Pages

Minggu, 28 Maret 2010

Ayahku Payah


Aku merasa menjadi ayah yang kurang baik, selalu menolak permintaan anakku karena alasan kesibukkan. Ya karena memang pekerjaan sebagai wartawan sangat menyita waktuku. Itu yang membuat Asahi, anakku selalu marah padaku. Asahi merasa tak pernah diperhatikan seperti teman-temannya. Asahi menganggap aku tak menyayanginya. Begitu juga dengan permintaannya kali ini. Permintaan untuk ikut lomba ayah dan anak. Bukan aku tak mau tapi karena memang aku tak bisa bermain sepak bola. Tapi kali ini, aku harus mau dan memberikan satu kesempatan untukknya bersamaku.

***

Hari pertama latihan,

            Gagal total, aku seperti anak kecil yang baru belajar bola. Yah, memang dari dulu aku tak suka olahraga. Termasuk sepak bola. Kali ini, bukan aku melatih asahi tapi asahilah yang melatihku.

            Bola yang kutendang selalu menuju arah yang tak karuan. aku juga lebih sering menghindar ketika bola yang ditendang asahi menuju ke arahku. Aku melihat wajah asahi yang tak menyukai keadaan ini. Tapi aku tak tau harus bagaimana.

“Ayah, Ayo semangat! Kita harus menang” Sorak Asahi untuk menyemangatiku.

            Kuanggap sedikit pembelajaran di latihan hari pertama ini cukup membayar kelelahanku.

Hari Ketiga latihan,

            Kami selalu berlatih di hari minggu. Minggu ini tak teralu jauh berbeda dengan minggu pertama dan minggu kedua.  Namun kali ini aku sudah mulai bisa menendang dengan lebih benar. Aku juga sudah tak terlalu takut dengan bola. Bahkan sudah berlatih menyundul bola.

            Ah, rasanya dengan kemampuan seperti ini cuma akan menjadi bulan-bulanan lawan. Tapi aku jadi semakin dekat dengan Asahi, aku jadi semakin tau bahwa asahi telah tumbuh menjadi bocah yang dewasa. Aku selama ini melewatkan semua perkembangan anakku. Aku menyesalinya.

Hari keempat, hari akhir

            Saat istirahat setelah kelelahan latihan. Asahi mendekatiku, memulai berbicara dengan nada yang pean tapi aku mampu mendengarkannya.

“ Ayah, aku ingin ayah tau. Aku ingin ikut lomba ini bukan untuk menang, tapi hanya ingin menghabiskan waktu dengan ayah. Aku…” suarannya terpotong.

“Aku…aku mencintaimu!.” Sambil berlari menuju lapangan lagi.

“Ayah ayo latihan lagi! Kita tak boleh dipermalukan tim lain, ayah! Semangat…Semangat!”

Aku merasakan hawa kesejukan menghembus kesejur tubuhku. Terasa sepoi-sepoi. Tapi begitu menenangkan.

“Maafkan aku asahi” aku berkata lirih, seperti membisik.

                                                                           ***

Babak pertama penyisihan,

            Peraturan pertandingan ini sangat sederhana. Dua lawan dua. Tak ada yang menjaga gawang, hanya saling menyerang. Tim yang menang adalah tim yang berhasil memasukkan paling banyak gol. Sesederhan itu.

“Priiiiit…”suara peluit panjang menandakan pertandingan sudah dimulai.

            Asahi mulai menggiring bola mendekati gawang lawan. Aku menghalangi ayah dari tim lawan. Mempunggunginya. Aku bersiap menerima umpan bola dari asahi. Anak dari tim lawan berusaha menghalau gerakan asahi. Kaki anak dari tim lawan menendang keras bola yang didiring asahi. Bola terlempar ke tengah lapangan. Aku dan ayah tim lawan mengejar bola itu.  Saling menyikut. Ingin mendahului. Ayah dari tim lawan berhasil mendahuluiku. Menggiring bolanya, menendang keras bolanya tepat kegawang kami.

 “ Goal…!!” suara ayah dari tim lawan itu.

            Gemuruh sorak-soarai penonton membahana. Teriakan dan tepuk tangan berpadu membentuk harmoni. Aku dan asahi tertunduk lesu. Jelas kami tak menyukai keadaan ini.

“ Masih ada waktu asahi, tenanglah!” aku meyakinkan, bahwa kita belum sepenuhnya kalah.

***

            Sekarang kami menguasai keadaan. Namun , kami masih belum bisa menghasilkan satu gol pun. Bola yang kutendang selalu meleset dari gawang kecil itu. Keringat mengucur deras. Baju kami basah, aku beberapa kali mengusap keringat di wajahku.

            Bola yang ku giring di rebut dari arah kananku. Aku tak menyadarinya. Anak dari tim lawan itu mengumpan bola itu ke ayahnya. Umpannya sangat tempat. Anak itu sepertinya sangat terlatih. Ayahnya juga bukan ayah yang  payah sepertiku.

            Sekali lagi tendangan ayah dari tim lawan itu membobol gawang kami. Suara sorak penonton membahana keseluruh penjuru. Aku dan asahi mematung.

“ Priiittt…” suara peluit kembali berbunyi ini tanda bahwa lomba telah berakhir.

            Kami harus menerima hasil pertandigan ini, 2-0. Dan kekalahan dibabak pertama. Aku menegakkan tubuhku. Mendekati asahi. Aku ingin menghiburnya. Asahi terlihat kecewa. Aku memahaminya. Ini pertandingan pertamanya denganku. Sekaligus kegagalan pertamanya juga.

“ Apakah kau kecewa pada ayah asahi?”

“ Ah, ayah terlalu GR. Aku tidak kecewa. Tapi aku malah menyukainya. Aku melihat ayah begitu serius. Ayah semangat sekali” sahutnya.

            Dia berlari meninggalkanku.

“ Tapi ayah, permainanmu tetep payah…huek” dia menjulurkan lidahnya kearahku sebelum benar-benar pergi meninggalkannku.

            Aku tertawa keras.

 

 

Minggu, 21 Maret 2010

Drama Persahabatan yang Terbalut Kontes Robot






Judul Flim:ROBOKON

Judul lain:Robot Contest

Pemeran:Nagasawa Masami, Oguri Shun, Ito Atsushi, Tsukamoto Takashi, Suzuki Kazuma, Sudo Risa, Ujiki Tsuyoshi, Yoshida Hideko, Arakawa YosiYosi, Hiraizumi Sei

Genre:Friendship, Award Winner, Teen

Tgl Rilis:NHK, 13 September 2003

Sebenarnya aku tak paham betul jalan ceritanya, aku download flim ini tanpa subtitle. Jadi sebagai orang yang gak bisa bahasa jepang, hanya bisa tebak-tebak berhadiah. Aku Cuma bisa meraba-raba mimik wajah dari pemainnya doang. Kalau sudah ngobrol akan langsung kucepetin untuk menghindari perasaan menggondokan karena hanya bisa melihat tanpa mampu memahami apa yang dibicarakan.

Ceritanya tentang Satomi (Nagasawa Masami), seorang cewek pemalas yang jadi murid di akademi teknik. Karena kemalasannya, nilai-nilainya sering jelek, dan Satomi harus mengulang pelajaran-pelajaran itu lagi. Untungnya, dia punya guru yang baik dan kasih kesempatan Satomi untuk memperbaiki nilai dengan cara ikut Robot Contest.

Peraturan kontes ini adalah setiap tim terdiri dari 1 kapten, 1 operator, dan 1 mekanik, ditambah 1 robot. Tim Satomi punya Yotsuya (Ito Atsushi) sebagai kapten. Dulu, Yotsuya, semisal hadiah yang tidak seberapa, dll. Yang jadi ahli mekanik adalah Aida (Oguri Shun). Aida ini jenius, tapi dia tidak pernah bekerja sama dalam tim. Dengan Satomi yang baru sekali ini jadi operator dan sebuah robot bernama BOXhound yang masih belum sempurna, jadilah mereka mengikuti kontes ini. Dan satu lagi tokoh tambahan yang bergabung setelah babak penyisihan. Tokoh ini cuma jadi pembuat onar, yang senang banget biki aida naik darah.

Pertandingan RoboCon sendiri punya sistem eliminasi. Dua tim dipertandingkan untuk mengoperasikan robot mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari (seperti membawa benda) dalam waktu 3 menit. Desain robot itu sendiri harus memenuhi syarat seperti berat, ukuran, power supply, pembiayaan, dll.

Dibabak penyisihan tim satomi sebenarnya kalah, tapi memang diperaturan juri bisa merekomendasikan tim yang kalah untuk bisa melaju kebabak berikutnya. Dan yang beruntung itu adalah tim satomi.

Mereka memilih tempat latihan di pemandian air panas. Ibu pemilik pemandian air panas yang galak itu memberikan mereka tugas masing-masing. Aida sebagai penerima tamu, satomi sebagai pencuci piring, yotsuya sebagai tukang pembersih lantai, dan Tsukamoto Takashi(Saya gak tau namanya disini) sebagai penjemur kasur. Mereka semua selalu jadi bulan-bulanan sang pemilik pemandian air panas karena ketidakbecusan dalam bekerja.

Lawan pertama kali adalah tim dengan robot berbentuk ular. Tim satomi hampir saja kalah, tapi untungnya tim lawan mendadak robotnya mati. Bisa dipastikan mereka menang.

Lawan kedua adalah lawan yang keren. Jadi robot tim lawan punya bentuk manusia dan robot satunya sebagai pengangkat balok. Tapi sayangnya Cuma menang di kerennya doang. Tim satomi menang lagi.

Lawan ketiga adalah robot dengan pengait balok sebanyak tiga buah. Dengan mudah robot itu memasang di ketiga tempat dengan mudah. Kali ini tim satomi harap-harap cemas. Disaat seperti itu, aida dan Tsukamoto Takashi malah bertengkar. Keberuntungan sekai lagi sepertinya berpihak dengan mereka. Balok yang mereka susun sampai waktu berakhir lebih banyak ketimbang punya musuh.

Lawan selanjutnya adalah robot yang mengeluarkan jaring untuk menghalau gerakan tim satomi. Semakin tinggi babaknya memang musuhnya akan semakin sulit. Namun dengan usaha keras mereka, akhirnya mereka bisa menang.

Lawan selanjutnya adalah robot dengan tempat balok yang besar. Dengan mudah robot lawan bisa menyusun balok dengan cepat. Apalagi balok yang disusun membentuk silang, jadi tidak mudah untuk memumpuk balok lagi di atasnya. Detik-detik terakhir untuk kemenangan yang mebuatku sangat menyukainya. karena disini tim satomi mulai terlihat begitu kompak, Yotsuyo yang selama ini hanya sibuk mengamati tanpa membantu secara nyata satomi. Jadi berubah karena bentakan dari Tsukamoto Takashi. Tsukamoto Takashi dan aida yang biasaya juga sealu sibuk berantem berubah menjadi rekan setim yang saling membantu. Dan paling keren menurutku saat Tsukamoto Takashi menjadikan HPnya(layar lipat) sebagai pengganti engsel yang rusak di robot meraka. Kemanagan yang membahagiakan lagi.

Lawan terakhir dibabak final adalah musuh bebuyutan mereka. Bahkan Satomi cs sempat berentem dengan tim ini. Kemampuan BOXhound untuk menyusun balok hingga tinggi selama ini selalu gagal. Namun saat finall ini akhirnya satomi mampu mengendalikan dengan baik BOXhound dan menyusun sampai tinggi balok tersebut.

Endingnya mengandung pelajaran yang begitu dalam. Tim lawan yang selama ini jadi musuh bebuyutan malah menyambut dengan sebuah kardus yang disusun dengan huruf secara terpisan dan kemudian disusun lalu dibolak-balik menjadi sebuah kalimat yang berbeda. Aku kagum dengan robot-robot yang disini. Rasanya jepang memang sangat konsen dengan bidang teknologinya.

Aku selalu tepuk tangan setiap kali BOXhound sanggup menyusun balok. Rasanya ketegangan yang terbayarkan. Yang aku suka, cerita ini hanya berisi persahabatan, perjuangan dan kompetisi. Ini yang menjadikan flim ini rasanya membangun sauasana berbeda bagiku yang selama ini lebih sering menonton drama love jepang.



TOGA, penuh kashiat namun terabaikan


         Toga ( Tanaman Obat Keluarga) bukan istilah yang asing bagi kita mahasiwa pertanian. Aneh malah, kalau kita tak mengetahuinya. Sejak duduk di bangku SD, kita sudah diperkenalkan dengan istilah ini oleh guru kita. Serta diperkenalkan berbagai macam manfaatnya. 

            Apalagi kita di Indonesia, sebuah tanah penuh anugerah yang harus kita selalu syukuri. Indonesia memiliki banyak sekali jenis TOGA. Sebut saja bebarapa yang cukup popular kita dengar antara lain kunir, kencur, kunyit, jahe, temu lawak, temu ireng dll. Banyaknya jenis TOGA itu tak termanfaatkan dengan baik.

Kita ambil ambil salah satu contoh tanaman yaitu Temu Lawak (Curcuma yunnanensis). Temu lawak memiliki khasiat yang berlimpah diantaranya sebagai obat pegel linu, penyakit kuning, dsb. Berbagai penelitian sudah membuktikan kebenaran khasiat yang terkandung dalam temulawak tersebut. Hasil penelitian tersebut umumnya mendukung kerifan budaya nenek moyang kita.

Ketidak pedulian itu yang membuat berbagai macam khasiat itu justru dihasilkan oleh penelitian orang asing. Kita hanya sanggup menjadi pemilik yang termanfaatkan. Oleh sebab itu sudah saatnya kita beraksi nyata. Kita harus lebih peduli lagi. Kita manfaatkan semua hal yang disediakan oleh Alam di negeri kita ini. Jangan terus menjadi pihak yang kecolongan. Yang kemudian gigit jari, ketika Negara lain yang merasakan manfaatnya.

menanam TOGA di pekarangan rumah kita mungkin bisa menjadi alternatif. Bukan hal yang sulit tentunya, perawatan dari beberapa TOGA juga bukan sesuatu yang terlalu sulit dilakukan. Kita nanti akan sanggup merasakan berbagai kenikmatan sekaligus. Rumah kita hijau, bisa menjadi bisnis sampingan bagi kita, serta bisa memperoleh obat gratis dan hanya tinggal memetiknya di lahan pekarangan kita.

Percayalah ini pekerjaan kecil yang menyenangkan dan bermanfaat. Bukan hal yang sia-sia, karena sebuah kotoran hewanpun bisa menjadi bermanfaat ketika dimanfaatkan dengan baik. Jadi mari menanam TOGA!

 


Sabtu, 20 Maret 2010

Bumi, Kesatria Pohon untuk Hari Ibu


Sekolah bumi masih ramai dengan siswa-siswa yang berseliweran hendak pulang kerumah. Banyak diantaranya yang dijemput, baik oleh orang tua atau becak yang sengaja disewa untuk mengantarkan sampai kerumah. Dipojok pohon beringin, di tengah sekolah itu, bumi masih berdiri mematung. Bumi biasanya pulang kerumah dengan berjalan kaki kerana rumahnya yang tak terlalu jauh dari sekolah. Siang itu, entah kenapa bumi tidak langsung pulang tapi masih berada disekolah.
“ Apa yang akan aku berikan untuk ibuku di hari ibu nanti ya? Kue, ah itu biasa”.
“Coklat, emang ini mau valentine?”
“ Surat ucapan selamat? iya itu pasti.”
“Tapi apa lagi? Aku butuh sesuatu yang istimewa.” Gerutu Bumi dalam hati.
Bumi beranjak dari tempat duduknya. Meraih tas yang ada disebelah tubuhnya. Mengambil botol air minum di samping kiri tasnya. Kemudian meminum beberapa teguk air itu. Setelah rasa haus itu terobati, Bumi memasukkan botol air minum itu kembali ke tas. Tas berwarna hijau muda itu, berkahir digendongan punggung bumi.
***
Masih diliputi kebingungan, Bumi berjalan sambil mamandang kesamping kanan dan kiri jalan. Menendang kaleng yang ada di depannya. Merobek daun yang tadi sempat dipetiknya di perjalanan. Rumahnya sudah terlihat jelas,tapi bumi enggan mempercepat jalannya.
Di depan rumah, ibu bumi sudah menunggu buah hatinya itu. Ibunya meletakkan beberapa barang yang dibawanya dan mendekati bumi.
“Assalamu’alaikum” Salam Bumi.
“Wa’alaikumussalam”
Bumi kemudian mencium tangan ibundanya. Bundanya membalas dengan ciuman di pipi kanan dan kiri. Kebiasaan wajib yang diajarkan ibu bumi kepada anaknya. Ibu bumi meraih tas yang digendong bumi. Ibu dan anak itu masuk bebarengan. Tanpa basa-basi bumi masuk ke kamarnya. Mengabaikan tawaran ibunya untuk memakan cemilan yang sudah disiapkan ibunya.
***
Bumi mengambil selembar kertas yang sudah dihiasnya dan berisi tulisan untuk ibunya. Kertas itu dibentuk dengan bentuk hati.
“Kado apa ya?” gumamnya.
Bumi melemparkan tubuhnya ke kasur. Memejamkan matanya. Tiba-tiba tanpa disadari, bumi merasa begitu mengantuk. Kesadarannya terbawa oleh mimpi.
***
Semua berubah menjadi gelap, bumi sendirian di ruangan itu. Bumi berteriak mencoba mancari kemungkinan akan adanya orang lain diruangan itu. Tapi yang terdengar hanya gema dari suaranya yang dipantulkan tembok. Bumi mulai ketakutan.
Sekelebat sosok seperti bayangan lewat dibelakangnnya. Bumi menengok kebelankang tapi tak menumakan apapun. Bayangan hitam itu lewat lagi. Dan lagi-lagi bumi tak menemukan kehadirannya. Saat bumi mulai ketakutan dan berlari. Tendangan yang tiba-tiba mendorong bumi, bumi jatuh kelantai dengan cukup keras.
Diruangan itu tiba-tiba muncul asap, semakin lama asap itu semakin besar. Asap itu membuat bumi semakin sesak. Nafasnya tercekat. Asap itu membetuk sebuah bentuk yang nyata. Bentuk layaknya monster-monster yang selama ini hanya menjadi imajinasi di dalam flim.
“ Siapa kau?” Tanya Bumi.
“ Anak kecil berani sekali kau memasuki daerah kekuasanku. Aku adalah monster asap, aku terbuat dari asap yang kau dan manusia lain hasilkan. Aku muncul karena kalian selalu saja tak berhenti merokok, menggunakan kendaraan dengan tidak bijaksana dan kalian yang sering melakukan polusi udara lewat pabrik-pabrik yang kalian buat.” Jawab monster itu.
“ Aku tak tau, aku tiba-tiba berada di sini monster jelek. Aku ingin pulang, kembaikan aku kerumahku monster.”
“ Kau pikir aku sopirmu anak kecil. Kebetulan sekali aku sedang sangat lapar, aku akan menjadikanmu makan siang lezatku.” Sambil memainkan lidahnya.
Mulut monster itu menganga lebar, mendekati bumi. Monster itu ingin melahap bumi. Bumi hanya sanggup pasrah. Menggunakan tangannya untuk menutup matannya. Seolah sudah siap dengan nasib buruk yang akan menimpanya.
Saat mulut monster itu menganga begitu dekat. Sebuah serangan menyerang monster itu, membuatnya terjungkir. Bumi sadar yang mendorong monster asap adalah sebuah kayu berwarna coklat legam. Bumi menengok kebelakang. Ekspresi bumi berubah dengan keterkejutan.
“ Sialan kau Kesatria Pohon”. Monster asam berteriak kesakitan dengan kejengkelan yang luar biasa.
“ Kebaradaanmu di Bumi sudah tak diharapkan lagi monster asap. Kau hanya akan merusak. Aku akan mengancurkanmu. Tak ada alasan untukku untuk membiarkanmu tetap hidup.”
Buzzer Beat. Kestria pohon mengeluarkan serangan pamungkasnya.
Monster asap memudar, warna pekat berubah menjadi begitu bersih. Ruangan terasa begitu segar. Sesak nafas yang diarasakan bumi sudah tak dirasakanya. Belum sempat bumi mengucapkan terima kasih, semua berubah terang. Menyilaukan. Bumi tersadar.
“ semua hanya mimpi”.
***
Ibu pulang dari pengajian. Dengan langkah pasti ibu mengucap salam dan membuka pintu. Ibu terkejut dengan keadaan ruang tamu yang begitu gelap. Takut ada apa-apa saat rumah ditinggal kosong. Dengan khawatir, ibu menuju skalar untuk menyalakan lampu.
“MasyaAllah Bumi!!!” ibu terkejut, tapi kali ini dengan sebuah senyum kebahagian.
Sebuah pohon keci dan secarik kertas. Tak perlu berfikir lama, ibu membaca surat itu.
Selamat Hari IBU…
Terima kasih untuk semuanya IBU
Dari:Kesatria Pohon


Story Of Tim Kukuruyuk

Isti Story

 

Ahad, 4 April Pukul 16.00 di Taman Pasca Sarjana

Hari itu hendak aku melepaskan beban perjalanan, menumpahkannya dalam sebuah tawa ukhuwah. Ide gila siapa ini? Kita piknik dekat kolah masjid apung. ^_^ berangkat dari sebuah perjalanan PKM-GT hingga sampai pada persahabatan tiga orang yang akan diabadikan dalam sebuah Novel “J” yang sedang dalam proses (Proses mengendapkan ide, hehehe.. Ayo menulis lagi yuuk..)

Sebelumnya, aku akan menceritakan awal perjalanan kami..

Suatu hari aku mendapatkan SMS (alias pesan singkat).. “Mbak, mau ikut PKM-GT nggak? Kita mau bikin kaos cerpen gitu, bareng mbak Dyah” begitu inti SMS Whisnu Frian. Segera saya jawab “Ok, boleh juga,yuk.. kapan kumpul?” singkatnya begitu. Pertemuan pertama kali diperpustakaan depan balairung sayap selatan. Tempatnya cukup ekslusif dan sangat nyaman. Disana kami membahas tentang rencana yang akhirnya mereka berhasil aku jebak dalam satu kata “TORCH”. Ya, PKM GT kami mengangkat itu, dan kamipun menyusun rencana. Hingga suatu saat kami kumpul dan berencana meramaikan forum nonfiksi FLP. Tapi, kami terjebak hujan, petir, dan gelap. Namun disanalah Allah menurunkan hidayahnya pada otak kami. Ide cemerlang untuk berkolaborasi menulis NOVEL “Ahaaa!” kami menciptakan alur dan tokoh saat itu juga..

Merasa tidak cukup dengan itu, kamipun melanjutkan ide kami. Dimana coba? Di rumah sakit! Saat mereka menemaniku periksa rutin di J.I.H. Kapan lagi kita “meeting” di temapta elite seperti J.I.H? Hahaha,.apalagi diakhiri minum di Parsley (Hedonnya…bukan, hanya berbagi rezeki sedikit dari beasiswa nyasar saya ^_^)

 

Sudah cukup konsep dan siap dikerjakan, tinggal riset dan pemantapan.. Dan beberapa saat setelah itu kami kumpul lagi di Grezz Food Court, melaporkan sampai mana gerak kita menuju penulisan. Plus saling support dalam semangat menulis. Paling penting,. Kita disana saling mengenal, saling memuji, dan saling memberikan masukan positif… Subhanallah, semoga persahabatn kecil ini akan bertahan dan menjadi permata indah dalam dunia kepenulisan kelak ^-^

 

Dan…saat ini, kami duduk untuk berbagi resah dan gundah, membagi suka dan duka..melepaskan beban dan saling menguatkan… Dengan sepotong telur balado, telur cumi udang orak arik (akhirnya tahu kalo whisnu suka udang, jangan rebutan tapi ma dyah ya..hehehe), dan sayur (apa namanya ya dyah?) plus buah buahan dari wisnu, anggur, jeruk, apel.. Nyummi.. berasa makan sehat banget…kurang susu sih, hehe..

 

 

 

Setelah makan, kita curhat bareng dan ada kabar baik, Whisnu mendapatkan apa yang ia impikan (mbak ikut senang dek). Dan Dyah yang terus-terusan kita beri semangat (Ayo, kamu pasti bisa jadi jurnalis hebat!) Dan aku yang mendapatkan banyak energy positif hari itu.

 

Kami disatukan karena jodoh dariNya. Jodoh untuk sebuah persahabatan atas satu misi : Dakwah dan Menulis. Tak peduli anggapan orang seperti apa tentang kami. Namun, bagiku Whisnu dan Dyah adalah dua adik yang memberikan ketulusan dan semangat dengan esensi berbeda.

 

Nyai (Dyah Setyowati) : Gadis enerjik, cerdas, jenius, pantang menyerah, namun sedikit rendah diri, dyah..harus tunjukkan bahwa semua orang pantas dihargai dengan sesuatu unik yang dimilikinya.. Maka dari itu yakinlah pada kemampuanmu kawan! You are the best, isti banyak belajar dari Dyah…

 

 

 

Tole (Whisnu Frian) : Laki-laki yang selaslu semangat sambil mengangkat tangannya “Semangat”, adik yang cerdas dan cepat tanggap, bias diandalkan, namun setiap pujian dan kritikan harus masuk seimbang ya dek.. Jadikan kritikan adalah sebuah energy untuk perbaikan diri. Setiap masukan adalah vitamin untuk memperkuat jati dirimu. Jangan takut dikritik, karena percayalah semua orang ingin yang terbaik untukmu, dek.

Isti Mencintai teman-teman karena Allah…

Semoga ini akan bertahan sampai ajal tiba dan dengan karya kita tunjukkan pada dunia kita adalah tiga yang berharga ^_^

 

Dyah Story

Piknik Senja Akhir Pekan di Taman Pasca Sarjana UGM bersama Trio Kukuruyuk

 

Berawal dari kerinduan (?) Isti agar kami bertiga kumpul lagi sehingga dia bisa curhat, Minggu (4 April 2010) sore pun dirasa waktu yang tepat (pas udah ngumpul baru nyadar, padahal di Kehutanan lagi ada kajian manhaj).

 

Tadinya mau Minggu pagi, sekalian ke Sunmor. Tapi Wisnu baru dari Kediri dan dia khawatir belum sampai Jogja saat itu. Saya sih banyak waktu kosong jadi oke-oke aja. Tempat juga terserah. Tadinya saya usul di warung makan martabak modif di Seturan, tapi kejauhan... dan kemungkinan mahal. Wisnu malah sebelumnya usul di Istana Coklat. Yang coklat segelas harganya 13000-an itu, Nu? Boleh aja, kalau mau nraktir.

 

Minggu siang menjelang zuhur, tak dinyana kami bertiga OL di waktu yang bersamaan. Kami pun berkonferensi via YM. Lalu tercetus usul untuk piknik. Bawa tikar dan termos. Bawa makanan sendiri-sendiri. Kalau istilah Sundanya mah: botram. Ide lokasi yang tepat menyusul segera, taman pasca sarjana. Okelah kalau begitu, kata Wartegboyz.

 

Saya memperkirakan akan telat. Sebab saya rencana mau ngerjain tugas bareng kawan sampai ashar di kampus. Baru setelah itu pulang ke kosan untuk ngambil wadah dan peralatan makan lainnya, lantas nyari sayur. Wisnu katanya mau bawa buah. Isti bawa lauk. Tadinya saya disuruh bawa nasi. Tapi saya bingung mau beli di mana. Buat sarapan sebelumnya saja akhirnya saya makan di warung burjo karena warung makan langganan pada tutup. Selain itu saya juga lagi ribet mikir karena ada dua orang lagi yang lagi ngajak YM-an. Bunyi “pop” serasa tiada mau henti. Singkat cerita, Isti lah yang membawa nasi.

 

Karena nggak ada yang ngerti cara ngerjain tugasnya gimana, akhirnya acara ngerjain tugas bareng kawan berakhir lebih cepat. Saya pikir sebaiknya saya langsung ke kosan saja. Sampai di kosan, tadinya mau ngaso dulu sambil dengerin musik dan ngetik-ngetik apa gitu, tapi ternyata waktu udah mepet. Saya pun nyiapin apa yang mesti dibawa. Baru sempet dengerin musik bentar, udah azan ashar aja. Ya udah, solat dan ganti baju deh....

 

Setelah itu, pergilah saya mencari sayur. Tadinya saya mau ke Rejeki, tapi melihat waktu yang sudah makin mepet jam setengah empat (waktu janjian), akhirnya saya memilih untuk lebih menyingkat waktu. Saya pun belok ke Tazkia saja, meskipun kata teman saya di situ sayurnya banyak pecin. Emang sih, asin banget kalo makannya digado, nggak pake nasi.

 

Tadinya kalau ada sop saya ingin beli itu, sebab Wisnu titip sayur berkuah. Tapi nggak ada. Akhirnya saya beli sayur lain yang masih tersisa, 2 macam. Yang penting daun-daunan toh. Dan ada kuahnya jugalah, meski dikit. Entar kalau kurang campurin ma air putih saja, begitu saya rencana bilang sama Wisnu kalau anak itu protes.

 

Wisnu juga minta dibawakan kertas minyak untuk jaga-jaga, 3-4 lembar. Kepada mas kasir saya tanya apakah saya bisa beli kertas minyak juga. Heran aja mas kasir. Katanya, “Ambil aja.” Hehe....

 

Baru beberapa langkah dari Tazkia, Wisnu sms lagi. Titip kerupuk, katanya. Waduh, malas nian di petang panas begini balik lagi. Nanti sajalah kalau lewat warung atau apa begitu yang jualan kerupuk.

 

Saya sempat melongok ke balik pintu Bakso Pak Ateng, tapi kerupuknya habis. Akhirnya di Rizky saya bisa mendapatkan 3 bungkus kerupuk rambak, yang masing-masing seharga 500, yang panjang-panjang. Kalau yang bulat-bulat harganya 1000. Lah, paling kalau ditimbang juga beratnya sama-sama aja, nggak bakal nyampe 2 kali lipatnya... :p

 

Sebelah tangan menenteng plastik Amanda yang berisi wadah sayur, kerupuk, dompet, gulungan kertas minyak... Dengan rok gejet, saya mempercepat langkah ke kawasan pasca sarjana. Amboi, rusuh nian. Kalau pakai rok lebar tentu saya bisa berjalan lebih cepat dan lebih hemat tenaga. Terik mentari ikut-ikutan menentang. Menyengat kulit yang sudah legam. Jalan seperti tiada habisnya. Meski demikian rasanya hati tak sabaran dan ingin pamer: hei, saya mau piknik loh!

 

Terengah-engah, saya memasuki gerbang kawasan yang dituju. Sebuah motor baru saja masuk dan sudah melaju terus di depan. Itu kayaknya Wisnu. Saya pun berlari-lari kecil. Pas sudah ketemu Wisnu beneran, saya ngos-ngosan.

 

Kata Wisnu, Isti lagi nyari tempat yang enak. Kami pun mencari Isti. Tidak usah sampai putar-putar, kami menemukan Isti sedang duduk dengan antengnya di suatu dataran berumput di atas kolam, seberang masjid apung. Tempat yang cukup lega untuk kami bertiga. Kami bersuka cita. Masing-masing mengeluarkan penganan yang dibawa.

 

Isti membawa 3 bungkus nasi, rantang berisi 2 macam lauk, piring-piring, seplastik berisi beberapa bungkus biskuit. Wisnu bawa buah-buahan. Saya bawa sewadah sayur, sendok dan garpu, dan piring-piring. Wisnu ternyata udah bawa beberapa gelas air mineral. Wah, selamat deh botol air mineral isi 1,5 L yang saya bawa...

 

Kami berasa para tokoh dalam ceritanya Enid Blyton. Itu loh, yang cewek-cewek sekolah di asrama (St. Clare apa Mallory ya? Apa lima sekawan malahan?) terus kalau tengah malam suka pada curi-curi kesempatan piknik di tepi kolam gitu. Selalu saja ada limun, roti isi, dan penganan lainnya yang mereka bawa dan menggiurkan pembaca—saya maksudnya. Kini mereka yang boleh iri sama kami, soalnya kami tidak pakai curi-curi!

 

Sebelum mulai makan, kami foto-foto dulu. Dengan suatu trik yang pernah saya praktikkan dengan teman-teman saya yang lain, kami bisa foto bertiga, wuahahahahah.... padahal cuman pake kamera hape.

 

Dan sebelum benar-benar makan, seharusnya forum dibuka dulu dengan salam dan doa. Tapi kami udah pada main suap aja. Untung belum sampai suapan terakhir, kami ingat buat membuka forum.

 

Dipimpin Wisnu yang udah mulai ngunyah-ngunyah, forum dibuka. Dilengkapi dengan doa makan tentu.

 

Untung Wisnu nggak protes dengan sayurnya. Saya bilang kalau sayur di Tazkia banyak pecinnya. Isti langsung berdoa demi keselamatan tubuh kami, waha. Isti memasakkan kami balado telor dan orak-arik (?) telor. “Jadi kayak di upgrading”, kata Wisnu. Ya, soalnya selain balado, kerupuk rambak ikut menjadi teman makan juga. Biarpun menunya hampir sama, tapi tempat makannya lebih menyejukkan mata, hehe...

 

Orak-arik (?) telor Isti bentuknya memang meragukan. Sekilas mungkin bakal terlihat seperti pepes tahu yang hancur lebur atau muntahan (^^V), tapi ternyata di dalamnya ada harta karun... Saya dan Wisnu berebutan udang tapi saya yang dapet duluan. Untuk menghibur Wisnu, Isti memberikannya potongan cumi. Tapi Wisnu akhirnya nggak mau dan memberikannya pada saya. Saat menemukan udang lagi, Isti histeris memberitahukan Wisnu, seperti setelah sekian lama nungguin pancingan akhirnya dapat ikan juga. Wisnu akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya...

 

Wisnu jadi juara pertama yang menghabiskan makanan. Saya dan Isti, hm, saya nggak memerhatikannya. Yang jelas kami merasa kenyang dan puas! Penganan lainnya harus menunggu untuk bisa kami masukkan ke dalam perut.

 

Setelah hidangan utama habis, masuklah kami ke acara inti. Apakah itu? Itu adalah forum curhat!

 

Mulanya kami sharing mengenai gambaran akan masa depan kami masing-masing. Isti pingin mewujudkan sesuatu yang membuat namanya akan dikenang selalu. Saya masih disorientasi. Wisnu pingin melanjutkan studi ke Jepang, mengunduh dorama sebanyak-banyaknya di sana, lalu buka rental dorama di tanah air.

 

Tidak hanya itu, Isti juga me-review kembali catatan yang kemarin di-upload-nya di Facebook, mengenai sesuatu yang akan terus menggerogoti hidupnya. Yang akan terus mengajaknya bergulat. Isti harus selalu menjadi pihak yang kuat jika tidak mau dibuat terkapar. Betapa dia ingin orang-orang tertentu memahami bahwa dia nggak ingin dipandang lemah. Bahwa dia ingin tetap berkontribusi dengan segenap kemampuan yang ada. Saya tahu kamu pasti bisa, Isti, menunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang kuat, secara mental dan fisik. Menggugah orang lain untuk juga tidak mau kalah dalam berbuat kebaikan. Tsaaah...

 

Sementara itu, Wisnu sedang berbahagia. Sesuatu yang baru, yang harus ditebus dengan mahar yang mahal, telah memasuki kehidupannya yang selama ini termarjinalkan. Dia masih menikmati masa bulan madunya. Cuman itu curhatnya. Nggak seru kamu, Nu.

 

Hihi.

 

Hari sudah makin gelap aja. Padahal mungkin ada aja hal yang bisa kami perbincangkan dengan seru. Hal-hal yang bisa kami bagi, sehingga kami bisa mengenal satu sama lain lebih dekat. Belajar memahami karakter dan kehidupan orang lain. Bahwa orang lain memiliki kehidupan yang sedemikian berbeda dengan kita. Bahwa apa yang kita bagi, setelah dikeluarkan, ternyata bukan hal yang sebegitunya perlu dikhawatirkan. Segala masalah yang dibagi seolah tidak ada artinya lagi setelah disampaikan pada orang lain. Karena kita telah sampai pada suatu kesimpulan, tidak ada solusi selain satu: “berbuat”. Perkataan orang lain tidak akan membantu kalau kita sendiri tidak “berbuat”.

 

Hm, yah, begitulah menurut saya. Pertemuan dengan Isti dan Wisnu, sejak kami nggak lagi ngomongin PKM GT Kukuruyuk, entah itu di Mal Malioboro, lobby JIH, Grezz, maupun taman pasca sarjana, selalu memberikan saya inspirasi untuk dibawa pulang ke rumah, dituangkan kembali dalam lembar catatan harian. Tidak hanya karena mendapatkan inspirasi, saya juga merasa puas karena telah berbagi, meski tidak semuanya. Dan pada pertemuan kali ini, tidak hanya inspirasi yang bisa saya bawa pulang ke rumah, tapi juga perut yang kenyang dan beberapa butir apel serta sebungkus crispy crackers utuh dari Wisnu (XD).

 

Acara pun ditutup tidak hanya dengan doa, tapi juga dengan jeritan-jeritan dari Wisnu dan saya karena di tas Wisnu ada ulat. Hahaha....

 

Terima kasih, Isti dan Wisnu. Makanan dan traktiran mungkin hanya kalian bagi pada pertemuan tertentu, tapi tidak dengan inspirasi. Selalu menyembul setiap kali kita bertemu. Rasanya saya ingin pamer, kita bisa kontinyu kumpul. Meskipun belum nyampe 2 bulan, tapi rasanya seolah kita ini udah suka nongkrong bareng sejak lama banget aja.

 

Kami hanya sekumpulan manusia yang menemukan satu sama lainnya sebagai manusia lain yang enak untuk diajak berbagi. Dan setiap orang melakukannya.

 

*DSA*

 

Wisnu Story

 

Aku tak mau memberikan judul untuk tulisan ini( kenapa? Suka-sukalah)

 

The Lucky Laki Sahabat

Aku suka Lampard

Kamu suka Owen

Aku suka Metallica

Kamu suka Agnes Monica

Aku suka Rooney

Kamu suka Anelka

Aku suka Amerika

kamu suka Jamaika

Reff:

Meski kita tak sama

Bukan berarti kita tak bisa bersahabat

Meski kita tak sama

Bukan berarti kita harus bermusuhan

Aku suka Inggris

Kamu suka Perancis

Aku sukanya meringis

Kamu suka menangis

 

 

Rasanya sebenarnya semua itu ibarat benang yang selalu terhubung antara satu dan yang lain dan lainnya. Aku selalu bangga bilang kalau Allah itu selalu mengatur segalanya dengan begitu indah. Manis dan pahit. Bisa bertemu dengan si A dan si b;atau si C dan si D; atau si E dan si F; atau si G dan si H; (LANJUTKAN sendiri ya) sebenarnya sudah diatur.

Kalau boleh sombong(aku menaikkan kerah bajuku sedikit keatas), akulah yang jadi inisiator pembentukan tim kukuruyuk ini. Tim yang awalnya cuma ingin bekerjasama mengerjakan PKM GT, eh malah jadi kecanduan untuk terus bekerja sama. Ehm…mungkin karena obsesi kami untuk menggantikan trio kwek-kwek yang sudah bubar itu.haha…bukan, bukan!

Kami itu aneh atau memang aneh, pokoknya tidak ada kata aneh selain aneh. Gimana sih maksudnya? (Gak penting…). Jadi kami selalu punya tempat dan kejadian yang serba mendukung untuk aku menyebutnya sebagai “keajaiban”.

 

Dari kedinginan karena AC di Perpus pusat 2 UGM( dasar orang desa!), terjebak hujan dan gelap di Balerung, di perpus kedokteran, melihat seliweran bule-bule Malaysia di dekat kos mbak isti, main Games di Mall Malioboro, Rumcay, merasakan jadi orang kaya di Pizza Hut, numpang ngobrol di rumah bu nastiti, menikmati sensasi hujan nan indah dari jendela J.I.H yang eksklusif itu, di Grezz yang untuk pertama kalinya aku mengenal pancake, sampai piknik dibawah pohon di Pasca sarjana. Wah tak terasa sudah sering ya???

 

Kalau yang main Games di Mall Malioboro, numpang ngobrol di rumah bu nastiti, Pizza Hut bisa dibaca di blogku, frianwisnu.blogspot.com. maaf numpang promosi blog. Dijamin gak rugi kok!halah….

Karena yang di Pasca sarjana sudah dibuat ceritanya sama mbak dyah sama mbak isti, maka aku akan membuat cerita di tempat lain aja. Aku akan bercerita yang lain saja.

Di Perpus Kedokteran

 

Wah, tiga mahasiswa dari tiga jurusan yang berbeda berada di perpus kedokteran. Aneh rasanya, bukunya rasanya terlihat asing. Buku opo itu. Mana masuk harus bayar 3000 kalau dari fakultas lain. Emang kenapa? Apa sebegitu tidak percaya mereka terhadap mahasiswa luar fakultas ya? Fotocopy juga harus bayar 5000, ih kok mau pinter aja harus bayar mahal. Bukan hanya itu, kami harus siap di hina oleh petugas perpusnya. Ah…mbaknya resek. Emang kalau bukan anak kedokteran gak keren ya? GAK JUGA!

 

Terjebak hujan di balerung…

 

Pengennya sih ikut forum. Eh malah gak ada yang datang. Sudah menunggu berjam-jam, sampai spora tumbuh di sekujur tubuh kami (Bukan panu atau kudis). Dengan ditemani mas hasan. Aku, mbak Isti, mbak Dyah malah asyik ngobrol senderi. Dan aku melihat mas hasan hanya duduk sendiri. Entah merenung atau apa. Atau sebenarnya dalam hati bilang “Ih ngapain sih 3 anak itu, malah heboh sendiri”. Sumimasen mas hasan.

 

Suasana gelap nan mencekam saat itu meliputi sore itu. Kami malah jadi fobia berlebihan. Karena lampu mati, hujannya deras banget, angin seperti putting beliung dulu, petir menyambar dan lampunya mati. Sangking fobianya kami mematikan semua benda yang berbau elektromagentik(laptop, HP dst)soalnya karena takut tersambar petir. Btw, Dasar wanita, malah inget jemuran lah, inget komporlah inget ini dan itulah. Fiuh…untung aku pria. Gak punya hal beribet.

 

Grezz deket Rumcay

 

Aku sih fine-fine aja mau kemana, mau di kafe OK lah, di Warteg OK lah, di angkringan OK lah. Kali ini sih di Grezz. Masih tetap seru. Bahkan salah satu yang paling seru.

Di sana kami memesan eskrim dan makanan yang baru ku kenal. Aku sih ngikut-ngikutan beli yang namanya pancake( benar gak sih tulisannya). Kayaknya sih bentuknya seperti serabi, tapi ada yang dikasih eskrim, strawberry, oreo dan cokelat.

Kami kembali merajut cerita tentang novel kolaborasi kami yang berjudul “J”. kok rasanya tanpa kami sadari, kami membuat masa depan kami dalam cerita novel ini(iya gak sih). Karakter tokoh yang kami buat hampir sama dengan kami. Cerita masa depannya hampir sama dengan rencana masa depan kami. Jadi, aku lebih suka menyebut kalau novel ini adalah novel obsesi.hehe…

Berlanjut cerita tentang kami masing-masing. Semua bercerita, baik positif maupun negatif yang kami miliki. Kami berusaha sejujur dan seterbuka mungkin. Pokoknya kami harus mengenal satu sama lain. Rasanya jadi melihat sesuatu yang selama ini tak kuketahui dari mereka.

Kami pulang…

 

Btw, Ya…namanya laki-laki sendiri, aku harus mampu menjaga dan memahami para calon ibu-ibu itu. mereka ya, seperti wanita biasanya yang menyelesaikan dan melihat segala sesuatunya dari sudut pandang gender mereka. kadang aku hanya bisa geleng-geleng atau hanya sanggup diam kalau sudah tak mengerti apa yang dibahas mereka. Tapi kalau bertemu mereka berdua rasanya jadi gak terlalu kangen lagi dengan ibuku. Apalagi waktu-waktu itu, ibuku sedang operasi. Mereka seperti menghiburku. Tapi jadi belajar banyak tentang wanita…

 

Rabu, 10 Maret 2010

Sahabatku,Marcelino*!

Sejujurnya aku tak terlalu mengenalnya, begitu sebaliknya. Satu hal yang membuatku menyukainya adalah dia mirip dengan kacamataku yang hilang. Dari banyak hal. Baik fisik maupun non fisik. Kenangan dengan kacamata jadi teringat kembali. Dan aku menyukainya.
Kemarin aku menjenguknya di JIH. Dia sakit Thypus. Aku menjenguknya malam hari. Bahkan terlalu malam. Sebenarnya tak enak juga menganggu waktu istirahatnya. Sudah gitu aku dan temanku tak mebawa secuilpun makanan. Dasar!
Aku melihatnya tergolek lemah di kasur. Ruangannya memang mewah, fasilitasnya lengkap. Tapi apa gunanya itu bagi orang sakit? Tak ada! Dia hanya merasakan sakit. Aku tak tega melihatnya.
Ketika dia tertidur aku mengamatinya. Mengamatinya dalam-dalam. Mengamati setiap bagian tubuhnya. Aku merasakan seperti abu bakar yang menemani di detik -detik akhir hidup rasulullah. Melihatnya begitu lemas, membuatku tak tega. Aku seperti melihat sosok lain yang selama ini terlihat semangat.
Aku juga melihat setiap tetes infuse yang masuk kedalam tubunya. Aku semakin tak tega. Aku harus akui, aku tak menyukai jabatannya sebagai ketua BEM. Bagiku jabatan itu hanya jabatan yang tak penting dan sekedar politik serta kekuasaan belaka. Tapi melihatnya dalam keadaan seperti itu, membuatku sedikit simpatik. Seolah ada tanggung jawab dan beban yang masih mengganjal dalam dirinya.  sakitnya membuat dia tak bisa menjalankannya.
Ah sudahlah, biarkan aku mengenalnya lebih dalam lagi. Memahaminya lagi. Semoga lekas sembuh sahabatku!
* Marcelino=bukan nama asli

Lebaran Ayam Tempe


















Lebaran dalam keluargaku atau mungkin di setiap keluarga selalu identik dengan yang namanya makanan enak. Sebutlah opor ayam, ketupat, ayam goreng dan para kroni-kroninya. Semua menjadi sajian khas yang menggoda dan selalu kita rindukan. 
Lebaran kali ini pun juga demikian. Aku menikmati sajian itu semua di tengah indah kebersamaan keluarga yang sudah sekian lama tak bertemu. Namun, berbeda dengan kisah sahabatk. Kisah yang membuatku menohok. Membuka sebuah sisi lain yang selama ini tak terlalu kupedulikan. Apalagi ini dialami sahabatku sendiri. Mengharukan.
Dia bercerita akan masa kecilnya. Masa kecil yang kalau kata lakso( bukan nama asli) adalah masa kecil yang penuh perjuangan. Orang tuanya yang berprofesi sebagai petani harus menghidupi sepuluh anak sebagai tanggungan. Bukan hal mudah tentunya. Penghasilan yang sangat minim itu membuat keluarga lakso harus hidup dengan pengiritan ekstra.
Kalau biasanya keluarga lain menikmati lebaran dengan opor ayam. Tapi tak begitu dengan keluarga lakso. Ibu lakso selalu memberikan anak-anaknya dengan sepiring nasi dan seiris tempe. Lakso dan saudara-saudaranya tak pernah merasa keberatan. Lebih tepatnya lakso dan keluarganya memang harus menerima itu. Tak ada alasan untuk menolak. Bahkan harus bersyukur.
“Biasanya kami cuma makan nasi putih dengan sambel korek. Tempe sudah jadi makanan enak bagi kami. Tak mungkinlah kami memprotes itu semua” ujar Lakso.
Ibu selalu menyuguhkan tempe dan sepiring nasi dengan senyuman. Ibu juga selalu berkata nikmati aja tempe ini dan bayangkan tempe ini sebagai ayam. Pasti kalian akan merasakan nikmat yang sama. Ajaib. Tempe itu memang terasa ayam goring. Lezat. Dan selalu demikian tiap tahunnya lakso dan keluarga menikmati lebaran.
Cerita lakso memang selalu menyadarkanku akan sebuah kesabaran. Mengajarkan tentang esensi lebaran yang tak selalu harus dinikmati dengan makanan enak. Karena hal terdasyat yang sebenarnya kita nikmati dalam lebaran adalah KEBERSAMAAN. Tanpa makanan enakpun kita akan merasakannya. Seperti lakso yang selalu menikmati tempe ayam di setiap lebaranya.




With Good Friends and Great Pizza









Sabtu, 6 Maret 2010…

Kutulis 10 Maret 2010…
Pagi menjelang siang di hari sabtu itu terasa begitu cerah. Panas matahari tidak terlalu berlebihan. Sesuai rencana, aku, mbak isti dan mbak dyah akan pergi ke rumah Dr.biol.hom Nastiti M,sc dosen pembimbing PKM –GT kami. Kami ingin bertanya terkait dengan PKM –GT kami. Rumahnya ternyata tak terlalu jauh dari Rumcay.
Ngobrol banyak hal dengan bu nastiti. Ibunya masih muda banget, tapi katanya sih sudah berumur 40 tahunan. Wah tapi masih terlihat imut tapi terbalut intelejensi yang tersirat. Selesai dari sana. Kami menjalankan rencana gila (biarkan aku menyebutnya demikian) Pergi ke Pizza Hut.
Karena pertimbangannya di Pizza Hut deket tugu itu musholanya cowok – cewek campur. Maka kami memilih untuk ke Malioboro Mall. Sesampainya di Mall, kami jalan-jalan dulu buat nunggu waktu dzuhur. Nanggung banget kalau sudah di Pizza Hut nanti keluar buat sholat.
Tiga mahasiswa dari tiga fakultas berbeda, tapi satu kesamaan kami full praktikum. Kehidupan kami penuh dengan yang namanya praktikum. Pekerjaan tetap kami adalah pembuat laporan. Setia setiap hari dengan kegiatan itu. Jadi waktu sampai Mall, rasanya ini dunia luar kami yang sudah tersita karena kesibukkan kuliah kami. Seperti burung yang terlepas dari sarangnya.
Ide gila datang dari mbak dyah, main games. Rasanya aku juga lama sekali tidak menikmati dunia ini. Mengisi saldo buat main, tapi tak banyak. Permainan pertama yang kami mainkan DDR. Begitu namanya, aku tak paham. Game ini pokoknya yang dance mengikuti arah di layar. Seru, sehat dan payah ( untuk aku dan mbak isti…hehe). Game selanjutnya adalah yang muku rebana. Salut, mbak dyah memang mempertanggung jawabkan ke metropolisannya.
Tiba saatnya setelah sholat dzuhur makan pizza. Kami memesan Pizza Pop Crust, minuman yang berbeda dan satu es krim untuk bertiga. Serasa jadi borjuis untuk sehari. Aku mengamati orang disekitarku, semua terlihat orang berkantong tebal. La kami? mahasiswa langganan burjo. Hehehehe…
Ngobrol naglur- ngidul dengan berbagai macam topik sampai tak terasa hampir 2 jam lebih. Ketawa-ketiwi, saling mengejek dan berbagai macam obrolan penting maupun gak penting lainnya. Satu hal lagi yang kita lakukan foto-foto di setiap kesempatan. Norak abis.
Setelah bosen, tibalah waktu untuk membayar. Bond putih kecil dikeluarkan sama si mbaknya. Rp 140.000. Ha? Mahal abis, perorang kira-kira harus bayar 40 ribu lebih dikit. Bisa buat makan 8 hari tu. Jatuh miskin mendadak.
Setelah dari Pizza hut, rasanya masih belum niat pulang. Jalan-jalan lagi. Pergi ke Gramedia di mall itu. Bukanya Cuma baca buku, kita malah bikin forum di dalam sana. Duduk melingkar dan cuek dengan kondisi sekitar kami. Peduli amat.
Tapi sepertinya bukan forum sia-sia, kami mengobrol tentang produktifitas kami menulis. Semua mengerucut kedalam satu tujuan berkolaborasi untuk satu novel. Ah, rasanya kami jadi tim yang solid. Perjalanan yang menyenangkan!
Catatan kecil tentang personil tim PKM-GT
Mbak Isti=mande= sang sanguis koleris. Komandan yang hobby banget nyuruh. Sering berkomentar ini dan itu. Tapi selalu menjadi pihak yang paling berjuang diantara kami bertiga. Semangatnya yang paling menggebu-gebu.
Mbak Dyah=Nyai= orangnya konyol. Pinter. Selalu menjadi pihak yang akhirnya menjadi common enemy. Selalu sanggup mengimbangi gaya berfikirnya mande yang meletup-letu ataupun gaya berfikirku yang melompat-lompat. Halah…
Aku= Tole. Aku tak mau mengoreksi diriku sendiri. Hahaha!
Kami menamai tim kami Tim Kukuruyuk( niatnya sih membangkitkan euphoria tri kwek-kwek yang sudah ngilang dan sempat Berjaya itu).


Selasa, 09 Maret 2010

24 Jam Penuh Barokah

Islam itu sebuah agama yang paling sempurna. Islam mengatur kehidupan kita dari bangun tidur hingga kita beranjak tidur lagi. Tapi banyak diantara kita yang melupakan atau mungkin masih tidak mengetahui sebenarnya bagaimana tuntunan islam dalam mengatur hal kecil hingga besar yang senantiasa kita lakukan setiap hari. Jadi, semoga uraian singkat yang penulis rangkum dari berbagai sumber bisa membantu pembaca agar mejadikan waktu 24 jamnya menjadi ibadah.

Tidur Bikin Mimpi Indah
Apabila engakau hendak tidur , maka terlebih dahulu wudhulah sebagaimana kau berwudhu jika hendak sholat. Kemudian berbaringlah diatas sisi badanmu sebelah kanan dan ucapkanlah,” Ya Allah..kuserahkan jiwaku kepadaMu, kuletakkan urusanku kepadaMu,dan kusandarkan punggungku padaMu. Sebagai rasa suka dan rasa takut padaMu. Tidak ada tempat bersandar dan tidak ada pula tempat berlindung kecuali padaMu. Aku beriman kepada kitabMu yang Engkau turunkan dan nabiMu yang Engkau utus.” Dan jadikanlah ini sebagai akhir ucapanmu. ( HR Al Bukhari & Muslim, dari Al Barra’ ibn Azib)
Menurut banyak riset bahwa orang-orang cerdas memiliki waktu tidur yang sangat sedikit. Mungkin karena mereka merasa memiliki kewajiban yang tak mungkin sanggup dikerjakan hanya dalam 24 jam. Jadi perlu pengoptimalan waktu sebagai manejemen diri dalam melenjitkan diri dengan potensi agar bisa menyelesaikan kewajiban itu.
Sebelum tidur alangkah baiknya kita mengucapkan doa sebelum tidur:
بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ
Bismikallahumma ahyaa wa bismika aamut ( HR. Bukhari)
Doa ini untuk memasrahkan diri kita atas segala hal yang akan terjadi kita tidur. Kematian itu hanya Allohlah yang tau. Bisa saja Alloh berkenan mengambil nyawa kita ketika kita sedang dalam keadaan tertidur. Jika kita membaca siroh maka banyak sahabat yang mereka mati disaat sedang tertidur yang kebanyakan karena ditikam musuh karena kita dalam keadaan yang tak sadar saat kita tidur. Jadi, doa ini adalah tawakalnya diri terhadap segala qada dan qadar yang akan terjadi.
Ada awal pasti akhir dong. Jadi kalau ada doa sebelum tidur ya pasti ada doa setelah tidur. Doanya sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُور
Alhamdulillahilladzi ahyaana ba’da maa amaatana wa alaihin nusyur
Jika kita awali dengan sebuah doa yang memiliki esensi ketawakalan maka doa setelah tidur ini memiliki esensi syukur. Ya sepatutnya lah kita bersyukur setelah diri kita ini dimatikan (tidur) yang dimana kita berada di alam lain. Yang mungkin saja karena asyiknya kita kebablsan hingga kita tak bisa kembali ke dunia nyata. Maka sepatutnya rasa syukur itu kita ucapkan karena ternyata kita masih diberi kesempatan untuk bisa membuka mata kembali dan meniti hari kembali.
Makan Bikin Kenyang

Adab makan
a.Bersihkan kedua tangan agar menghilangkan kuman yang menempel ditangan
b. Duduk tahiyat
c. Awali dengan doa sebelum makan
Bismiilah( HR.Bukahri)
“Dengan menyebut nama Allah”
“ jka Rasulullah disuguhi makanan , beliau mengucapkan: “ Bismillah.” Dan jika telah selesai makan, Beliau berdo’a : “ Ya Alloh, Engaku telah memberi makan , memberi minum, memberi harta, member hidayah dan member penghidupan . Hanya milik Alloh-lah semua pujian, atas semua yang telah diberikan.” ( HR.Imam Ahmad )
Ini versi lengkapnya:
” Allohumma baariklanaa fiimaa rozaqtana waqina’ adzaabannaar”
artinya: ”Ya Alloh, berkahilah semua yang Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”.
d. Jika kita lupa membaca Bismillah maka Rasulullah bersabda:
“ Jika seseorang diantara kamu ketika hendak makan supaya membaca bismallah. Maka jika lupa pada awalnya, hendaknya membaca Bismillah awaalahu wa akhirahu” ( HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)
e. Makan sebelum kenyang dan berhenti sebelum kenyang
f. Ambil makanan dari pinggir bukan dari tengah.
Rasulullah bersabda ,” Berkah itu turun di tengah-tengah makanan , maka makanlah makanan dari tepinya dan jangan makan dari tengah – tengahnya” ( HR.Abu Dawud dan Tirmidzi)
g. Ambil dari yang paling dekat. Amru bin Abi Salamah ra. Berkata, Rasulullah saw bersabda:
“ Bacalah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan dari yang dekat-dekat kepadamu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
h. Makan menggunakan tangan kanan. Aisyah ra. Berkata,
“ Adalah tangan Rasulullah saw yang kanan untuk bersuci dan makan, tangan kiri untuk istinja’ dan segala yang kotor” ( HR. Abu Dawud)
i.Sunnahnya menggunakan tiga jari dan memakan yang menempel pada jari hingga bersih. Ka’ab bin Malik ra. Berkata,
“ Saya melihat Rasulullah saw makan dengan tiga jari, jika selesai lalu memakan apa yang masih menempel pada jari-jarinyanya hingga bersih” (HR.Muslim).
j. Kalau sudah selesai makannya harus ditutup dengan doa juga.
Alhamdulillahil ladzii ath’amanaa wa saqoona waja’alana minal muslimin.
artinya: ”Segala puji bagi Alloh yang telah memberi kami makan dan minum dan telah menjadikan kami sebagai muslim”.

Mandi Bikin Bersih
Kalau masuk kamar mandi ayo baca ini dulu, kerana tanpa kalian sadari Kamar mandi itu istananya syetan. Ih serem!!!
Allahuma innii a’uudzubika minal khubuutsi wal khabaa-its
“ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan dan kotoran”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Berpakaian
Ini doa kalau mau pakai baju.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرَ مَاهُوَلَهُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّمَاهُوَلَهُ. رواه ابن السني عن أبي سعيد الخدري
Artinya :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya (pakaian ini) dan kebaikan yang untuknya ia diciptakan. Dan aku berlindung pada-Mu dari keburukannya (pakaian ini) dan keburukan yang untuknya ia (biasanya) dipergunakan.” (HR. Ibnu Sunni dari Abi Said Al-Khudri).
Kalau mau melepasnya.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرَ مَاهُوَلَهُ، وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّمَاهُوَلَهُ. رواه ابن السني عن أبي سعيد الخدري
Artinya :
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya (pakaian ini) dan kebaikan yang untuknya ia diciptakan. Dan aku berlindung pada-Mu dari keburukannya (pakaian ini) dan keburukan yang untuknya ia (biasanya) dipergunakan.” (HR. Ibnu Sunni dari Abi Said Al-Khudri)
Kalau mau pake baju baru yang masih gres-gresnya juga perlu lo untuk mengucapkan doa, biar berkah baju baru kita itu. Nah, seperti ini doanya.
Allahuma lakal hamdu anta kasautaniihi asaluka min khairihi wa khairi maa shuni’a lahu wa a’uudzu bika min syarrihi wa syarii maa shuni’a lahu.
“ Ya Allah Bagi-Mu segala puji, Engkau –lah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu yang ada pada pakaian ini. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan dari kejahatan sesuatu yang menyertai pakaian ini.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Tolabul Ilmi Bikin Pinter













"Ya Allah berilah manfaat untukku ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku ilmu bermanfaat bagiku serta tambahkan untukku ilmu. Segala puji bagi Allah atas segala keadaan. Dan aku mohon perlindungan kepadamu dari siksa api neraka.” (HR. Ibnu majah)
Biar afdhol diakhiri dengan doa penutup majelis
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭﴿ثلاثًا﴾٭
Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Selamat mempraktikan. Semoga bermanfaat!


Sabtu, 06 Maret 2010

Menjadi Luar Biasa dalam Amanah

Amanah selalu identik dengan tugas dan tanggung jawab. Tapi tak semudah itu memahami mengapa seseorang itu mau berlelah-lelah memanggul amanah. Banyak alasan tentunya. Banyak kisah yang harus kita pelajari untuk setidaknya mampu mengkerucutkan menuju satu kesimpulan hal tersebut. Mulailah menyimak!
Keyakinan akan kefanaan
Kadang ketidakpahaman kita akan sesuatu yang kemudian kita jadikan alasan untuk menolak sebuah amanah. Tidak demikian dengan Nabi Luth. Berhari – hari terus disibukkan untuk membuat perahu. Sama sekali tidak meragukan dan terus membuatnya, dengan keyakinan bahwa ini adalah amanah dari Alloh SWT. Sudah tak terhitung berapa banyak orang menghinanya. Menganggapnya gila. Namun, keyakinanlah yang terus menggerakkannya. Hingga akhirnya banjir itu pun tiba. Perahu itu pun menjadi sesuatu pembuktian akan keyakinan untuk menyelesaikan amanah.Luar biasa!!!
Begitu juga dengan Maryam, ibu Nabi Isa. Dengan kisah heroiknya yang penuh keharuan diabadikan dalam Al Qur’an.
“Dan Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buar kurma yang masak kepadamu” .QS. Maryam: 25
Padahal pada saat itu Maryam hendak melahirkan. Dalam keadaan meregang nyawa menahan sakitnya. Alloh justru menyuruhnya untuk menggoyangkan pohon kurma yang besar. Sungguh perintah yang tak bisa di terima oleh akal manusia. Bahkan untuk ukuran kita, orang yang dalam keadaan sehat saja belum tentu bisa melakukan. Yah, keyakinanlah akan sebuah perintah yang membuatnya melakukannya. Meninggalkan semua logika manusiannya.
Selalu ada hak dan kewajiban yang sama
Tidak ada kekurangan yang membuat kita harus merasa bahwa kita tak akan mampu. Menyerah oleh keadaan. Merasa di pecundangi oleh keadaan. Maka marilah belajar hikmah dari Bunga Tulip. Bukankah kita sepakat bunga tulip itu indah? Perpaduan beberapa warna dalam satu bunga membuatnya terlihat eksotis. Tapi sadarkah kita bahwa itu sebenarnya di sebabkan oleh penyakit?
Bunga tulip yang awalnya hanya bunga satu warna kemudian berubah menjadi bunga yang terhiasi dengan warna-warna lain. Seprti itulah harusnya, kekurangan yang kita miliki harusnya bisa membuat kita menjadi indah. Bukan menjadi busa-busa dari alasan kita.
Menjadi luar biasa
Bukan amanah yang mengatur kita tapi kitalah yang harusnya mengatur amanah. Sayangnya untuk menaklukkan amanah, dibutukan sesuatu yang luar biasa. Tapi yakinlah kita selalu bisa melampui sekat-sekat kapasitas kemapuan diri kita. Bahkan di alam liar kadal betina dapat berubah menjadi kadal jantan. Melampaui kapasitasnya sendiri.
Selalu berakhir membahagiakan
Tak pernah terbayangkan olehku sosok seorang Saad bin Mu’adz. Sosok yang mampu menggoncangkan singgasana Alloh. Singgasana yang di sangga oleh delapan malaikat, ketika kematiannya setelah terluka lama setelah perang badar. Seberapakah perjuangannya hingga hal itu bisa terjadi? Yang jelas, pasti kita akan sepakat bahwa pasti bukan perjuangan dan pengorbanan biasa yang dilakukannya.
Maka kenanglah juga, ketika ‘Ammar bin Yasir berselisih dengan Khalid bin waid. Kemudian Raulullah SAW bersabda: “Siapa yang memusuhi ‘Amma, maka ia akan dimusuhi Alloh, dan siapa yang mebenci ‘Ammar, maka ia akan dibenci Allah!”.
Hadist itu mengejutkan. Seorang hamba bisa mendapatkan hak luar biasa seperti itu. Yah, bagaimana tidak. Hukuman cambuk, hukuman bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh luka. Sama sekali tak membuatnya harus menyerah untuk memperjuangkan amanah sebagai MUSLIM. Maka, saat ini tak ada alasan lagi untuk kita. Dan yakinlah seberapa beratnya saat ini diri kita karena memikul sebuah amanah. Semua pasti akan berakhir membagaiakan. Berjuanglah!