Pages

Senin, 15 Februari 2010

Gua Berair


     Sebenarnya ini perjalanan yang sudah cukup lama, mungkin saat aku masih di semester 2 (sekarang aku sudah semester 4), seingatku juga acara ini di adakan sama Rohis Fakulutas Pertanian. Gak tau kenapa pengen mem-flasback perjalanan itu. Suatu saat pasti akan menjadi kenangan yang indah di hari dewasaku( tak ingin menyebut kata tua karena tak pernah ingin menjadi tua).
     Pesertanya tak terlalu banyak, kebanyakan pesertanya adalah cewek. Dan itu yang membuat kami dek-dekan setiap dalam perjalanan. Tau sendirikan cewek Rohis kayak gimana? Jilbab panjang dan rok yang menjuntai. Bismillah aja.
   Gua Cermai terletak di daerah Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY. Kalau dari UGM mungkin akan membutuhkan sekitar 45 menitan. Saat berangakat kupikir gua ini, ya seperti gua biasa dengan staklamit dan staklatit yang menghiasinya. Pas sampai, wonderfull!. Beda banget, ya memang sih staklamit dan staklatit masih jadi hiasan. Nilai bedanya adalah di dalam gua terggenangi dengan air.
  Dalam otakku sudah di penuhi keseruan tersendiri. Rasanya pasti akan seru. Benar saja perjalanan begitu seru. Kami datang waktu musim hujan yang membuat ketinggan airnya lebih tinggi. Jalannya yang berundak –undak menjadikan medan terasa semakin menantang. Bodohnya adalah kami tak membawa senter dan hanya mengandalkan santer dari guide yang kita sewa Cuma Rp 10.000,00. Alhasil hanya sanggu menikmati remang-remang keindahan gua. 
    Yah sudah bisa ditebak kalau para ceweknya akan menjadi kekhwatiran kami para cowok. Gimana gak rutenya kadang bisa jadi sangat ekstrim. Air bisa menggenang sampai dada. Ini pakai ukuran ketinggian tubuhku! Bagaimana dengan mereka? Mendekati ke pintu semakin parah aja. Staklamitnya dengan staklatitnya Cuma menyisakan sedikit ruang untu lewat. Belum di tambah dengan air yang menggenang dan kondisi yang gelap karena penerangan kami terbatas. Pokoknya tidak mudah! Selalu di selingi dengan terikan,awww!!
     Panjang gua ini sekitar 3 KM dan akan keluar ke pintu keluar di sebelah kebon pekarangan warga. Tapi katanya, ada pintu keluar satu lagi yang menuju langsung kepantai dengan kesulitan yang lebih tentunya. Yang tidak terbiasa, saranku sih siap-siap aja pergi ketukang urut karena bakal dempor tu kaki!?
    Cerita ngeselinnya saat sampai d pintu keluar gua, kami kaget. Ada beberapa orang masih belum keluar. Jangan-jangan tersesat, jangan-jangan diculik hantu, jangan-jangan dimakan buaya. Pikiran aneh-aneh itu menghanatui pikiranku. Panik! 15 menit berlalu, tapi meraka tak kunjung datang. Diputuskan untuk memilih tiga orang yang akan jadi tim penyelamat. Saat tim penyelamat itu masuk, eh peserta yang hilang keluar dengan tampang innocent. Gak tau apa kami mengkhawatirkan mereka? Setelah di usut mereka di dalam cuma memuasakan untuk berfoto-foto doang. Dasar!
    Btw, Heran juga tempat sekeren ini sangat susah untuk di jangakaunya. Jalan menuju ke tempat lokasi yang tak mungkin di lewati mobil. Jadi terpaksa harus berjalan kaki cukup jauh. Tempat parkir mobilnya pun harus numpang dirumah warga. Sayang banget, mungkin di dunia aja tak semua Negara memiliki yang kayak beginian. Harusnya lebih di manfaatkan lagi!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar