesampainya dirumah…
Kamera digital harus dikembalikan pagi-pagi buta karena mau di pakai. Jadi baru malamnya bisa melihat hasil foto-fotonya.
Juara 1 paling narsis: CMKS
Juara 2: Dee
Juara 3: aku dan Aw
Juara harapan 1: Pak Dokter(soalnya gayanya selalu sama, tak pernah senyum pas difoto, kesannya jadi galak. Sok cool banget je. hehehe)
Juara harapan 2: Rez(mungkin beliau harus jaiz-jaga IZZAh- didepan kami).
Selesai…

Nambah dikit lagi ding,
Pas habis nulis tugas di FLP. Aku coba buka foto-fotonya di laptopku ditemani instrumennya lagu I belive-ost My sassy girls-. Sungguh membuatku merasa foto itu bercerita kepadaku. Kalau ini menjadi perjalan yang cukup istimewa.
Di rumahku di temani ponakanu yang
hobbynya nangis pas ngeliat aku.
Sabtu, 28 Nov 2009 06.33 Wib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar