Pages

Senin, 20 September 2010

Buber PIA (Paguyuban Ikhwah Alumni)-08092010

Hujan deras mengguyur  sekitaran jalan Kediri. Ini menjadi tahun ketiga saya menjadi alumni SMA saya. Untuk pertama kali pula saya melihat langsung perubanhan sekolahan saya. Walaupun secara arsitek masih sangat amat kuno nan angker. Namun beberapa fasilitas memanjakan seperti AC, Ruang kelas yang rapi dan bagus, dan Hotspot dibeberapa area telah disediakan oleh sekolah. Secara bangunan fisik juga sudah terus mengalami penambahan bangunan maupun perbaikan yang sangat signifikan terlihat. Beberapa kabar yang saya terima adalah:

Kantin digusur, diganti dengan penyediaan makanan oleh sekolahan. Wah padahal kantin menjadi tempat kesekian kami selain kelas untuk mengahabiskan waktu. Cuma di kantin kami bisa saling bertemu antar penghuni kelas. Kelas depan dengan kelas belakang, Kelas di Pojok Timur dengan kelas di pojok barat. Apalagi bagi saya yang waktu kelas tiga, kelas saya begitu dekat sekali dengan  kantin. Membuat kantin menjadi tempat keluyuran bersama teman-teman. Jadi bisa dibilang kantin menjadi satu bagian tempat yang menyatukan seluruh penghuni sekolah untuk berinteraksi dan melepas kepenatan sejenak akan beban akademis.

AC-nya abal-abalan. Katanya ACnya tidak berfungsi dengan baik. Saya jadi ingat waktu zaman masih menjadi siswa, sering sekali rebutan kipas angin ketika panas di siang hari mulai membuat kami kegerahan. Terutama hari Rabu-kamis karena Baju kasnya begitu tebal. Pada akhirnya waktu saya menginjak kelas tiga, ada kebijakan Baju kas warna kuning hanya dipakai hari Rabu, dan kamisnya menggunakan pramuka. Ini untuk mengatasi masalah kepanasan itu.

Dan SPPnya membengakak hebat. Memang demikian adanya, fasilitas yang berlimpah pasti ada harga yang pantas untuk menjadi pemabayarnya. Tapi apakah kita sekolah untuk makan fasilitas tersebut?

Maaf jadi melantur, saya hanya ingin bernostalgia dengan SMA saya. Kita kembali membahas Buber SKI. Sebenarnya ada satu hal yang membuat saya kurang sreg dengan metode buber SKI selama ini. bagi saya buber Cuma sekedar menjadi ajang reuni belaka. Padahal saat buber menjadi momentum paling sempurna untuk mendengarkan keluhan atau diskusi dengan para adek kelas yang sekarang memegang estafet perjuangan. Kapan lagi mereka bertemu dengan kakak-kakak angkatan dari berbagai daerah. Saya jamin itu hanya terjadi satu kali ini saja. Jadi saya menyayangkan tidak adanya acara yang sanggup merubah keadaan menjadi sebuah keakraban antara alumni berbagai dekade dengan almameternya.

1 komentar: