Pages

Sabtu, 20 Maret 2010

Bumi, Kesatria Pohon untuk Hari Ibu


Sekolah bumi masih ramai dengan siswa-siswa yang berseliweran hendak pulang kerumah. Banyak diantaranya yang dijemput, baik oleh orang tua atau becak yang sengaja disewa untuk mengantarkan sampai kerumah. Dipojok pohon beringin, di tengah sekolah itu, bumi masih berdiri mematung. Bumi biasanya pulang kerumah dengan berjalan kaki kerana rumahnya yang tak terlalu jauh dari sekolah. Siang itu, entah kenapa bumi tidak langsung pulang tapi masih berada disekolah.
“ Apa yang akan aku berikan untuk ibuku di hari ibu nanti ya? Kue, ah itu biasa”.
“Coklat, emang ini mau valentine?”
“ Surat ucapan selamat? iya itu pasti.”
“Tapi apa lagi? Aku butuh sesuatu yang istimewa.” Gerutu Bumi dalam hati.
Bumi beranjak dari tempat duduknya. Meraih tas yang ada disebelah tubuhnya. Mengambil botol air minum di samping kiri tasnya. Kemudian meminum beberapa teguk air itu. Setelah rasa haus itu terobati, Bumi memasukkan botol air minum itu kembali ke tas. Tas berwarna hijau muda itu, berkahir digendongan punggung bumi.
***
Masih diliputi kebingungan, Bumi berjalan sambil mamandang kesamping kanan dan kiri jalan. Menendang kaleng yang ada di depannya. Merobek daun yang tadi sempat dipetiknya di perjalanan. Rumahnya sudah terlihat jelas,tapi bumi enggan mempercepat jalannya.
Di depan rumah, ibu bumi sudah menunggu buah hatinya itu. Ibunya meletakkan beberapa barang yang dibawanya dan mendekati bumi.
“Assalamu’alaikum” Salam Bumi.
“Wa’alaikumussalam”
Bumi kemudian mencium tangan ibundanya. Bundanya membalas dengan ciuman di pipi kanan dan kiri. Kebiasaan wajib yang diajarkan ibu bumi kepada anaknya. Ibu bumi meraih tas yang digendong bumi. Ibu dan anak itu masuk bebarengan. Tanpa basa-basi bumi masuk ke kamarnya. Mengabaikan tawaran ibunya untuk memakan cemilan yang sudah disiapkan ibunya.
***
Bumi mengambil selembar kertas yang sudah dihiasnya dan berisi tulisan untuk ibunya. Kertas itu dibentuk dengan bentuk hati.
“Kado apa ya?” gumamnya.
Bumi melemparkan tubuhnya ke kasur. Memejamkan matanya. Tiba-tiba tanpa disadari, bumi merasa begitu mengantuk. Kesadarannya terbawa oleh mimpi.
***
Semua berubah menjadi gelap, bumi sendirian di ruangan itu. Bumi berteriak mencoba mancari kemungkinan akan adanya orang lain diruangan itu. Tapi yang terdengar hanya gema dari suaranya yang dipantulkan tembok. Bumi mulai ketakutan.
Sekelebat sosok seperti bayangan lewat dibelakangnnya. Bumi menengok kebelankang tapi tak menumakan apapun. Bayangan hitam itu lewat lagi. Dan lagi-lagi bumi tak menemukan kehadirannya. Saat bumi mulai ketakutan dan berlari. Tendangan yang tiba-tiba mendorong bumi, bumi jatuh kelantai dengan cukup keras.
Diruangan itu tiba-tiba muncul asap, semakin lama asap itu semakin besar. Asap itu membuat bumi semakin sesak. Nafasnya tercekat. Asap itu membetuk sebuah bentuk yang nyata. Bentuk layaknya monster-monster yang selama ini hanya menjadi imajinasi di dalam flim.
“ Siapa kau?” Tanya Bumi.
“ Anak kecil berani sekali kau memasuki daerah kekuasanku. Aku adalah monster asap, aku terbuat dari asap yang kau dan manusia lain hasilkan. Aku muncul karena kalian selalu saja tak berhenti merokok, menggunakan kendaraan dengan tidak bijaksana dan kalian yang sering melakukan polusi udara lewat pabrik-pabrik yang kalian buat.” Jawab monster itu.
“ Aku tak tau, aku tiba-tiba berada di sini monster jelek. Aku ingin pulang, kembaikan aku kerumahku monster.”
“ Kau pikir aku sopirmu anak kecil. Kebetulan sekali aku sedang sangat lapar, aku akan menjadikanmu makan siang lezatku.” Sambil memainkan lidahnya.
Mulut monster itu menganga lebar, mendekati bumi. Monster itu ingin melahap bumi. Bumi hanya sanggup pasrah. Menggunakan tangannya untuk menutup matannya. Seolah sudah siap dengan nasib buruk yang akan menimpanya.
Saat mulut monster itu menganga begitu dekat. Sebuah serangan menyerang monster itu, membuatnya terjungkir. Bumi sadar yang mendorong monster asap adalah sebuah kayu berwarna coklat legam. Bumi menengok kebelakang. Ekspresi bumi berubah dengan keterkejutan.
“ Sialan kau Kesatria Pohon”. Monster asam berteriak kesakitan dengan kejengkelan yang luar biasa.
“ Kebaradaanmu di Bumi sudah tak diharapkan lagi monster asap. Kau hanya akan merusak. Aku akan mengancurkanmu. Tak ada alasan untukku untuk membiarkanmu tetap hidup.”
Buzzer Beat. Kestria pohon mengeluarkan serangan pamungkasnya.
Monster asap memudar, warna pekat berubah menjadi begitu bersih. Ruangan terasa begitu segar. Sesak nafas yang diarasakan bumi sudah tak dirasakanya. Belum sempat bumi mengucapkan terima kasih, semua berubah terang. Menyilaukan. Bumi tersadar.
“ semua hanya mimpi”.
***
Ibu pulang dari pengajian. Dengan langkah pasti ibu mengucap salam dan membuka pintu. Ibu terkejut dengan keadaan ruang tamu yang begitu gelap. Takut ada apa-apa saat rumah ditinggal kosong. Dengan khawatir, ibu menuju skalar untuk menyalakan lampu.
“MasyaAllah Bumi!!!” ibu terkejut, tapi kali ini dengan sebuah senyum kebahagian.
Sebuah pohon keci dan secarik kertas. Tak perlu berfikir lama, ibu membaca surat itu.
Selamat Hari IBU…
Terima kasih untuk semuanya IBU
Dari:Kesatria Pohon


Tidak ada komentar:

Posting Komentar